Dirilis

31 Juli 2019

Makanan instan terkenal praktis, tapi dianggap kurang sehat karena memicu berbagai penyakit, salah satunya adalah kanker. Benarkah anggapan tersebut?

Makanan Instan Memicu Kanker Jika Dikonsumsi Berlebihan
Makanan instan memang dapat memicu kanker. Alasannya karena makanan instan mengandung bahan pengawet, pemanis buatan, dan zat kimia tambahan lainnya. Risiko ini meningkat jika Anda mengonsumsi makanan instan secara berlebihan. Makanan dikatakan instan jika melalui proses pengolahan hingga hampir jadi atau siap saji. Contoh yang banyak dikenal adalah processed food dan makanan ultra-proses.

Processed food adalah makanan yang diproses sampai hampir jadi sebelum dijual. Contohnya makanan kaleng, makanan asap, pasteurisasi, dan makanan yang melalui proses pengeringan. Selain processed food, ada jenis makanan lain yang juga berpotensi memicu kanker. Namanya makanan ultra-proses, yaitu makanan yang melalui satu tahap berikutnya dari processed food. Makanan jenis ini sudah diberikan bahan tambahan, seperti pengawet makanan, pemanis buatan, dan penambah selera makan. Misalnya sosis, daging hamburger, dan ikan asap.

Makanan instan yang diolah, baik berupa processed food atau ultra-proses, memicu kanker jika dikonsumsi berlebihan karena mengandung karsinogen (zat penyebab kanker) bernama N-nitroso. Zat ini dihasilkan selama proses memasak atau berasal dari zat kimia tambahan lain seperti natrium nitrit, potasium nitrat, sodium nitrit, dan sodium nitrat.

Selain pada jenis daging, jumlah zat karsinogen yang dihasilkan tergantung pada cara, suhu, dan lama memasak. Metode memasak seperti menggoreng, membakar, dan memanggang dianggap berisiko menghasilkan zat karsinogen dibanding jika direbus dan dikukus. Jadi, selama diolah dengan metode yang benar dan tidak dikonsumsi berlebihan, risiko kanker akibat konsumsi makanan instan menjadi berkurang. Apalagi jika makanan instan yang dikonsumsi tidak berpengawet.

Konsumsi Mi Instan Berlebihan Juga Bisa Memicu Kanker
Makanan instan lain yang diduga berbahaya untuk kesehatan adalah mi karena mengandung bahan pengawet. Dikutip melalui Healthline, mi instan (termasuk ramen) cenderung tinggi sodium. Artinya, semakin banyak mengonsumsi mi instan, semakin banyak asupan sodium yang dikonsumsi tubuh sehingga meningkatkan risiko kanker perut, penyakit jantung, dan stroke.

Jika dikonsumsi berlebihan, mi instan bukan saja meningkatkan risiko kanker perut, tapi masalah kesehatan lain, seperti sindrom metabolik yang ditandai gejala obesitas, tekanan darah tinggi, tingginya kadar gula dan trigliserida dalam darah, serta rendahnya kadar kolesterol baik (high-density lipoprotein/HDL) dalam darah. Hal ini disebutkan dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition.

Selama tidak dikonsumsi berlebihan, mengonsumsi mi instan bukan masalah. Terlebih jika Anda memadukannya dengan makanan lain yang kaya nutrisi, seperti sayuran, telur, ikan, dan daging. Sebaiknya, jaga pola makan sehat dengan konsumsi makanan bergizi dan perbanyak aktivitas menyehatkan seperti berolahraga.

Sumber:

Halodoc

Penilaian :

4.8

6 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Castro

01 November 2022

Berapa porsi yang pas untuk konsumsi mei instan setiap harinya

Balas

. 0

Castro

01 November 2022

Berapa porsi yang pas untuk konsumsi mei instan setiap harinya

Balas

. 0

Castro

01 November 2022

Berapa porsi yang pas untuk konsumsi mei instan setiap harinya

Balas

. 0

Castro

01 November 2022

Berapa porsi yang pas untuk konsumsi mei instan setiap harinya

Balas

. 0

Alin

05 September 2019

jlebb! bhaaaayy indomi*e .... hiiixx

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS