20 April 2018
Dirilis
Penulis
Tim daya Tumbuh Usaha
Pernah merasa termotivasi oleh kisah pengusaha sukses? Tapi siapkah Anda menjalani saat-saat buruk seperti yang pernah mereka alami?
Sebagian pelaku usaha berhasil membangun pola pikir yang tepat sebelum benar-benar memulai usaha. Intinya mereka bersiap agar tidak terlalu terkejut bila saat menjalankan usaha terjadi hal-hal di luar harapan.
Bagi Anda yang akan memulai usaha, sudahkah terpikir beberapa hal di bawah ini?
1. Bukan Sekadar Mencari Keuntungan
Ini pertanyaan mendasar bagi semua pelaku usaha: Apa tujuan Anda dalam berusaha? Sebagian akan menjawab “Dengan berusaha sendiri, saya dapat melakukan hal-hal yang saya senangi dan mendapat penghasilan dari hal tersebut.” Artinya, suatu usaha harus mampu menghasilkan keuntungan agar dapat menjadi sumber pemasukan yang layak untuk mereka.
Tidak salah juga. Tapi, sebenarnya berusaha bukan sekadar mencari keuntungan. Menurut Greg Smith, mantan Executive Director Goldman Sachs, di situs Huffington Post, ketika pelaku usaha memandang keuntungan sebagai tujuan utama, maka mereka tak lagi menganggap konsumen sebagai manusia (mahluk hidup). Para pelaku usaha, hanya akan memandang konsumen sebagai objek untuk membantu menghasilkan uang.
Akibatnya, mereka tidak akan menempatkan kepuasan konsumen sebagai prioritas utama. Kualitas produk tidak terjaga, pelayanan bukan sesuatu yang penting, dan lainnya. Jika hal ini terus dibiarkan, hanya tinggal menunggu waktu hingga konsumen akhirnya sadar dan beralih ke merek kompetitor.
Untuk itu, ubahlah pola pikir usaha Anda untuk melayani konsumen. Pandang konsumen sebagai orang-orang yang ingin Anda bantu melalui produk Anda. Dengan begitu, Anda pasti akan menempatkan kepuasan mereka sebagai tujuan utama. Konsumen yang puas, baik dengan produk dan layanan, pasti akan terus kembali dan pada akhirnya membawa keuntungan bagi usaha.
2. Memiliki Visi ke Depan yang Baik
Anda memang tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan. Hal-hal di luar ekspektasi terkadang membuat Anda harus beradaptasi dan mengubah rencana yang telah disusun. Meski begitu, hanya karena ada hal-hal di luar dugaan yang pasti akan terjadi, bukan berarti Anda tidak membutuhkan visi usaha yang jelas.
Sebaliknya, visi usaha justru akan membantu Anda mencapai target walau harus “memutar arah” sekali pun. Misalnya, sebagai visi jangka pendek, Anda memiliki target untuk mendapatkan pengunjung website sebanyak 5.000 dalam waktu enam bulan. Anda memperkirakan bahwa pada bulan ketiga, jumlah pengunjung website Anda setidaknya sudah mencapai 2.500.
Namun, ketika memeriksa pada bulan ketiga, jumlah pengunjung website masih terhenti pada angka 1.500. Hal ini tentu sama sekali tidak terduga. Apabila dibiarkan, target-target selanjutnya pasti akan ikut mundur dan akan berdampak kurang baik pada usaha.
Nah, dengan visi mendapatkan 2.500 pengunjung website pada bulan keenam, Anda pun “dipaksa” untuk mengambil jalan yang berbeda dari rencana sebelumnya. Misalnya, periksalah hasil analitik website untuk mengetahui penyebabnya atau melakukan kampanye digital untuk langsung meningkatkan awareness target konsumen terhadap website usaha Anda.
Intinya, dengan adanya visi yang jelas, Anda tahu harus ke mana membawa usaha berjalan.
3. Dalam Usaha, Segalanya Dapat Terjadi—Bahkan Bangkrut
Ingatlah bahwa kebanyakan produk yang ada di dunia ini pasti akan usang pada waktunya, setidaknya versi originalnya. Contoh paling mudah dalam hal ini adalah smartphone. iPhone generasi pertama yang dirilis pada tahun 2007 dulu tak lagi menjadi barang yang keren karena digantikan oleh iPhone generasi setelahnya.
Ternyata bukan produk saja yang mengalami keusangan tersebut. Hal ini juga bisa terjadi pada usaha. Cobalah berpikir atau beranda-andai: jika usaha Anda mengalami hal yang sama seperti produk yang telah usang, kira-kira apa yang akan menjadi penyebabnya?
Dengan menjawab pertanyaan tersebut, Anda akan terpacu untuk mencegah hal itu terjadi. Misalnya, Anda menyadari bahwa selama ini Anda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengurusi hal-hal terkait HR, seperti absensi karyawan, penghitungan gaji, dan sebagainya. Padahal, waktu tersebut bisa Anda manfaatkan untuk mengurusi hal lain yang lebih penting seperti memikirkan strategi pemasaran baru.
Apabila hal tersebut terus dibiarkan, bukan tak mungkin bagian pemasaran dan divisi lain akan terabaikan dan membuat usaha Anda bangkrut. Sebagai solusi, contohnya Anda bisa menggunakan software HR untuk mengotomatisasi proses HR di perusahaan sehingga Anda punya lebih banyak waktu untuk fokus pada hal lain.
4. Bersiap Menerima Tantangan Baru
Tantangan merupakan salah satu hal yang berperan sangat besar dalam kesuksesan sebuah usaha. Memang menggiurkan rasanya untuk memilih jalan-jalan yang mudah dan minim tantangan dalam berusaha. Namun, dengan adanya tantangan, hal ini justru akan membantu usaha Anda untuk terus berkembang seiring berjalannya waktu.
Setiap tantangan akan memberi kesempatan kepada Anda untuk menciptakan arah yang lebih pasti dalam mencapai target usaha. Tantangan-tantangan inilah yang akan mengarahkan Anda menuju prospek dan peluang usaha baru.
Katakanlah Anda memiliki usaha toko online yang menjual busana wanita. Salah satu tantangan terbesar adalah banyaknya kompetitor yang juga menjual produk serupa. Anda tak mungkin langsung menutup toko online Anda, bukan?
Di sinilah muncul tantangan untuk menciptakan berbagai inovasi, baik untuk produk maupun layanan, yang dapat membuat usaha Anda unggul dari kompetitor. Dengan adanya inovasi ini, Anda bisa menjaring lebih banyak konsumen yang sebelumnya belum pernah berbelanja di toko online Anda. Dalam hal ini, sebuah tantangan dapat membantu Anda untuk meningkatkan usaha.
5. Berani Mengambil Risiko
Tidak ada yang dapat menjamin bahwa usaha Anda akan sukses. Selalu ada ketidakpastian yang mengiringi setiap langkah dalam berusaha. Lalu, bagaimana caranya mengetahui bahwa Anda telah berada pada jalur yang tepat?
Pemilik usaha yang berani mengambil risiko. Namun, setiap keputusan yang Anda ambil harus didasari oleh alasan yang jelas dan rasional. Edukasi tentu berperan penting dalam hal ini karena informasi yang dibutuhkan tidak bisa sembarangan dan “asal comot”.
Jika takut untuk mengambil risiko dan memilih untuk terus berada di zona nyaman, Anda hanya akan membatasi usaha untuk berkembang. Ya, Anda memang tidak pernah tahu apa yang ada di luar zona nyaman tersebut. Namun, bagaimana bisa mengetahuinya jika tidak mencoba? Bagaimana jika ternyata hal tersebut justru membawa kebaikan bagi usaha?
Saatnya mengubah pola pikir usaha Anda agar lebih berani dalam mengambil keputusan-keputusan yang berisiko. Usaha tidak akan pernah sukses apabila Anda takut menghadapi penolakan dan risiko lainnya.
Dari kelima pola pikir di atas, mana yang juga sempat terpikir oleh Anda? Semoga pola tersebut bisa membantu Anda memiliki arah yang pasti dalam berusaha dan tetap terbuka dengan perubahan yang biasanya terjadi. Selamat menjalankan usaha.
Sumber:
Diolah dari berbagai sumber
Ahmadmunawari
23 November 2022
?
Balas
.0