Perjuangan Mental Para Dokter Relawan di Tengah Pandemi COVID-19

Dirilis

11 Mei 2020

Penulis

Arifa Amal

Narasumber

dr. Hartati B. Bangsa

Pekerjaan

Dokter relawan Rumah Sakit Darurat Corona Wisma Atlet Kemayoran

Episode pandemi COVID-19 masih terus berlanjut. Setiap orang yang berada di situasi pandemi berjuang untuk tetap sehat secara mental. Mulai dari sesederhana melawan kebosanan hingga mencoba menenangkan diri dari dampak COVID-19. Seperti dampak kesehatan, pendidikan, ekonomi dan sosial, yang semuanya dilakukan di rumah.

Namun lain halnya bagi dr. Tati, perjuangan menjaga kesehatan mental ia jalani di tengah-tengah aktivitasnya di rumah sakit menangani pasien COVID-19. Dr. Tati Bangsa adalah salah satu dokter yang saat ini bertugas di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Pusat.

Dr. Tati mengutarakan bahwa pengalamannya menjadi dokter relawan bukanlah yang pertama kalinya. Sejak disumpah menjadi dokter pada tahun 2011, ia sudah aktif untuk ikut terjun sebagai relawan dokter dalam berbagai peristiwa bencana alam di tanah air, seperti gempa di Palu dan banjir di Lombok. Baginya, memenuhi panggilan semesta untuk terjun menjadi relawan dan ikut membantu korban terdampak bencana adalah hadiah yang Tuhan berikan padanya.

“Ada jiwa yang selalu bersedih dan menyentak ketika dalam kondisi bencana kalau saya tidak turun (ikut membantu),” ungkap dr. Tati.

Tidak lama setelah kasus COVID-19 merebak di Indonesia, ia ditunjuk oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) untuk ikut mengawal sistem pelayanan medis di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Jatuh Bangun Mendirikan Rumah Sakit Darurat COVID-19

Dr. Tati mengungkapkan, proses pembangunan Rumah Sakit Darurat diliputi dengan banyak keterbatasan di awalnya. Fasilitas High Care Unit (HCU) saat itu belum siap, sehingga belum mampu merawat pasien bergejala sedang dan berat. Sedangkan rumah sakit ini amat diharapkan dapat membantu keterbatasan rumah sakit rujukan lain yang tidak bisa menampung banyaknya pasien.

“Jadi dalam satu bulan ini betul-betul kami trial, kami mencoba mencari pola yang benar, tentu banyak sekali miss-nya, banyak sekali ketidak-ada-annya yang kemudian dicoba membuat menjadi ada. Selama 2 minggu itu kami membuat SOP. Satu minggu pertama selesai dibuat, minggu berikutnya dijalankan. Sampai sekarang masih terus dilakukan perbaikan.”

Di balik kesulitan itu, ia bersyukur karena adanya sistem satu komando dalam gugus tugas. Menurutnya, sistem komando tersebut mendorong setiap pihak yang terlibat untuk menjalankan tugas secara terstruktur. Komando gugus tugas dipegang oleh TNI, Polri, dan tenaga sipil yang terlatih.

Banyak Kejutan dalam Menangani Pasien COVID-19

Perjuangan menjadi relawan di bencana kesehatan kali ini jauh berbeda dengan pengalaman-pengalaman yang dr. Tati miliki sebelumnya. Perbedaan yang ia rasakan adalah pada aspek tekanan mental, berupa ketakutan dan kekhawatiran yang lebih tinggi. Hal ini karena ilmu yang dimiliki dirasa sangat sedikit dalam menghadapi penyakit baru ini.

Ia menceritakan, ada pasien yang 2 jam masuk hanya susah napas, tapi 3 jam berikutnya itu saturasi oksigennya berkurang, dan susah napasnya menjadi luar biasa parah. Ada lagi yang lain, seorang lansia datang dengan positif COVID-19, tapi yang dirasakan gejalanya cuma bibir kering dan haus. Bayangkan kami harus setiap hari mencatat, mempelajari, dan melakukan update pengetahuan.” Sebagai dokter, dr. Tati dari hari ke hari berjuang melawan ketakutan akan ketidakpastian perkembangan penyakit COVID-19 dengan setitik ilmu yang dimilikinya.

Kekuatan Tekad dan Pikiran untuk Menjaga Kesehatan Mental

Kewarasan berpikir dan bertindak sesuai alurnya merupakan salah satu yang dibutuhkan dalam bertugas, menurut dr. Tati. Terlebih dokter di lapangan adalah decision maker (pembuat keputusan).

Di tengah tekanan yang hebat, dr. Tati berusaha tetap menjaga kesehatan mentalnya dengan mencoba memotivasi diri sendiri dan timnya. Dalam kesempatan tertentu, ia mengingatkan timnya untuk secara bergilir meluangkan waktu 30 menit, untuk merasakan dan memberikan penghayatan tentang aktivitas pengabdian yang dilakukan, apa yang bisa diperbaiki di situasi saat ini, bagaimana untuk tetap menjaga diri sendiri demi pulang dalam keadaan sehat.

Ia juga mengutarakan, aktivitas yang diiringi tekad untuk tetap memenuhi sumpah profesi yang pernah diikrarkan membuatnya dan rekan-rekan kembali bangkit dan semangat. “Saya selalu bilang sama teman-teman bahwa ini adalah perjuangan dalam rangka mengikuti sumpah profesi yang tidak ada paksaan di dalamnya. Teman-teman yang datang di sini telah merelakan dirinya untuk terjun, artinya sudah bersumpah untuk melanjutkan kewajibannya dan menjadikan ini sebagai ladang ilmu dan pahala untuk menggenapkan rasa kemanusiaan,” ujar nya.

Selain itu, di kawasan RSDC Wisma Atlet Kemayoran juga disediakan berbagai fasilitas rekreasi dan olahraga untuk tenaga kesehatan saat memasuki masa istirahat dalam rangka menjaga kesehatan mental.

Masyarakat adalah Garda Terdepan yang Sesungguhnya

Angka kematian yang terus naik, angka eskalasi kasus positif yang masih terjadi, serta jumlah tenaga kesehatan yang gugur bertambah. Hal tersebut membuat dr. Tati bertanya-tanya mengenai sejauh mana para tenaga kesehatan bisa bertahan melawan pandemi jika situasi tidak membaik. “Baru kali ini saya merasakan, bahwa bukan kami sebenarnya yang berada di garda terdepan, bukan kami sebenarnya yang paling bisa menolong masyarakat. Kami perannya berada di batas paling akhir, yang beradu cepat dengan malaikat maut.”

Oleh karenanya, dr. Tati berpesan, peran seluruh masyarakat untuk menghentikan pandemi amat dibutuhkan. Menurutnya, kesadaran bersama untuk menyatakan bahwa perjuangan melawan COVID-19 ini atas nama seluruh masyarakat adalah satu-satunya yang bisa menolong dari wabah. “Saya menjalani proses ini, berusaha memberi yang terbaik. Saya juga ingin masyarakat berusaha yang semaksimal mungkin dan memahami saat ini kita berjuang bersama. Tidak kita sendiri, tidak masing-masing,” tutupnya.

Anda memiliki pertanyaan seputar kesehatan dan COVID-19? Anda dapat berkonsultasi dengan mitra ahli tepercaya kami di Fitur Tanya Ahli.

Penilaian :

5.0

4 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS