Dirilis

20 Pebruari 2019

Penulis

Tim Penulis Daya Sehat Sejahtera

Generasi milenial adalah generasi yang paling banyak mengalami kecemasan dalam satu dekade terakhir, diikuti generasi baby boomer dan generasi Z.

Pernyataan tersebut dirilis oleh Asosiasi Psikiater Amerika Serikat (APA). APA juga menyebutkan, 86% generasi milenial mengalami krisis perempat abad dan tidak puas dengan kehidupan. Sayangnya lagi, menurut APA para milenial kurang mampu mengelola rasa cemasnya. Sehingga, APA melaporkan sebanyak 12% generasi milenial didiagnosis memiliki gangguan kecemasan yang tinggi dan 30% memiliki tingkat kegelisahan yang tidak normal. Padahal, kelompok milenial yang lahir dalam rentang tahun 1980-2000 kini memasuki kelompok kerja produktif.

Lalu, apa yang menyebabkan tingkat stres milenial lebih tinggi dari generasi pendahulunya?

1. Pola tidur yang buruk
Segunung aktivitas kantor, pergaulan dan masih banyak lagi, membuat berkurangnya waktu tidur. Apalagi, banyak milenial yang bekerja dengan jam kerja lebih dari delapan jam. Padahal, kurang tidur dapat mengganggu produktivitas esok harinya, sehingga mereka mudah gelisah, sulit menuntaskan pekerjaan, dan berujung pada stres.

2. Jadwal makan yang berantakan
Sarapan digantikan dengan waktu makan siang lebih cepat, lalu waktu makan selanjutnya adalah makan malam. Itu pun belum tentu asupannya berkualitas. Padahal, menunda waktu makan atau tidak menyempatkan diri untuk sarapan dapat menyebabkan kadar gula darah tidak stabil. Akibatnya, menjadi lebih mudah gelisah, pusing dan bingung.

3. Aktivitas ponsel yang berlebihan
Coba hitung, dalam tiga jam berapa lama Anda tidak memegang ponsel? Padahal, terlalu banyak bermain ponsel dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang bisa memperkuat kecemasan. Selain itu, media sosial dapat mengubah suasana hati dan depresi.     

Sebuah studi menyebutkan, 80% milenial langsung meraih ponsel saat bangun tidur. Otak dan tubuh yang belum stabil ketika baru saja membuka mata langsung terpapar segala informasi yang seharusnya bisa dibaca seusai sarapan atau mandi.
 
4. Tekanan hidup modern
Milenial yang dikenal sebagai generasi “look at me” dengan mudahnya akan memamerkan semua gaya hidup, pencapaian karier, foto-foto mesra dengan pasangan atau keluarga di seluruh kanal media sosial mereka. Sehingga, tanpa disadari para milenial berlomba-lomba memamerkan aktivitas atau pencapaian mereka demi pengakuan maya. Sesama milenial pun seolah memiliki tuntutan untuk dapat memiliki hidup seperti sesamanya yang terlihat di dunia maya. Hal ini masih diperparah dengan penelitian dari Journal of Applied Psychology yang menyatakan generasi milenial adalah generasi yang memiliki kecanduan akan ambisi. Ambisi karier yang lebih baik atau ambisi relasi sosial yang lebih bagus.

Empat hal diatas tentu hanya beberapa dari faktor penyebab stres para milenial di dunia kerja maupun sosial. Stres yang berlebihan dan terus menerus tentunya memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan fisik dan mental, seperti bipolar, narsis, depresi, dan meningkatkan risiko penyakit degeneratif di usia muda.

Untuk mengatasi dan mencegah sebelum menjadi yang lebih buruk, para milenial bisa melakukan beberapa tips di bawah ini:

1. Menata ulang tujuan hidup
Berawal dari tahun baru ini, ubah motivasi Anda yang bersifat material seperti jabatan, uang, ke hal yang bersifat untuk mendapatkan arti hidup yang lebih baik, melakukan hal yang positif bagi lingkungan sekitar dan sebagainya. Tentu saja, tujuan hidup boleh saja ditetapkan tetapi harus diiringi kewaspadaan dan persiapan bahwa proses kehidupan mungkin tidak sesuai dengan harapan.

2. Problem-Focused Coping
Metode ini bisa diterapkan bagi milenial pekerja, yaitu mengatasi stres dengan fokus pada tujuan dari suatu pekerjaan. Hal ini melibatkan kemampuan manajemen waktu serta pencarian solusi masalah yang baik.

3. Emotion-Focused Coping
Cara ini mengatasi stres dengan menghilangkan perasan negatif pada seseorang atau sebuah kelompok. Cara memulainya pun mudah, hanya butuh kemauan. Yaitu, melakukan random acts of kindness (melakukan kebaikan kepada orang lain dengan tulus), mindfulness (memahami suatu tujuan, membuka pikiran, dan semangat pada setiap pekerjaan) dan more exercise (sisakan waktu untuk latihan fisik atau olahraga).

4. Jaga asupan makan
Gempuran stres yang melanda dapat diredusir dengan menjaga asupan makan yang bergizi. Milenial tentu lebih banyak informasi apa itu makanan bergizi, hanya saja kapan dan berapa lama akan dijalankan. Serta perbanyaklah air putih daripada minuman lain. Tubuh pasti akan berterima kasih untuk asupan sehat yang diserap dengan energi yang lebih fit dan pikiran yang lebih tenang.

5. Tidur, tidur, dan tidur
Tidak ada hidup yang lebih seimbang daripada menjaga pola tidur tetap berkualitas. Tidur yang cukup (6-8 jam) akan membuat Anda memperoleh tubuh bugar, berat badan proporsional, membantu meningkatkan ingatan, merangsang kreativitas yang dibutuhkan di zaman milenial ini, hingga menghindarkan diri dari stres.

Jadi, bila Anda merasa milenial dan selalu merasa stres, tenang saja Anda tidak sendiri. Tapi, kebersamaan dalam stres bukanlah hal yang harus dijaga, karena itu mulailah mengelola stres untuk membuat generasi yang lebih sehat.

Baca juga: Stres Membuat Anda Menjadi Pribadi yang Lebih Bersemangat

Sumber:

Tim Riset Daya Sehat Sejahtera

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS