Dirilis

18 Juli 2022

Penulis

Oky Setiarso dan Kemenkes RI

Pemberdayaan adalah kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Dalam berbagai bidang pelayanan masyarakat dewasa ini, penggunaan istilah pemberdayaan kerap digunakan. Namun dalam prakteknya seringkali lupa akan makna hakiki “pemberdayaan”.

Baca Juga: Perempuan Juga Bisa Menjadi Tokoh Penggerak dan Inspirasi Buat Masyarakat

Nah, jika Anda ingin menjalankan program pemberdayaan masyarakat di tempat kerja atau di lingkungan Anda, terutama dalam bidang kesehatan, berikut ini beberapa hal yang sebaiknya Anda tahu.

Baca Juga: Peran dan Makna CSR buat Perusahaan

 

Pengertian Pemberdayaan dan Pemberdayaan Kesehatan

Pemberdayaan merupakan terjemahan dari kata empowerment, berasal dari bahasa latin ‘potere’ yang artinya memampukan. Pemberdayaan merujuk kepada menjadikan pihak yang diberdayakan, mampu bertindak oleh karena kekuatan dan energi yang dimilikinya dihasilkan dari suatu pemikiran, ikhtiar dan akal sehat. 

Bingung? Oke, jadi maksudnya begini. 

Pemberdayaan itu berbicara 2 hal pokok, yaitu: pertama memberi, dan kedua menerima kekuasaan atau wewenang. Katakanlah, ada Anda sebagai pihak yang memberdayakan, dan ada orang lain sebagai pihak yang diberdayakan. 

Ditinjau dari proses, Anda akan melibatkan pihak yang Anda berdayakan dalam setiap kegiatan, dalam pengambilan keputusan, maupun dalam kepemimpinan.

Ditinjau dari hasil, pemberdayaan menghasilkan akal, pikiran, dan ikhtiar, sehingga pihak yang terlibat mampu mengambil keputusan oleh karena dorongan yang kuat untuk bertindak. 

Omong-omong soal pemberdayaan, pelayanan kesehatan masyarakat merupakan bidang pelayanan yang kerap menggunakan pendekatan pemberdayaan dalam berbagai programnya. Anda yang menjalankannya di lingkungan Anda kemungkinan setuju dengan pendapat tersebut.

Penggunaan pendekatan ini dinilai tepat, jika pemberdayaan sebagai landasan program menunjukkan ketiga aspek pada diri pihak yang diberdayakan (klien), yaitu keterlibatan klien dalam membangun akal, pikiran dan ikhtiarnya, sehingga klien dapat mengambil keputusan dan bertindak untuk dirinya. 

Dalam banyak masalah kesehatan, khususnya yang disebabkan oleh perilaku atau gaya hidup, pendekatan pemberdayaan dinilai sangat tepat. Seperti disampaikan Funnel dan Anderson yang merupakan peneliti Department of Medical Education, The Michigan Diabetes Research and Training Center, The University of Michigan Medical School. karena pemberdayaan mampu meningkatkan efikasi diri dalam mengubah perilaku yang menetap dan mandiri.

 

Berpusat Kepada Klien

Ya, selalu ingat ini saat Anda mau menjalankan program pemberdayaan: Pemberdayaan adalah pendekatan yang berpusat pada klien (client centered). 

Ciri-ciri berpusat kepada klien adalah sejauhmana klien menyadari adanya suatu kebutuhan akan perubahan, memiliki cukup pengetahuan untuk kebutuhan perubahan tersebut serta memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

Ada 3 C yang harus terbangun dalam diri klien yaitu :
 

  • Kesadaran akan perubahan (consciousness)
  • Tahu dan terampil dalam bertindak (competence) serta 
  • Percaya diri (confidence). 


Kondisi ini menjadi sangat penting, karena perubahan perilaku yang mandiri dan menetap hanya dapat dibangun bila klien menjadikan perubahan itu sebagai satu kebutuhan, mampu dan percaya diri untuk bertindak.

Jika Anda berhasil membangun 3 C di dalam diri klien pemberdayaan Anda, maka akan tumbuh juga tanggung jawab pada diri klien, kalau ia merupakan satu-satunya pribadi yang paling mengenal dan mengetahui kondisinya dan menjadi ahli untuk dirinya sendiri. 

Bagaimana dengan peran Anda sendiri?

Funnell dan Anderson mengatakan, peran Anda sebagai provider kesehatan adalah membantu klien mengambil keputusan dan bertindak secara tepat, dengan menyediakan informasi, memberi rekomendasi, nasehat dan dukungan kepada klien. 

Anda sebagai provider kesehatan perlu menyadari keberadaan Anda sebagai “ahli” dalam berbagai masalah kesehatan. Namun selalu ingat, klien juga ahli dalam kehidupannya. Sehingga keduanya harus bekerjasama secara seimbang dan saling sinergi. 

Hal penting lain yang perlu dalam pemberdayaan adalah sikap provider kesehatan. Paul Ciechanowski  dan kawan-kawan dari Department of Psychiatry and Behavioral Sciences, University of Washington, Seattle pada tahun 2004 mengatakan, provider yang menunjukkan sikap empati, responsif terhadap kebutuhan dan terhadap nilai-nilai yang dianut, dapat meningkatkan partisipasi dan otonomi klien dalam pengambilan keputusan dan tindakan. 

Seperti telah diuraikan bahwa pemberdayaan memiliki 2 hal pokok, yaitu memberi dan menerima tanggung jawab, wewenang dan otoritas. 

Penerima adalah klien, dan pemberi adalah Anda sebagai provider kesehatan. Bagaimana provider kesehatan sebagai “pemberi” layanan menempatkan posisinya secara tepat menjadi sangat penting. 

Sebagai pendekatan yang berpusat pada klien, Anda sebagai provider kesehatan seharusnya berperan sebagai motivator, kolaborator dan fasilitator. Dalam ketiga peran tersebut, provider kesehatan membantu klien membangun 3 C dalam dirinya melalui penyediaan informasi yang cukup dan relevan sesuai kebutuhan serta mudah diakses oleh klien.

Ingat, Pengetahuan dan akses informasi merupakan domain penting dalam mengubah perilaku, oleh karena pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang cukup akan meningkatkan rasa percaya diri. 

Selain kemudahan dalam memperoleh informasi yang cukup dan relevan adalah juga sangat penting sikap provider kesehatan dalam menghadirkan dirinya sebagai sumber informasi bagi klien. 

Sekalipun banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyampaikan informasi kepada klien, namun informasi yang diperoleh secara diadik (atau satu lawan satu) dengan sumber informasi, lebih efektif dalam mengubah perilaku klien. Oleh karena itu, Anda sebagai provider kesehatan perlu terlatih, bukan saja soal pengetahuan dan ketrampilan, tetapi juga adalah sikap dari seorang motivator, kolaborator dan fasilitator yang berjiwa pelayan. 

Anda sebagai provider kesehatan harus dapat membantu klien dengan kesabaran, penuh perhatian, tidak menjaga jarak dan sikap bersahabat. Provider kesehatan yang demikian hanyalah ada pada diri provider yang menyadari keberadaannya dalam memberi diri secara tulus menjadi pelayan masyarakat.

 

Tips Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat

Lalu, apa yang bisa Anda lakukan jika ingin menjalankan program pemberdayaan kesehatan masyarakat di lingkungan Anda. Ada 7 tips yang dapat Anda lakukan apabila ingin terlibat dalam pemberdayaan kesehatan masyarakat:

 

1. Tahap Persiapan

Hal yang harus dilakukan adalah penyiapan petugas tenaga pemberdayaan oleh community worker dan penyiapan lapangan. 

 

2. Tahap Pengkajian

Pada tahap ini petugas mengidentifikasi masalah keputusan dan sumber daya yang dimiliki klien agar dapat menentukan sasaran pemberdayaan yang tepat.

 

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program 

Pada proses ini petugas berperan sebagai agen perubahan dan masyarakat diajak terlibat serta menentukan program yang paling efektif.

 

4. Tahap Fomalisasi Rencana Aksi

Pada tahap ini, agen perubahan membantu kelompok menentukan program yang bisa mengatasi permasalahan termasuk pembuatan proposal. 

 

5. Tahap Implementasi Program 

Dalam tahap ini, masyarakat diajak memahami maksud, tujuan dan sasaran program untuk menghindari kendala dalam implementasi program. 

 

6. Tahap Evaluasi

Tahap ini merupakan tahap pengawasan dari warga dan petugas program pemberdayaan dengan melibatkan warga agar terbentuk komunikasi lebih mandiri. 

 

7. Tahap Terminasi

Tahap ini adalah proses proyek yang sudah harus berhenti serta mampu memberdayakan agar mereka sudah bisa menjamin kehidupan layak bagi diri sendiri dan keluarga.

 

Kesimpulan

Pemberdayaan merupakan upaya membangun akal, pikiran dan ikhtiar dalam diri seseorang, sehingga orang tersebut mampu mengambil keputusan dan bertindak untuk dirinya sendiri. 

Kemampuan yang terbangun ditandai akan kesadaran untuk suatu perubahan, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup serta percaya diri untuk bertindak. Kehadiran provider sebagai motivator, kolaborator dan fasilitatator yang terlatih dan berpengetahuan luas serta memiliki sikap empati, responsif terhadap kebutuhan klien, sabar, bersahabat dan tidak menjaga jarak. 

Apabila masih memiliki pertanyaan terkait pemberdayaan masyarakat, lingkungan sehat dan perilaku kesehatan maka jangan  ragu berkonsultasi dengan ahlinya melalui fitur Tanya Ahli  dan untuk mendapatkan saran yang tepat melalui fitur. Dengan mendaftar di daya.id, seluruh informasi terkait kesehatan dapat diakses dengan gratis dan mudah. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, kunjungi dan daftarkan diri Anda di daya.id sekarang juga! 

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

6 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS