Dari Hobi Menjadi Sumber Rezeki

Dirilis

26 April 2022

Penulis

Qodri Perdana

Pengusaha

Wignyo Rahadi

Jenis Usaha

Desainer Kain Tenun dan Pemilik Tenun Gaya

Wignyo mengawali karier sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta yang berkecimpung dalam bidang tekstil, tepatnya industri kain sutra. Hal ini membuatnya lebih dekat dengan kain tradisional Indonesia. 

Jika cuti atau liburan sambil berkeliling Indonesia, ia senang sekali mencari kerajinan tenun. Seperti ke Nusa Tenggara Timur dan sekitar, yang pada akhirnya menjadi inspirasi dalam perjalanannya sebagai seorang desainer terkemuka di Indonesia.

Tapi kisahnya menjadikan kain sebagai sumber rezeki, bermula dari sebuah komitmen awal memberdayakan masyarakat sekitar yang didominasi oleh perempuan dan mayoritas bekerja sebagai pembuat batu bata atau genteng, untuk dapat berkreativitas dalam membuat tenun. 

Pada tahun 1997 ia membuat workshop tenun di Sukabumi, dengan mengajak teman-teman dari beberapa kota sekitar yang mengerti tenun, karena saat itu ia belum mengerti tenun sama sekali. 

Ia membeli lahan sebesar 2000 meter dari uang tabungan. Eksperimen dalam pembuatan kain tenun di Sukabumi bukanlah bertujuan untuk dijual, namun untuk menyalurkan ide dan hobi. Walaupun modal dalam penyaluran hobi ini besar, tapi tidak menyurutkan niatnya untuk meneruskan kreasi tenun.

 

Melihat Sebuah Peluang


Dari observasi lapangan, ternyata produksi kain tenun terbatas. Karena pada umumnya kain tradisional yang beredar di pasar adalah jenis batik. Hal ini membuatnya mengekplorasi lebih dalam. 
Di awal 2000, dengan status yang masih sebagai pegawai, ia mengundang pengrajin dari luar kota untuk memberikan edukasi kepada ibu-ibu di Sukabumi, tentang cara menenun yang lebih baik. Setelah 3 tahun eksperimen dan menghasilkan produk tenun bagus, Wignyo mulai memasarkan produknya ke publik. 

Produk yang dihasilkan pengrajin adalah kain tenun yang sudah diwarnai dan diberi motif dengan unik, serta sudah bisa dipakai seperti selendang. 

Di awal usaha, tenun yang dijual masih dititipkan ke teman untuk dijual, karena dia masih sibuk sebagai karyawan. Namun selama proses itu juga, Wignyo mendalami dunia wirausaha, seperti memahami target market, produk yang dibutuhkan oleh konsumen seperti selendang, dan kain yang siap dibuat baju.

 

Menjalankan Usaha

Di penghujung tahun 2000, Wignyo memutuskan undur diri sebagai karyawan dan fokus di usaha tenun. Ia melepas latar belakang sebagai akuntan dan pernah bekerja sebagai marketing manager di perusahaan industri sutra. 

Dengan nama Tenun Gaya, Wignyo meyakinkan diri untuk menjalankan usaha bersama dengan sekitar 7 orang pengrajin. Tabungan selama menjadi karyawan menjadi modal utama dalam menjalankan usaha. 

Tahun 2001 ia mulai mengikuti pameran dan aktif menghadiri bazaar, sehingga karyanya semakin dikenal. 

Tahun 2002, ia mulai mencari tahu informasi untuk mengikuti fashion show di beberapa event fashion. Ternyata melalui fashion show, permintaan atas produknya semakin banyak peminat. Pada tahun 2005, ia diundang ke istana untuk menghadirkan produknya dan mengikuti bazaar.

Di tahun 2006, keluarga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan produk tenun Gaya, seperti pakaian di acara kenegaraan, bahkan seragam keluarga. Sehingga momen 2006 membuat masyarakat lebih banyak mengenal produk Tenun Gaya. Hal ini membuat Tenun Gaya naik daun. 

Di tahun 2007, dia mempunyai 90 karyawan. 

Melanjutkan usaha dengan banyak pesanan, akhirnya Wignyo berfokus ke produksi dan mulai mengurangi kegiatan bazaar atau pameran, karena khawatir tidak bisa memenuhi permintaan customer dari keikutsertaan bazaar. 

Menjalankan usaha tidak mungkin tanpa hambatan dan tantangan. Pernah pengrajin baru membuat kesalahan, sehingga produk yang dihasilkan gagal. Namun, berkat tangan dingin Wignyo dan konsisten dalam berinovasi, produk gagal tersebut dapat dimodifikasi ulang. Sedangkan, pengrajin baru ditugaskan dalam membuat produk tenun yang lebih sederhana.

Kegigihannya dalam memberdayakan usaha dan menjadi pelopor di industri kecil dan menengah di Sukabumi membuat Wignyo mendapatkan penghargaan UPAKARTI di tahun 2014, penghargaan pemerintah yang diberikan kepada perajin dan pengusaha kecil atas karya jasa pengabdian dan kepeloporannya dalam industri kecil dan kerajinan. 

Bukan hanya itu, ia juga mendapatkan penghargaan lainnya setingkat Asia Tenggara yaitu World Craft Council Award 2014, One Village One Product (OVOP) pada tahun 2015 dan DEKRANAS award 2017.

 

Bertahan di Masa Pandemi

Pandemi yang menghantam dunia juga turut memberikan dampak kepada usaha tenun yang dijalankan oleh Wignyo. Pendapatan pun pernah turun sampai dengan 60% dari biasanya. Kondisi tersebut sempat membuat ia terpukul, namun tidak membuat patah semangat.

Beradaptasi dengan kondisi baru merupakan cara untuk bertahan selama masa pandemi ini. Menambah produk dengan membuat masker dari kain perca tenun dan mempublikasikan di marketplace seperti Tokopedia ternyata ampuh untuk mendapatkan pendapatan tambahan. 

Penjualan secara online semakin digiatkan, design baju lebih nyaman dan disesuaikan dengan kebutuhan bekerja dari rumah. Selama pandemi juga, ia melakukan pendekatan kembali kepada perusahaan perbankan untuk membuat seragam kantor di front liner. 

Sekarang, Tenun Gaya dapat dikunjungi di butiknya yang beralamat di Jl. Cipete Raya No. 18 C, Jakarta. Selain itu ada juga di Menteng, Jakarta, dan di Pekanbaru. 
Ke depannya Wignyo berencana untuk menambah cabang untuk butik bajunya agar bisa menjangkau banyak konsumen, dengan membuka gerai baru yang lebih banyak di kota-kota di Indonesia. 

Pesan Wignyo kepada pengusaha busana, tetaplah bersungguh sungguh dan tidak patah semangat apapun tantangan yang dihadapi, serta terus berinovasi dalam produk untuk mempertahankan konsumen.

Jika Anda butuh saran terkait topik ini, Anda bisa berkonsultasi di Tanya Ahli. Silakan daftarkan juga diri Anda untuk mengakses kisah inspiratif dan tips lainnya.

Penilaian :

5.0

15 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS