Dirilis

15 Januari 2021

Penulis

Majalah Franchise Indonesia

Secara sistem, usaha franchise termasuk dalam kategori bisnis unggulan dibandingkan dengan sistem bisnis biasa. Bisnis ini sudah melewati stage trial and error. Sehingga semua atribut bisnisnya bisa dikatakan sudah matang semua. Mulai dari brand, sistem, konsep, manajemen, hingga cash flow.

Maka dari itu, wajar saja jika  franchise memiliki citra tersendiri di mata pebisnis. Pebisnis sudah punya gambaran, franchise itu antara lain seperti restoran McDonalds, Pizza Hut, Dunkin Donuts, KFC, Burger King, Domino Pizza, A&W, Subway, CFC, Mr Baso, dan lain sebagainya. 

Semua merek tersebut memang sudah menancap kuat di benak banyak orang, bukan hanya sebagai merek bisnis ternama, tapi juga sebagai bisnis yang dijalankan dengan sistem franchise. Jaringannya dianggap mampu menularkan semangat entrepreneurship kepada banyak orang. Cabang bisnisnya diyakini bisa membantu calon-calon investor yang ingin memiliki merek tersebut dan dikembangkan di daerahnya.

Namun, belakangan ini kencang franchise dengan konsep gerobakan dengan nilai investasi sekitar Rp5 juta, Rp10 juta, bahkan hingga Rp50 juta. Bayangan masyarakat terhadap franchise terbelah.

Ada yang berpandangan bahwa konsep gerobakan ini hanyalah sekedar peluang usaha tapi belum mencapai level bisnis franchise. Sebagian berpandangan bawah ini pun bisa dikategorikan bisnis franchise.

Yang menjadi pertanyaan, akankah citra franchise berubah menjadi gerobakan jika franchise semacam ini berkembang? Atau haruskah pemerintah memperketat aturan franchise sehingga jangan sampai yang gerobakan disebut franchise?

 

Franchise Gerobakan Juga Punya Potensi

Menurut saya, franchise memang sudah selayaknya seperti restoran dengan merek-merek seperti yang disebutkan di atas. Mereka sudah memiliki sistem bisnis dan merek yang mapan.

Namun, saya juga tidak setuju jika peluang bisnis gerobakan tidak bisa disebut franchise. Bisnis gerobakan bisa saja disebut bisnis franchise jika memang memiliki konsep bisnis dan daya tahan yang kuat. Masalahnya adalah bukan pada level bisnis, tapi seperti apa sistem dan manajemen yang dikembangkan.

Jika yang gerobakan punya konsep bisnis serta sistem manajamen yang kuat, mengapa tidak? Perlu diingat, bahwa brand-brand yang kini menjadi franchise besar awalnya juga dari franchise kaki lima alias gerobakan. 

Contohnya adalah ES Teler 77. Merek ini awalnya hanya kedai yang mangkal di pinggir jalan. Namun pemiliknya bekerja keras dan menumbuh kembangkannya jadi franchise.

Pun begitu di luar negeri sekalipun. Banyak franchise gerobakan atau di sana biasa disebut franchise mikro, tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kontributor bagi ekonomi negaranya. Biasanya franchise mikro ini diatur dengan baik.

Misalnya Singapura. Ada suatu tempat yang khusus digunakan untuk franchise mikro, biasanya namanya hawker. Di tempat tersebut franchise mikro diberi fasilitas, lokasinya bersih dan teratur, serta dibina dan ditempah dengan baik oleh Pemerintah.

Merek-merek franchise mikro lainnya seperti Doner Kebab. Di Australia, merek ini awalnya beroperasi dari gerobakan.

Sedangkan di Filipina, banyak franchise mikro yang tumbuh subur di sana. Kebanyakan mereka menjual produk semacam waffle atau crepes.

Jadi menurut saya, franchise mikro atau gerobakan seharusnya mempunyai tempat di Indonesia. Tidak perlu ada aturan ketat, namun bisnis ini selayaknya dijalankan dengan konsep dan manajemen yang profesional, jangan asal-asalan. Produknya pun harus unggulan dan inovatif sehingga masyarakat juga tertarik.


Merek-merek franchise seperti Cepy ATL, Kebab Turki Baba Rafi, Kedai Torabika, Teh Poci, dan sebagainya biarlah berkembang menjadi franchise gerobakan selama dijalankan dengan sistem dan manajemen yang bagus. 

Franchise gerobakan memang kelemahannya adalah mudah ditiru dan gampang dihempas gunjangan iklim bisnis.

Namun dari sisi kelebihannya, Anda tidak perlu berusaha terlalu extra untuk melakukan promosi. Walaupun dalam tahap mikro, produk yang Anda tawarkan sudah cukup terkenal. Sehingga masyarakat tidak ragu untuk membeli produk Anda.

Jika ada visi yang kuat dari pemilik dan mau serius bisnis ini pun bisa menjadi franchise semacam Es Teler 77, Doner Kebab maupun Gado-Gado Boplo.
Asal memiliki konsep dan manajemen bisnis yang matang, franchise gerobakan pun bisa bersaing dengan merek restoran. 

Nah, bagaimana? Sudah yakinkah Anda untuk membeli franchise gerobakan? Apabila Anda masih bingung dengan dunia franchise, Anda dapat langsung menghubungi para ahli dengan fitur Tanya Ahli.

Baca juga:
  1. Modal Pas-pasan Jangan Beli  Franchise
  2. Rasa Memiliki Itu Penting Untuk Jalankan Waralaba
  3. 10 Kiat Pilih Lokasi Waralaba yang Tepat

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

4.7

6 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Rofian Akbar

Pakar Waralaba

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS