Dirilis

30 Maret 2023

Penulis

Afifah Ika Kurniawati

Menurut kamus Cambridge, mansplaining adalah tindakan menjelaskan sesuatu kepada seseorang dengan menggunakan cara yang menunjukkan bahwa mereka bodoh. Kata mansplaining juga banyak digunakan saat seorang pria menjelaskan sesuatu kepada seorang wanita yang sebenarnya sudah mengerti.

Baca Juga: Tips Tingkatkan Kesetaraan Gender di Tempat Kerja

Dari pengertian di atas, makanya, kata mansplaining akhir-akhir ini digunakan dan dihubungkan dengan perilaku yang memperkuat ketidaksetaraan gender. Lingkungan paling umum terjadi masalah ini adalah di tempat kerja. Anda pernah mengalaminya? Ingin menghindari mansplaining di tempat kerja? Yuk, simak pembahasan mansplaining di artikel ini!

 

Tanda-Tanda Perilaku Mansplaining

Mansplaining bisa berdampak buruk terhadap pribadi, bahkan lingkungan kerja. Salah satu dampaknya di lingkungan kerja adalah tingkat turnover yang tinggi.

Nah, agar Anda bisa ikut memperbaiki kondisi ini, Anda perlu mengetahui tanda-tanda mansplaining. Apa saja? Berikut adalah cara mengetahui “apakah saya melakukan mansplaining?” menurut Kim Goodwin, seorang penulis asal Inggris.

 

1.    Apakah mereka menginginkan penjelasan?

Jika seseorang bertanya kepada Anda, jelaskan! Apabila Anda menjelaskan setelah mereka menolak, Anda akan dianggap tidak sopan. Berbeda halnya dengan seorang guru atau manajer, mereka dapat memberikan penjelasan tanpa diminta dan mungkin akan baik-baik saja.

 

2.    Apakah Anda membuat asumsi buruk terkait kompetensi seseorang?

Bagi orang yang berpengetahuan mengenai berbagai hal, diberikan penjelasan dapat membuang-buang waktu dan membuat mereka merasa diremehkan. 
Terlepas dari niat Anda, hal ini dapat mengartikan bahwa Anda tidak mempercayai kompetensi atau kecerdasan mereka. Selain itu, Anda juga berisiko dianggap seperti memiliki pendapat yang berlebihan tentang pengetahuan Anda sendiri.

 

3.    Bagaimana bias mempengaruhi interpretasi Anda tentang penjelasan di atas?

Terdapat bias yang memperumit kedua pertanyaan tersebut. Contohnya, pada bias gender, anak laki-laki dan perempuan dikritik dan dipuji karena perilaku yang berbeda di sekolah. Adapun anggapan pada pria yang sering mengira wanita kurang kompeten. Selain itu, orang kulit putih cenderung menghubungkan kulit yang lebih gelap dengan kecerdasan yang lebih rendah.

 

Dampak Mansplaining

Lantas, apa yang dapat terjadi ketika seseorang melakukan mansplaining?

 

1.    Wanita merasa diremehkan

Dampak mansplaining pada karyawan wanita dapat berupa rasa tidak dihargai, diremehkan, dan tidak kompeten. Produktivitas yang menghilang dan berkurangnya rasa memiliki juga dapat menyebabkan beberapa wanita meninggalkan perusahaannya. Harapan mereka meninggal perusahaannya tentunya untuk mencari tempat kerja yang lebih menghargai mereka. 

 

2.    Memperkuat stereotip gender

Mansplaining dapat terjadi ketika diskusi seputar subjek dan topik yang secara tradisional bersifat gender. Misalnya, seorang pria beranggapan bahwa dia harus menjelaskan sesuatu dengan rinci kepada seorang wanita (tanpa mengetahui pengetahuan yang dimiliki wanita tersebut mengenai subjek tertentu) akan semakin melanggengkan stereotip gender. 

 

3.    Kemajuan karir seorang wanita dapat terhambat

Wanita lebih banyak terhenti karirnya daripada pria. Hal ini berdampak pada kemajuan karir mereka  di tempat kerja. Ketika wanita mencoba menyampaikan maksud di ruang rapat, pria dengan ciri khas mansplaining mungkin akan menginterupsi, tidak menganggap serius, dan bahkan mengoreksi. Mereka beranggapan bahwa mereka memiliki pengetahuan lebih daripada rekan kerja wanita mereka. Akan tetapi, jika perilaku ini ditiru oleh wanita, mereka akan dianggap lebih kasar, kurang cerdas, dan bahkan lebih "kasar" daripada rekan pria mereka. 

Baca Juga: 3 Hak Kesetaraan Bagi Pekerja Pria dan Wanita

 

Cara Mencegah Mansplaining?

Setelah mengetahui informasi mengenai mansplaining, semestinya kita berusaha mencegah atau menghentikan masalah ini. Lalu, bagaimana cara mencegah mansplaining? Pertama, strategi yang dapat diterapkan untuk mengurangi perilaku mansplaining adalah lebih banyak mendengarkan dan lebih sedikit berbicara. Dengan ini, seseorang akan belajar lebih banyak tentang orang yang mereka ajak bicara. Strategi kedua, yaitu tidak menawarkan saran, pendapat, dan komentar tentang suatu subjek kecuali diminta secara khusus.

Mansplaining sering kali terjadi tanpa disadari dan terlihat tidak berbahaya. Oleh karena itu, karyawan harus mengetahui informasi tentang mansplaining. Tujuannya tentu untuk memberantas mansplaining dengan langkah awal berupa pelatihan dan diskusi mengenai masalah ini.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai mansplaining atau masalah lainnya. Segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.8

11 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Mega Pratama

07 Desember 2023

Saya sangat terkesan dengan riset yang dilakukan, memberikan keandalan pada informasi.

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Muthmainah Mufidah, M.Psi

Psikolog Klinis Dewasa

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS