Dirilis

02 Agustus 2019

Penulis

Tim Daya Sehat Sejahtera

Pengguna media sosial semakin bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan data We are Social dan Hootsuite, jumlah pengguna media sosial di Indonesia tahun 2019 telah mencapai 150 juta atau sekitar 56 persen dari total populasi. Jumlah tersebut naik 20 persen dari survei serupa di tahun sebelumnya.

Keseharian Anda sendiri mungkin tidak terlepas dari menggunakan media sosial, baik untuk kepentingan pekerjaan maupun kehidupan sosial. Media sosial hadir sebagai wadah komunikasi yang memudahkan manusia bertukar informasi, baik berupa teks, gambar, maupun video. Tidak heran jika keberadaan media sosial menjadi jembatan penghubung ke dunia luar yang lebih luas. Namun, tidakkah Anda menyadari bahwa kini banyak orang yang mulai “gerah” dengan media sosial?  Beberapa orang menganggap dengan melakukan detoks media sosial dapat menjaga kesehatan mental. Lantas, benarkah penggunaan media sosial bisa berdampak negatif bagi kesehatan mental? Ini faktanya.

1.    Kecanduan Media Sosial
Penggunaan media sosial secara berlebihan bisa menyebabkan kecanduan. Hal ini disebutkan oleh studi dari Universitas Nottingham Trent yang meneliti karakteristik psikologis, kepribadian, dan kaitannya dengan penggunaan media sosial. Hasilnya, seseorang rentan mengalami kecanduan media sosial jika penggunaannya tidak kenal waktu, misalnya kecanduan facebook. Kriteria kecanduan penggunaan media sosial membuat seseorang mengabaikan kehidupan pribadi dan memengaruhi suasana hati, seperti cemas dan gelisah saat berhenti menggunakannya.

2.    Kesepian
Banyaknya jumlah followers di media sosial tidak menjamin kalau seseorang merasa bahagia dan tidak kesepian. Sebuah studi dari ahli antropologi dan psikologi asal Inggris, R.I.M Dunbar, menunjukkan otak manusia terbatas dalam menangani banyaknya teman. Hanya dengan interaksi sosial lewat tatap muka langsung seseorang bisa menjaga pertemanan dan hubungannya dengan orang lain.

3.    Kurang Bahagia Hingga Berujung Depresi
Sering terjadi ketika seseorang membandingkan dirinya dengan kehidupan orang lain yang hanya ia lihat via media sosial. Hal ini diungkapkan oleh studi dari Universitas Palo Alto, Amerika Serikat pada Oktober 2014 lalu. Jika terus berlanjut, perasaan kurang bahagia bisa berujung pada kecemasan dan depresi.
Studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Mental Health and Addiction telah menganalisis pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental orang dewasa di Indonesia. Hasilnya adalah penggunaan media sosial bisa menyebabkan depresi hingga 9 persen.

Selain kesehatan mental, penggunaan media sosial secara berlebihan bisa memengaruhi kesehatan fisik. Di antaranya adalah membuat seseorang sulit tidur hingga insomnia. Hal ini disebabkan karena cahaya gadget menghambat produksi melatonin, yaitu hormon tubuh yang berfungsi sebagai penanda waktu tidur dan menimbulkan rasa kantuk.

Lantas, berapa lama waktu yang dianjurkan untuk menggunakan media sosial dalam sehari? Jawabannya, belum ada kesepakatan pasti. Namun, dianjurkan penggunaan media sosial tidak lebih dari dua jam per hari. Jika Anda merasa adanya tekanan psikis seperti cemburu dan cemas setelah melihat postingan orang lain, segera berhenti bermain media sosial. Lebih baik alihkan pikiran ke kegiatan lain, seperti bertemu teman, ngobrol dengan keluarga, berolahraga, menonton film, mendengarkan lagu, dan kegiatan lain yang membuat Anda bahagia.

Pilihlah kegiatan yang membuat Anda bahagia, tidak ada salahnya mulai mencoba detoks media sosial. Selamat Mencoba!

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Irna Dartiana

02 Agustus 2019

WOW ada juga ya ternyata DETOKS Medsos ?

Balas

. 0

Irna Dartiana

02 Agustus 2019

WOW ada juga ya ternyata DETOKS Medsos ?

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS