Dirilis

13 Agustus 2019

Penulis

Tim Daya Sehat Sejahtera

Restoran All You Can Eat (AYCE) barbeque semakin menjamur di berbagai penjuru kota besar, dengan menawarkan keunikannya masing-masing demi memuaskan perut dan hati konsumen. Konsep sajian AYCE ini disukai banyak orang karena memberi kesempatan kepada konsumen untuk menyantap beraneka jenis makanan sepuasnya dalam satu harga.

Rasanya hampir semua orang, mungkin juga termasuk Anda, suka mengonsumsi makanan yang dibakar seperti ayam bakar, sate, ikan bakar, dan lain-lain. Makanan yang diolah dengan cara dibakar memang terasa lebih enak. Daging jadi terasa lebih empuk dan garing, serta aroma gosongnya yang khas bisa menambah cita rasa makanan.

Namun, di balik rasanya yang enak dan menggoda ini, makanan dibakar sering juga terkena “isu” tidak baik untuk kesehatan. Kalau terlalu sering mengonsumsi makanan yang dibakar, bisa menyebabkan kanker. Benarkah demikian?

Dua jenis senyawa penyebab kanker dapat terbentuk selama pembakaran, yaitu hidrokarbon polisiklik aromatic (PAH) dan amines heterosiklik (HCA). PAH terbentuk di dalam asap yang nantinya menempel pada permukaan daging dan sulit dihilangkan.

Menurut Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof DR dr Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD KHOM FACP, zat amines heterosiklik (HCA) akan terbentuk pada daging merah yang dimasak terlalu panas dengan menggunakan arang. “Saat dibakar dengan arang, akan muncul hitam-hitam pada daging merah. Itu berarti daging tersebut dipanaskan dalam suhu yang tinggi. Saat proses pemanasan itulah muncul HCA yang menjadi penyebab kanker. Jadi, bukan arangnya yang memicu kanker,” ungkapnya.

Mengonsumsi makanan yang dibakar terlalu sering bisa meningkatkan risiko terkena kanker pankreas hingga 60 persen.

Tapi, buat Anda para pecinta makanan bakar, tidak perlu khawatir. Sebab, Anda masih bisa tetap menikmati makanan yang dibakar dengan aman, yaitu dengan cara menyiasati cara memasaknya agar meminimalkan risiko kanker.

 
  • Pilihlah daging yang tidak terlalu berlemak, karena daging yang berlemak saat dibakar akan meneteskan lemak sehingga api akan menimbulkan asap yang berlebihan yang memicu terbentuknya zat karsinogen.
  • Rendam daging di dalam bumbu terlebih dahulu. The American Institute for Cancer Research mengungkapkan bahwa merendam daging dalam bumbu selama 30 menit dapat mengurangi pembentukan zat karsinogen. Namun, Anda juga tidak dianjurkan untuk menggunakan sembarang bahan bumbu. Pilihlah bumbu tradisional dan alami yang bisa menurunkan kadar HCA di dalam bakaran daging.
  • Masak dulu daging dengan cara direbus sebelum dipanggang. Dengan cara tersebut, Anda tidak perlu membakar daging terlalu lama dan lemak pada daging juga bisa dihilangkan.
  • Hindari memasak daging di atas temperatur yang tinggi dalam waktu yang terlalu lama, karena daging yang terpapar terlalu lama juga akan memberikan kesempatan pembentukan zat karsinogen.
  • Agar tidak butuh waktu lama untuk matang, Anda bisa mengiris daging tipis-tipis.
  • Sering-sering membolak-balik makanan yang dipanggang atau dibakar.
  • Tidak hanya daging merah saja yang bisa memicu kanker, daging olahan seperti sosis, bacon, dan ayam yang dibakar terlalu lama juga dapat meningkatkan risiko kanker. Jadi, sebaiknya batasi mengonsumsi daging olahan yang dibakar.
  • Hindari memasak langsung di atas arang.
  • Hilangkan bagian yang hitam di permukaan daging sebelum dikonsumsi.

Jadi, Anda tidak perlu takut mengonsumsi makanan yang dibakar. Asal dimasak dengan teknik yang benar, Anda tetap bisa kok menikmati dan mendapatkan gizi dari makanan dibakar. Selama mencoba!

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

5.0

3 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS