Dirilis

05 September 2022

Penulis

Oky Setiarso dan Kemenkes RI

Ada dua kemungkinan yang dapat menyebabkan seseorang meninggal mendadak akibat gangguan pada jantung. Yaitu dapat disebabkan penyakit jantung koroner atau Sindrom Brugada (gangguan irama jantung akibat kelainan genetik).

Risiko ini bisa terjadi kepada siapa saja, bahkan bisa dialami oleh mereka yang berusia relatif muda. Seperti yang pernah terjadi terhadap seorang aktor Indonesia berusia 40 tahun, yang tutup usia karena serangan jantung. Sebagian pihak terkejut lantaran usianya dinilai masih tergolong muda dan dikenal sehat dan tidak memiliki riwayat sakit apa pun, terutama yang berkaitan dengan jantung.

Baca Juga: Hanya Butuh 30 Menit Untuk Jantung Sehat

Mengenai kasus itu, Dokter Spesialis Jantung Pembuluh Darah dari Rumah Sakit Budhi Asih Jakarta Timur dr. Rizky Aulia Sp.JP yang dilansir DW.com menjelaskan dua kemungkinan gangguan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak pada manusia.

 

Serangan Jantung Karena Penyakit jantung Koroner

Menurut Rizky, serangan jantung adalah terjadinya penyumbatan di pembuluh darah koroner secara akut atau mendadak, yang biasanya diawali dengan pembentukan kerak di dalam pembuluh darah. Inilah yang disebut sebagai coronary artery disease atau penyakit jantung koroner.

Pembentukan kerak di dalam pembuluh darah menurut Rizky biasanya dimulai sejak usia muda, yaitu di usia dua puluhan tahun atau bahkan belasan.

Ada 5 faktor risiko jantung koroner yang menurut Rizky merupakan penyebab terbentuknya kerak di dalam pembuluh darah, yaitu

 

•    Kencing manis

Orang dengan kencing manis yang tidak terdeteksi akan terjadi pembentukan kerak di pembuluh darahnya.

 

•    Darah tinggi

Orang dengan darah tinggi dengan tensi di atas 140/90 tapi tidak terdeteksi dan tidak pernah dioperasi, berpotensi memunculkan kerak di seluruh tubuh termasuk pembuluh darah koroner.

 

•    Kolesterol tinggi

Biasanya ditandai dengan kolesterol totalnya diatas 200 atau LDL (kolesterol jahat) diatas 150 yang dapat menyebabkan sumbatan.

 

•    Merokok

Rokok ia sebut mengandung zat yang dapat menyebabkan iritasi pada dinding pembuluh darah sehingga memudahkan terbentuknya kerak.

 

•    Faktor keturunan

Faktor genetik yang menyebabkan pembuluh darah seseorang gampang terbentuk kerak.

Rizky menambahkan, jika seseorang terkena serangan jantung maka sakit dada pada pasien biasanya terjadi lebih dari 20 menit. Gejala lainnya adalah keringat dingin, mual sampai muntah, keringat sampai membasahi baju, merasa tercekik, dan merasa pegal.

 

Sindrom Brugada

Selain disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah koroner secara tiba-tiba, kematian mendadak akibat gangguan jantung juga dapat disebabkan oleh Sindrom Brugada pada pasien yang terlihat sehat.

Sindrom Brugada adalah gangguan irama jantung akibat kelainan genetik. Ibarat mesin yang memiliki sistem listrik di dalamnya, pasien yang mengidap sindrom brugada juga mengalami gangguan aliran listrik pada jantungnya.

"Jadi, kalau misalnya pada pasien-pasien dengan brugada sindrom itu, dia sistem listriknya lebih rentan untuk korslet dibandingkan dengan orang normal. Nah, korslet ini bisa menyebabkan sudden cardiac death, bisa berhenti mendadak walaupun tadinya tidak ada apa-apa," jelas Rizky.


Seperti dilansir dari laman mayoclinic.org, orang dengan Sindrom Brugada biasanya tidak memiliki gejala, sehingga mereka tidak mengetahui kondisinya. Sindrom ini lebih sering dijumpai pada pria daripada wanita.

Menurut Rizky, kedua masalah jantung ini dapat diidentifikasi melalui EKG (Elektrokardiogram).

"Kalau misalnya pasien datang ke UGD dengan sakit dada, itu darimana apakah dari brugada yang mengalami masalah atau dari serangan jantung yang tadi saya ceritakan dari awal. Itu bisa dilihat dari EKG," jelasnya.

Lebih jauh, Rizky juga menuturkan bahwa orang yang terlihat sehat sangat mungkin terkena risiko serangan jantung karena "Persepsi sehat menurut pasien belum tentu benar-benar sehat.”

"Misalnya orang dengan merokok dia terlihat sehat, tapi sebenarnya pembuluh darahnya sudah jelek tapi belum bergejala. Atau pasien dengan obesitas dia tidak tahu kalau dia sudah kayak bagimana sebenarnya, karena tidak pernah cek, makannya masih berantakan. Dia merasa dirinya sehat tapi tiba-tiba sakit dada. Nah itu dari identifikasi faktor risiko awal itu yang sebenarnya masih sering missed," tambah Rizky.

Baca Juga: Ternyata Menikah itu Baik untuk Jantung

 

Pencegahan Risiko Serangan Jantung

Bagaimana pencegahan terhadap serangan jantung? Rizky menjelaskan dapat dilakukan dengan eliminasi faktor risiko. Caranya dengan melakukan olahraga teratur dengan mengadopsi rules of three.

"Jadi tiga sesi olahraga dalam seminggu 30 menit, minimal jalan paling tidak 3 kilo sehari," ujarnya.

Jika masih memiliki pertanyaan terkait topik ini, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan Anda, jangan ragu berkonsultasi dengan ahlinya melalui fitur Tanya Ahli  dan untuk mendapatkan saran yang tepat melalui fitur. Dengan mendaftar di daya.id, seluruh informasi terkait kesehatan dapat diakses dengan gratis dan mudah. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, kunjungi dan daftarkan diri Anda di daya.id sekarang juga!

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

4 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Havie Abdul Gafur

06 Oktober 2022

artikel yg sangat bermanfaat

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS