Dirilis

19 Agustus 2019

Penulis

Tim Daya Sehat Sejahtera

Berolahraga memang baik. Dengan berolahraga, badan akan menjadi lebih sehat, lemak tubuh terbakar, dan Anda bisa terhindari dari berbagai penyakit. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan setiap orang untuk melakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari. Tetapi, olahraga juga bisa berdampak buruk terhadap tubuh. Olahraga bisa menyebabkan cedera. Salah satu cedera yang biasa menimpa orang yang suka berolahraga adalah cedera otot paha belakang atau biasa disebut hamstring strain.

Hamstring strain merupakan salah satu contoh cedera akut, sering ditemukan pada cabang olahraga sepak bola, rugby, basket, kriket dan atletik. Beberapa atlet terkenal dunia pernah mendapatkan cedera ini, sebut saja Lionel Messi, LeBron James, Darren Clarke, Asley Cole, Zlatan Ibrahimovic, serta Cristiano Ronaldo.

Cedera hamstring strain memberikan kontribusi yang cukup tinggi pada masalah muskuloskeletal, yaitu sekitar 6%-29% dari seluruh cedera. Cedera berulang pada hamstring strain juga cukup tinggi, yaitu sekitar 12%-30%.

Bagaimana cedera hamstring strain terjadi
Cedera hamstring strain sering terjadi pada orang yang dituntut melakukan lari cepat (sprint), terutama pada akhir fase swing. Selama fase tersebut, otot hamstring mengalami kontraksi eksentrik dan menyerap energi dari kaki sebelum menyentuh lantai. Cedera hamstring strain terjadi ketika otot hamstring dalam kondisi meregang karena mendapat beban kerja yang melebihi kapasitasnya atau respon beban besar secara mendadak.

Otot biseps femuris yang terdapat pada hamstring cenderung lebih sering mendapatkan cedera dibandingkan otot semimembranosus dan otot semitendinosus. Hal ini dikarenakan biseps femuris mendapatkan jumlah terbesar dari perubahan panjang dan memperlihatkan jumlah terbanyak efek negatif selama gerakan ini.

Hal-hal yang mendasari terjadinya kerusakan pada otot hamstring seperti kelelahan otot, postur yang salah, leg-length discrepancy, kelemahan otot hamstring, efek dari tekanan neural dan adanya ketidakseimbangan kekuatan otot-otot hamstring kanan dan kiri serta hamstring dan quadriceps. Cedera hamstring strain akan memberikan tanda dan gejala seperti pembengkakan atau edema pada bagian posterior paha, perdarahan kapiler yang menyebabkan adanya ekimosis, nyeri, terjadi kelemahan otot hamstring dan loss of function.

Penanganan cedera hamstring strain
Penanganan cedera hamstring strain bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs) dan analgetik, serta melakukan Rest Ice Compression Elevation (RICE).
•    Rest yaitu mengistirahatkan fungsi bagian yang cedera untuk meminimalkan cedera ataupun penambahan cedera.
•    Ice dilakukan dengan mengompres atau merendam bagian yang cedera dengan es, karena saat cedera pasti terjadi pembengkakan atau rusaknya pembuluh darah.
•    Compression merupakan tindakan pembalutan bagian yang cedera dengan alat perban atau bandage, untuk menghindari penumpukan cairan yang disebabkan oleh pembengkakan.
•    Elevation dilakukan dengan meninggikan bagian yang mengalami cedera melebihi ketinggian jantung, sehingga dapat membantu mendorong cairan keluar dari daerah pembengkakan.

Sementara itu, penangananya dilakukan sesuai dengan tingkatan cedera hamstring strain, yaitu:
•    Cedera Tingkat 1
Pada tingkat ini, sebaiknya tidak beraktifitas penuh sampai inflamasi dan fungsi kembali membaik.
•    Cedera Tingkat 2
Pada tingkat 2, cedera dapat diatasi dengan RICE. RICE diberikan sampai dengan 48 jam.
•    Cedera Tingkat 3
Pada tingkat 3, cedera dapat diatasi dengan RICE. RICE diberikan sampai dengan 72 jam.
Setelah fase inflamasi dilewati, penanganan selanjutnya bisa diberikan terapi latihan peregangan, latihan isometrik, cryotherapy serta ultrasound. Fase selanjutnya bisa diberikan terapi latihan isokinetik, latihan jogging bertahap dan latihan ergocycle. Setelah nyeri menghilang, bisa diberikan terapi latihan isotonik. Pada fase rehabilitasi, bisa diberikan latihan eksentrik diantaranya latihan nordic hamstring untuk melatih kekuatan otot paha belakang.

Biasakan lakukan RICE setiap kali selesai melakukan aktivitas olahraga yang berat!

Sumber:

Indonesia Sports Medicine Center (ISMC)

Penilaian :

4.2

4 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS