Minum jamu merupakan salah satu kesukaan saya dan suami. Setiap ke yogyakarta kami pasti mencari mbok jamu langganan keluarga kami di pasar kemetiran. Rasanya yang enak,fresh tanpa pengawet bahkan cara menyajikannya hanya dengan diperas tangan dan ditaro dalam batok kelapa membuat kami sekeluarga selalu kangen sama jamu mbok di pasar itu. Apa lagi dengan manfaatnya yang terasa sekali di badan membuat kami selalu menyempatkan waktu mencari mbok jamu langganan kami. Tetapi di jkt kami kesulitan mencari jamu yg fresh n enak seperti di yogya, jamu yang disukai anak-anak kami. Ditambah lagi kekhawatiran apakah jamu yang dibuat ditambahkan obat tertentu ke dalam racikannya. Hilangnya budaya minum jamu juga menjadi salah satu concern saya. Akhirnya saya memberanikan diri membuat jamu untuk saya konsumsi sendiri dan keluarga dan ternyata keluarga saya senang dengan jamu buatan saya. Dari situ saya mulai memperkenalkan jamu saya ke teman2 dan respon mereka sangat baik..malah mereka menyarankan untuk menjual jamu - jamu saya. Melihat respon yang baik dari teman2, maka saya mulai membuat varian rasa juga produk turunannya agar diterima pasar dengan baik dan bisa masuk ke segala usia mulai dari anak2 sampai orang tua. Kami juga berusaha memperkenalkan cara baru mengkonsumsi jamu dalam bentuk sirup, makanan, cemilan dan dessert sehingga diharapkan kaum milenial juga mau mengkonsumsi jamu. Semoga jamu tetap disukai masyarakat Indonesia dan bisa mengharumkan bangsa Indonesia sampai ke luar negeri.