Dari Sebuah Kontrakan, Sukses Berbisnis Masakan Jepang dengan Omzet Miliaran

Dirilis

31 Desember 2019

Penulis

Majalah Franchise Indonesia

Pengusaha

Antonius C. Tony

Jenis Usaha

Oto Bento

Suka masakan Jepang?

Anda tidak sendirian, di Indonesia penikmat masakan Jepang sudah banyak. Berbagai jenis makanan dengan berbagai merek bermunculan menjawab peluang bisnis tersebut untuk memanjakan lidah para pecinta kuliner, Oto Bento salah satunya. Pemiliknya, Antonius C. Tony, merintis Oto Bento dengan modal 17 juta rupiah yang kemudian memperkenalkannya ke masyarakat luas dalam sistem
franchise dengan omzet fantastis.

Memiliki passion di dunia kuliner, Pria yang akrab disapa Tony ini tertantang menjawab permintaan pasar makanan Jepang yang bisa menyentuh segmen menengah ke bawah. “Waktu itu belum banyak makanan Jepang untuk segmen menengah ke bawah, muncullah ide menjual bento dalam bentuk frozen food,” jelas Tony. Ia kemudian mendirikan Oto Bento pada 9 Desember 1999 dengan modal pinjaman dari saudaranya sebesar 17 juta rupiah. Tony mengaku tidak memiliki rencana khusus ketika memutuskan memulai usaha, baik produksi dan penjualan ia lakukan di sebuah rumah kontrakan. “Waktu itu memasarkannya pun sederhana, dari mulut ke mulut dan door to door saja,” kenangnya.

Merasa modalnya terbatas, pria yang sejatinya seorang sarjana dari STIE Universitas Trisakti ini awalnya hanya memproduksi sesuai pesanan saja. Supplier pun dicari yang menyediakan bahan baku murah agar bisa memproduksi dan menjual dengan harga terjangkau. Disamping itu, alat-alat produksi yang digunakan merupakan alat bekas namun tetap bisa digunakan secara maksimal.

Selain modal, tenaga kerja pun terbatas. Tony dibantu beberapa karyawan hanya pada tahap produksi, sedangkan untuk administrasi dan pemasaran masih ia lakukan sendiri. “Kalau penjualan, kita upayakan terus menerus dengan melakukan promosi dari teman ke teman,” katanya. Meski hasilnya belum memuaskan dan frozen food sepi peminat, Tony tak patah semangat. Pria kelahiran Jakarta, 17 Maret 1970 ini tetap fokus menjalankan usaha dengan passion yang  tinggi, berkomitmen untuk menggeluti usaha ini. Promosi dari mulut ke mulut melalui teman dan kenalan selalu dijalankan, seiring dengan melakukan inovasi rasa, produk serta pengembangan berbagai varian menu.

Setelah berjalan sekian lama, Tony pun memberanikan diri membuka membuka restoran berkonsep kaki lima. Namun ternyata tidak berjalan lancar. Ia harus berpindah-pindah lokasi sebelum akhirnya menemukan lokasi yang strategis. “Maklum saja, orang belum banyak yang mengenal brand Oto Bento,” beber pecinta travelling ini. 

Lambat laun, Oto Bento pun mulai dikenal masyarakat. Beberapa teman bahkan ingin bergabung dengan membuka Oto Bento berkonsep restoran kaki lima seperti yang ia miliki. Alhasil dalam hanya satu tahun bisnisnya pun balik modal. Kemudian di tahun 2008 Tony menawarkan Oto Bento sebagai franchise dalam bentuk kios dan booth. Tak berhenti di situ, 2 tahun setelahnya Tony mengembangkan bisnisnya dengan bentuk ruko, sampai akhirnya konsep café and resto diluncurkannya pada tahun 2018.     

Untuk menjaga pertumbuhan bisnisnya, Tony berupaya melakukan inovasi dalam menciptakan varian menu dan konsisten menjaga standar rasa produknya. Ia juga menganalisa, memperbaiki sistem dan mengikuti perubahan selera pasar agar tetap bisa unggul dari banyaknya pesaing baru di pasar kuliner. Menurutnya, salah satu faktor sukses Oto Bento adalah bisa menawarkan produk makanan dengan rasa yang enak dan cocok untuk lidah masyarakat Indonesia. Sehat tanpa bahan pengawet, dan dijual dengan harga terjangkau sehingga dapat dinikmati oleh berbagai kalangan.

Kini, franchise makanan Jepang besutan Tony menjadi salah satu merek yang diperhitungkan, dengan total 72 gerai yang tersebar dari pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Bali. Tidak heran dengan ratusan ribu menu yang terjual setiap bulannya, Oto Bento memberikan omzet sampai dengan 1 miliar rupiah. Meski demikian, Tony tidak lantas berpuas diri. Melihat persaingan di bisnis kuliner yang semakin ketat, ia terus belajar dan mempelajari market yang ada.

Ke depannya, Tony ingin menjadikan Oto Bento sebagai Japanese Fast Food Modern yang terbaik dan tersebar di seluruh Indonesia serta mampu bersaing secara global. “Untuk itu kami memberikan layanan prima, menjaga cita rasa masakan, dan berstandar resto modern. Disamping itu juga melakukan inovasi secara konsisten, dengan memberikan suasana bersantap yang nyaman, mengikuti kebutuhan serta selera konsumen yang terus berubah,” tutupnya.

Penilaian :

4.8

14 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS