Dirilis

05 Desember 2022

Penulis

Linda Budiyarti

Sebagian besar orang beranggapan bahwa cara meraih kesuksesan adalah dengan bekerja keras tanpa mengenal waktu. Banyak orang yang rela menghabiskan waktunya untuk bekerja tidak hanya di jam kerja bahkan di waktu istirahat untuk meraih karier impian atau kesuksesan yang didambakan. Apakah kesuksesan hanya bisa diraih dengan bekerja secara terus-menerus?

Cara kerja yang mendorong orang menghabiskan waktu untuk bekerja atau apapun guna mengejar kesuksesan  atau yang saat ini populer dengan istilah budaya hustle culture yang kerap dipertontonkan dengan bangga oleh sebagian millennials di media sosial miliknya. Apakah Anda termasuk orang yang menerapkan cara kerja seperti itu?

Nah, apakah benar budaya hustle culture ini bisa mempercepat Anda mencapai puncak kesuksesan?

Anda akan bisa menjawabnya dengan mengenali lebih dekat budaya hustle culture berikut ini.

 

Kenali Budaya Hustle Culture Lebih Dekat

Berikut ini beberapa hal terkait budaya hustle culture yang perlu Anda ketahui.

 

1.    Definisi Budaya Hustle Culture

Menilik dari asal katanya hustle culture bisa diartikan sebagai budaya yang akan mendorong seseorang untuk bergerak secara cepat dan agresif. Sementara jika dikutip dari laman kementrian ketenagakerjaan, budaya hustle culture ini adalah budaya gila kerja atau biasa dikenal workaholism. Istilah workaholism sebenarnya telah dikenal sejak tahun 1971 melalui sebuah karya Wayne Oates yang berjudul Confessions of a Workaholic: The Facts About Work Addiction.

 

2.    Ciri-Ciri Orang Terjebak dalam Budaya Hustle Culture

Berikut ini beberapa ciri yang bisa Anda kenali untuk mengetahui apakah Anda termasuk orang yang menerapkan budaya hustle culture:

  1. Anda memiliki target pencapaian yang cenderung tidak realistis.
  2. Anda tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah Anda lakukan, selalu merasa kurang.
  3. Anda terus memikirkan pekerjaan Anda, memikirkan bagaimana Anda bisa mencapai target atau hal lain yang berkaitan dengan pekerjaan. 
  4. Anda tidak memiliki waktu untuk hal lain selain pekerjaan, bahkan untuk diri Anda sendiri. Tak jarang Anda merasa bersalah di saat Anda rehat sejenak untuk sekedar  menghilangkan penat. Anda ingin waktu Anda terus produktif dengan berpikir Anda harus bekerja terus menerus. Hal ini dikenal sebagai toxic productivity.


 

3 Dampak Negatif Budaya Hustle Culture 


Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, membuat segala sesuatu menjadi serba cepat mendorong orang bekerja lebih cepat dan lebih keras lagi. Sehingga saat ini semakin banyak orang yang terjebak dalam budaya hustle culture. Alih-alih mendongkrak kesuksesan, budaya hustle culture malah memiliki dampak negatif untuk Anda.  Berikut 3 dampak negatif yang saling berkaitan akibat terjebak dalam budaya hustle culture:

 

1.    Gangguan Kesehatan Fisik

Kurangnya istirahat karena terlalu lama bekerja akan membuat Anda mengalami kelelahan secara fisik hingga gangguan kesehatan. Anda cenderung kurang memenuhi hak-hak tubuh Anda misalnya istirahat teratur, pola makan teratur, dan lain-lain.

Beberapa contoh gangguan fisik yang bisa Anda alami akibat kelelahan dalam bekerja antara lain:

a.    Nyeri sendi akibat jarang bergerak.
b.    Kelelahan pada mata jika Anda bekerja terlalu lama di depan layer monitor.
c.    Meningkatnya risiko penyakit pencernaan seperti maag, gerd akibat tidak menerapkan pola makan terartur.
d.    Meningkatnya risiko penyakit akibat tekanan darah tinggi seperti stroke.

Nah jika Anda acap kali mengalami gangguan kesehatan fisik, bukankah malah akan menghambat Anda meraih kesuksesan yang Anda impikan?

Baca juga: Ini Penyakit yang Sering Menyerang Pekerja

 

2.    Gangguan Kesehatan Mental

Rasa tidak pernah merasa puas pada diri Anda akan menimbulkan burn out syndrome yaitu stress akibat kelelahan dalam bekerja. Anda cenderung akan merasa kurang menghargai diri Anda sendiri dan mengalami gangguan emoisonal. Akibat dari burn out syndrome justru malah akan membuat Anda kehilangan motivasi dalam bekerja yang bisa menurunkan produktivitas Anda dalam bekerja.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Burnout, Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya

 

3.    Ketidakseimbangan Kehidupan Sosial

Terlalu lama menghabiskan waktu untuk bekerja hingga melupakan diri Anda sendiri  dan lingkungan sekitar akan cenderung membuat Anda merasa sendiri dan merasa jauh dari orang-orang. Kondisi fisik dan mental yang kurang bagus menyebabkan Anda juga cenderung memiliki pola interaksi yang kurang sehat dengan lingkungan sekitar Anda yang tak jarang akan menimbulkan konflik dalam kehidupan sosial. 

Konflik-konflik ini justru akan menimbulkan dampak negatif pada kesehatan mental Anda dan tentu akan mengganggu kinerja Anda sendiri yang akan menghambat Anda menuju puncak kesuksesan.

Wah, ternyata budaya hustle culture tidak selalu mendukung Anda mencapai kesuksesan ya. Lalu bagaimana caranya agar Anda tidak terjebak dalam budaya hustle culture?

 

6 Cara Terhindar dari Budaya Hustle Culture


Di salah satu artikel Harvard Business Review bertajuk Resisting the Pressure to Overwork, dijelaskan ada lima hal yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari budaya hustle culture:

 

1.    Ubah Cara Berpikir

Pahami bahwa kesuksesan tidak melulu bisa diraih dengan cara bekerja keras secara berlebihan. Ubah cara pikir Anda bahwa untuk meraih apa yang Anda inginkan tidak selalu mengejar target angka pencapaian yang tinggi. Hindari membandingkan dengan pencapaian orang lain. Jika ada orang lain yang melakukan sesuatu dengan angka pencapaian yang tinggi dan menganggapnya sukses bukan berarti hal tersebut juga perlu Anda lakukan dan akan bermanfaat untuk Anda. Sekali saja Anda terjebak pada stigma berpikir sukses adalah bekerja keras, Anda akan tergelincir dalam budaya hustle culture.

 

2.    Pahami Nilai (Value) Anda denga Jelas

Kenali diri Anda sendiri dengan mengenali nilai-nilai yang Anda miliki secara jelas. Dengan memahami nilai-nilai yang ada pada diri sendiri, Anda akan memahami apa yang Anda inginkan (tujuan), apa yang bermanfaat untuk Anda mencapai apa yang Anda inginkan, dan batasan-batasannya. Anda tidak akan membandingkan diri Anda lagi dengan orang lain. Anda akan fokus pada apa yang ingin Anda tuju dan melakukan hal-hal bermanfaat untuk mencapai tujuan Anda dalam Batasan wajar.

 

3.    Tolak Budaya Hustle Culture dan Fokus pada Tujuan Anda

Jika Anda telah memahami budaya hustle culture tidak selalu diperlukan dan memahami nilai-nilai pada diri sendiri dengan jelas, Anda bisa menolak secara halus budaya hustle culture dan  memilih budaya work life balance serta fokus pada tujuan Anda.

 

4.    Belajar dari Role Model yang Dijadikan Panutan

Cari orang-orang hebat yang bisa sukses dengan cara tetap menerapkan budaya work life balance. Pelajari bagaimana cara kerja dan cara mereka meraih kesuksesan tanpa mengorbankan waktu untuk diri sendiri dan orang-orang yang ada di sekita Anda.

 

5.    Tolak Permintaan Kerja Berlebihan

Anda memiliki hak untuk menolak bekerja melebihi jam kerja yang telah ditentukan secara berlebihan. Tolak dan sampaikan dengan halus bahwa selain bekerja, Anda juga perlu istirahat dan melakukan hal lain selain bekerja.

 

6.    Lakukan Aktivitas atau Hobi di Luar Pekerjaan

Terakhir namun tidak kalah penting, cara lainnya adalah melakukan aktivitas di luar pekerjaan seperti hobi yang menyenangkan. Hal ini bisa membuat Anda tidak selalu memikirkan pekerjaan. Anda juga bisa melakukan kegiatan lain yang menyenangkan bersama keluarga atau rekan Anda. Selain bisa menghilangkan rasa jenuh dari rutinitas bekerja, Anda juga bisa bersosialisasi dan menambah jaringan Anda.

Baca juga: Mengatur Me Time untuk Menjaga Work Life Balance

Nah, sekarang Anda sudah lebih tahu apakah pola kerja yang Anda lakukan termasuk budaya hustle culture atau tidak. Jika Anda terlanjur melakukannya dan saat ini merasa mengalami indikasi gangguan kesehatan baik fisik maupun mental, jangan ragu untuk memanfaatkan fitur Tanya Ahli sebagai langkah awal pencegahan gangguan tersebut.

Anda juga bisa mendapatkan tips kesehatan lainnya dengan cara yang sangat mudah yaitu cukup daftar dan login ke Daya.id sekarang juga. Anda tidak perlu khawatir, semua yang ada di website bisa Anda nikmati tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun, bahkan konsultasi dengan dokter atau psikolog pun gratis lho. Luar biasa bukan? Tunggu apalagi, segera daftar dan rasakan ragam manfaat dari website daya.id. Jangan lupa ajak keluarga dan rekan Anda untuk merasakan manfaat yang sama dengan Anda.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.9

10 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Muthmainah Mufidah, M.Psi

Psikolog Klinis Dewasa

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS