Berbagai macam cara untuk menambah nafsu makan, dan memudahkan Anda mengonsumsi sesuatu.

Seiring dengan bertambahnya usia, para lanjut usia (lansia) pasti merasakan banyak perubahan, baik dari segi fisik maupun psikis. Perubahan tersebut dapat menimbulkan masalah makan, karena perubahan indera perasa, nafsu makan menurun, sulit mengunyah, sulit menelan, dan kurang minum. Masalah sulit makan ini dapat berdampak negatif terhadap gizi dan kesehatan. Nah, berikut lima kiat yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah makan:

1. Menambah bumbu dan rempah yang tidak tajam

Rasa merupakan salah satu hal terpenting dalam meningkatkan selera makan. Perubahan indera perasa pada manusia berkaitan dengan kondisi penuaan dan penyakit. Perubahan indera perasa pada manusia, umumnya juga membuat indera penciuman mengalami perubahan.

Kedua hal tersebut tentunya dapat memengaruhi nafsu makan lansia. Ketika lansia merasa makanannya hambar, langkah yang hampir pasti dilakukan adalah menambahkan garam. Akan tetapi asupan garam yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Cara lain untuk mengatasi hal tersebut dapat dengan menambahkan rempah-rempah seperti jahe, bawang atau bumbu lain yang memiliki bau atau rasa yang tidak terlalu tajam. Selain garam, asupan gula dan minyak atau lemak pun harus dibatasi.

2. Sajikan makanan lembut atau dicincang

Gigi yang tanggal pada lansia membuatnya kesulitan dalam mengunyah makanan dan terkadang menyebabkan nyeri pada saat makan. Biasanya hal tersebut dikarenakan bentuk potongan makanan yang besar. Mengatasi hal tersebut ada baiknya makanan dimasak sampai empuk; makanan dihaluskan atau dicincang; buah dipotong kecil atau dibuat jus. Rutin periksa ke dokter gigi dan memakai gigi palsu dapat membantu lansia yang kesulitan dalam mengunyah.

3. Sering minum walau tidak haus

Lansia kerap kali tidak merasa haus, sehingga ia jarang minum. Padahal tubuhnya tetap memerlukan cairan yang cukup untuk metabolisme. Kekurangan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi, pusing, sembelit dan tekanan darah rendah. Dampak yang lebih serius dari kekurangan cairan adalah gagal ginjal, pembengkakan otak, bahkan dapat menyebabkan kematian. Lansia dianjurkan minum air 1500-1600 ml atau setara dengan 6-7 gelas per hari. Salah satu hal yang dapat menjadi tanda bahwa seseorang cukup cairan adalah melalui urin. Urin yang jernih menandakan tubuh sudah memiliki kandungan air yang cukup, sebaliknya bila urin keruh atau berwarna gelap menandakan dehidrasi atau kurang minum.

4. Makan bersama

Menikmati makanan bersama keluarga akan terasa lebih indah dan dapat menambah nafsu makan dibandingkan dengan makan sendiri. Makan bersama keluarga dapat dilakukan pada saat sarapan dan makan malam. Makan bersama juga dapat menjadi tempat bertukar cerita sehingga para lansia tidak merasa kesepian dan dijauhi keluarganya.

5. Konsultasi ke dokter dan ahli gizi

Umur lansia rentan terhadap penyakit seperti diabetes mellitus/kencing manis, hipertensi/tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit asam urat, dan sebagainya. Penerapan gizi seimbang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut. Namun bila seseorang telah menderita penyakit tertentu, diet khusus perlu diterapkan. Misalnya untuk tekanan darah tinggi harus sangat membatasi asupan garam dan natrium; untuk diabetes mellitus harus sangat membatasi asupan gula; untuk penyakit asam urat harus membatasi asupan purin, seperti emping/melinjo dan jeroan. Tentunya untuk penderita penyakit tertentu harus berkonsultasi dengan ahli gizi agar diet yang diberikan tepat.

Diumur yang sudah lansia, asupan makanan harus sangat dijaga dan sesuai dengan tubuh. Anak atau anggota keluarga lainnya harus terlibat dalam memberikan dukungan, agar tetap menjadi lansia yang sehat dan lincah.