Dirilis

15 April 2022

Penulis

Muliany Istanto

Beberapa waktu lalu pernahkah Anda mendengar atau bahkan menonton film Confession of a Shopaholic?  Film tersebut cukup cukup menarik minat penonton karena menggambarkan seorang wanita muda yang sangat boros sampai terbelit hutang kartu kredit, akibat kesukaannya berbelanja.

Shopaholic dapat diartikan kecanduan belanja secara tidak terkontrol karena sudah menjadi sebuah ketergantungan. Konsepnya sama seperti alkoholik yang berarti kecanduan alkohol. Pertanyaannya, bagaimana cara mengatasi shopaholic jika Anda atau orang terdekat terkena gangguan ini?

Sebentar, shopaholic termasuk gangguan? Iya. Shopaholic dapat dikategorikan sebagai sejenis gangguan mental, sama seperti gangguan kecemasan, gangguan OCD (Obsessive Compulsive Disorder), sampai dengan gangguan makan yang tidak normal, dan biasanya disertai dengan emosi di dalamnya.

 

Ciri-Ciri Shopaholic 


Kembali ke shopaholic. Sebagian dari kita suka belanja, terlebih lagi ketika banyak diskon yang ditawarkan. Seperti saat-saat ini, dimana sebagian pusat perbelanjaan dan marketplace menawarkan diskon atau cashback berlimpah.

Sebenarnya wajar-wajar saja jika kita tergoda lalu akhirnya membeli beberapa barang atau jasa yang memang kita butuhkan. Tapi, jika sudah berlebihan dan tidak bisa dikendalikan, nah, di situ kita sebaiknya waspada.

Oke, kalau begitu, sejauh apa keinginan belanja dapat dikategorikan sebagai shopaholic. Di bawah ini adalah ciri-cirinya: 

  • Menghabiskan sebagian waktunya untuk berbelanja, merencanakan bahkan selalu berpikir untuk berbelanja 
  • Pada saat memiliki suasana hati yang buruk, seorang shopaholic akan pergi belanja dan merasa sebagai satu-satunya jalan untuk meredakan stress yang dialami 
  • Tidak dapat mengontol diri saat belanja karena belanja membuat dirinya sangat puas dan bahagia. Rasa puas ini yang membuatnya kecanduan dan akan terus diulang terutama ketika terdapat pemicu seperti suasana hati yang tidak menyenangkan
  • Merasa terganggu dengan kebiasaaan belanjanya, maka ketika belanja sudah dilakukan, dirinya cenderung merasa menyesal dan tertekan. Namun ketika tidak belanja, seorang shopaholic pun akan merasa stres bahkan depresi
  • Menghabiskan uang untuk berbelanja bahkan sampai hutang untuk membelanjakan barang yang tidak mampu untuk dibeli, tidak dibutuhkan bahkan barang yang akan disesali di kemudian hari karena telah membelinya 
  • Seorang shopaholic lebih memilih untuk pergi belanja sendiri untuk menghindari judgment dari orang di sekitarnya dan untuk menutupi perilakuknya
  • Sering berbohong terhadap orang lain terkait uang yang dihabiskan untuk belanja 


 

Penyebab Shopaholic 


Seorang shopaholic ini tersiksa secara mental karena mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol hasratnya untuk membeli barang-barang secara berlebihan, dimana setelah berbelanja pun merasa tertekan dan akhirnya akan menguras keuangan. 

Penyebab seseorang menjadi shopaholic dapat disebabkan oleh beberapa faktor: 

  • Trauma di masa lalu yang membuatnya selalu melihat dirinya kosong/ kekurangan akan sesuatu dan berbelanja untuk mendapatkan rasa cukup dan lengkap  
  • Penganut gaya hidup hedonis/ materialis, dimana selalu mempersepsikan seseorang dari apa yang dimiliki sehingga selalu merasa kurang, dan akan termotivasi untuk mengejar kebutuhan yang lebih tinggi 
  • Adanya iklan di berbagai media bahwa gaya hidup hedonis ini sebagai penghilang dan pereda stres


 

Cara Mengatasi Shopaholic 

Walaupun seorang shopaholic menyadari bahwa perilaku belanjanya menyimpang dan harus dihentikan, namun seorang shopaholic akan terus mengulang dan seperti berada dalam siklus yang sama. Butuh bantuan psikolog atau psikiater profesional untuk mengatasi prilaku menyimpang ini yang disesuaikan dengan tingkat keparahan dari sumber masalahnya. 

Jika Anda merasa seorang shopaholic atau ada orang terdekat Anda yang mengalaminya, di bawah ini adalah langkah-langkah awal untuk mengatasi shopaholic:

  • Berbicaralah kepada keluarga terdekat mengenai perilaku ini 
  • Aku dan sadari bahwa perilaku ini membutuhkan bantuan 
  • Jangan menggunakan kartu kredit
  • Pegang uang secukupnya saja 
  • Serahkan kendali keuangan ke keluarga terdekat 
  • Pada saat keinginan belanja muncul, coba alihkan ke aktifitas lain 
  • Apabila butuh berbelanja, ajak keluarga/ teman yang dapat membantu mengingatkan untuk belanja sesuai dengan lebutuhan 
  • Temui profesional untuk mencari akar dari perilaku shopaholic ini 


Shopaholic tidak dapat diatasi hanya dengan berhenti belanja, tetapi harus disembuhakn terlebih dahulu penyebab dari seseorang menjadi shopaholic. Shopaholic yang dibiarkan akan menyebabkan masalah finansial di kemudian hari.

Baca juga : 7 Cara Aman Berbelanja Online 

Jika Anda butuh saran untuk mengatasi shopaholic, Anda juga dapat berkonsultasi dengan mitra ahli tepercaya kami melalui fitur Tanya Ahli. Selain itu, untuk informasi lain terkait menjaga kesehatan, Anda bisa membacanya di daya.id. Dengan mendaftar di daya.id semua informasi terkait lingkungan bisa diakses dengan gratis dan sangat mudah. Jadi, yuk kunjungi daya.id sekarang juga!

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

4 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS