Dirilis

29 Desember 2021

Penulis

Mirna Risnasuci

Menjadi seorang ibu adalah dambaan setiap perempuan di seluruh dunia. Mengalami proses kehamilan, melahirkan, dan menimang buah hati yang sudah di nanti-nanti tentunya membawa kebahagiaan tersendiri bagi seorang perempuan. Namun, di tengah rasa bahagia tersebut, tak jarang seorang ibu mengalami kesedihan, kecemasan, bahkan depresi pasca-melahirkan. 


Mengapa hal itu bisa terjadi?


Perempuan yang sedang berada dalam fase kehamilan dan pasca-melahirkan sewajarnya akan mengalami beragam perubahan dalam dirinya seperti perubahan fisik, hormon, dan emosi yang naik turun yang menyebabkan dirinya merasa sedih selama berhari-hari. Pada fase inilah, tubuh dan emosi perempuan yang sudah melahirkan sedang menyesuaikan diri dengan segala perubahan terbaru mereka. 

Hadirnya buah hati di tengah keluarga juga dapat membuat seorang ibu mengalami kebingungan dalam merawat bayi dengan baik, serta kekhawatiran mengenai apakah dirinya dapat menjadi ibu yang ideal untuk bayi mereka yang baru saja lahir. 

Mungkin sebagian dari Anda pernah mendengar hal ini, bahkan mungkin Anda pernah mengalaminya? Jika iya, pasti Anda familiar dengan sebutan baby blues dan depresi pasca-melahirkan atau depresi postpartum (postpartum depression). 

Dilansir dari berbagai sumber, baby blues dan depresi postpartum adalah gangguan psikologis yang pada umumnya terjadi pada perempuan di masa reproduksi yaitu kehamilan, melahirkan dan pasca-melahirkan. 

Banyak yang mengatakan bahwa baby blues dan depresi postpartum adalah dua hal yang sama, namun faktanya, kedua gangguan psikologis ini merupakan dua hal yang berbeda. Bahkan beberapa sumber mengatakan bahwa baby blues merupakan gejala awal dari depresi postpartum. Penting bagi Anda, terutama bagi calon ibu untuk mengetahui apa saja perbedaan kedua gejala psikologis ini dan tips cara mengatasinya.

Baca Juga: Puasa Saat Hamil, Apakah Aman?
 


Perbedaan baby blues dan depresi postpartum


Seperti yang sudah dipaparkan pada paragraf di atas, tak jarang orang yang salah kaprah dalam membedakan kedua kondisi psikologis ini. Berikut adalah beberapa perbedaan gejala baby blues dan depresi postpartum yang perlu Anda ketahui.
1. Perbedaan gejala yang dialami
Baby blues diartikan sebagai kondisi yang terjadi pada perempuan pasca-melahirkan, di mana terjadi perubahan suasana hati yang sangat cepat dan signifikan seperti terharu, cemas, mudah tersinggung, khawatir yang berlebihan, mudah lupa, stres, sedih dan lelah selama beberapa hari pasca-melahirkan. 

Sindrom baby blues biasanya dialami oleh perempuan yang baru pertama kali melahirkan. Perempuan yang mengalami sindrom ini biasanya sering menangis dan memiliki kekhawatiran bahwa dirinya tidak dapat merawat bayinya sesuai dengan yang diharapkan. 

Gejala sindrom baby blues lain yang juga sering muncul antara lain adalah:
  • Sulit berkonsentrasi
  • Tidak sabar, mudah marah, dan gelisah
  • Tidak nafsu makan
  • Susah tidur
  • Sering murung dan banyak menangis
  • Kewalahan mengurus bayinya yang baru lahir

Lalu bagaimana dengan depresi postpartum? Depresi postpartum biasanya memiliki gejala yang lebih serius. 

Pada beberapa kasus, perempuan yang mengalami depresi ini memiliki kecenderungan kehilangan nafsu makan, atau sebaliknya malah memiliki nafsu makan yang berlebihan. 

Selain itu, ia juga mengalami kesulitan tidur atau bahkan tidur berlebihan, gampang kelelahan dan merasa tidak berenergi walaupun sudah istirahat dengan cukup. 

Munculnya gejala depresi postpartum dapat terjadi setelah seminggu melahirkan ataupun saat calon ibu masih mengandung janinnya. Adapun gejala lain yang pada umumnya terjadi adalah:
  • Perubahan suasana hati yang parah
  • Kesulitan dalam membangun ikatan dengan bayi
  • Susah berkonsentrasi
  • Memiliki pikiran untuk melukai diri sendiri ataupun bayi
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Cepat putus asa, malu, dan gampang marah 

 


 
2. Perbedaan waktu gejala
Biasanya, gejala baby blues dialami selama beberapa hari hingga paling lama sampai dua minggu. Sedangkan gejala depresi postpartum dapat berlangsung selama satu bulan bahkan satu tahun pasca-melahirkan. Segerakan lakukan pemeriksaan kondisi mental ibu ke dokter ataupun psikolog jika memang mengalami gejala depresi postpartum lebih dari satu bulan.
 
3. Perbedaan munculnya Gejala
Gejala baby blues biasanya akan muncul dalam 2 hingga 3 hari setelah si ibu melahirkan, sedangkan depresi postpartum biasanya akan muncul dua atau tiga bulan pasca-melahirkan.
 
4. Perbedaan sebab munculnya Gejala
Penyebab baby blues biasanya disebabkan oleh adanya perubahan fisiologis yang dialami ibu pasca-melahirkan, sedangkan intensitasnya banyak disebabkan oleh faktor-faktor psikologis.

Sedangkan depresi postpartum biasanya dipengaruhi oleh faktor psikososial seperti stres berlebihan yang di alami oleh seorang ibu, yang dikombinasikan dengan adanya perubahan hormon, situasi kehidupan dan berbagai masalah lainnya.



 



Langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi baby blues dan depresi postpartum yang dialami oleh seorang ibu? Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan.


Cara mengatasi baby blues

Walaupun kondisi ini biasanya akan hilang dengan sendirinya, sebaiknya Anda melakukan beberapa upaya berikut untuk mengatasinya.
  • Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, multivitamin untuk pemulihan ibu, serta pemberian ASI untuk bayi yang baru lahir
  • Tidur yang cukup, cobalah istirahat saat bayi Anda tidur, supaya Anda juga dapat memulihkan energi Anda akibat kelelahan menjaga bayi Anda.
  • Luangkan waktu untuk diri Anda sendiri (me time) sejenak agar pikiran Anda rileks.
  • Berjemurlah dibawah sinar matahari pagi dan hiruplah udara segar atau melakukan olahraga ringan seperti jalan pagi agar Anda segar kembali.
  • Jangan lupa untuk meminta dukungan pasangan dan keluarga Anda dalam membantu Anda memulihkan diri. 


Cara mengatasi depresi postpartum


Terkadang ibu yang melahirkan tidak ingin berbagi cerita jika dirinya mengalami depresi setelah melahirkan. Jika dibiarkan, kemungkinan si ibu akan mengalami depresi postpartum. Segeralah berkonsultasi dengan psikolog atau dokter jika memang sudah ada tanda-tanda depresi postpartum

Biasanya dokter akan memberikan resep obat penghilang depresi atau menyarankan untuk mengikuti terapi konseling. Dengan perawatan yang tepat, si ibu dapat kembali ke kondisi sedia kala. Namun perlu diingat, jangan tunggu terlalu lama. Jika si ibu memang sudah terlihat mengalami gejala ini, segeralah mencari bantuan dokter atau psikolog ketika gejala awal depresi postpartum sudah terlihat. 

Yang tak kalah penting, pastikan Ibu dukungan pasangan dan keluarga akan membantu ibu dalam melewati kondisi terburuknya pasca-melahirkan.


Baca juga: Ibu, Lakukan 7 Hal Ini Agar Sehat dan Bahagia


Punya pertanyaan lebih lanjut mengenai psikologi, kesehatan ataupun topik lainnya seperti usaha ataupun karir? Segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan juga untuk mendaftar ke daya.id dan dapatkan informasi bermanfaat lainnya secara gratis. Tunggu apa lagi? Yuk, segera daftarkan diri Anda sekarang juga untuk mengetahui informasi dan tips bermanfaat dan menarik lainnya.
 

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

4.8

4 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS