Sejarah bisnis Coffee Toffee dimulai pada 2005 di Surabaya. Didirikan oleh seorang anak muda bernama Odi Anindito, Coffee Toffee pada awalnya hanya peluang usaha yang berbentuk kios kecil atau booth. Kini, Coffee Toffee menjelma menjadi penguasa pasar kedai kopi lokal dengan investasi milyaran rupiah.

Franchise ini naik kelas dari booth menjadi kedai kopi yang cozy sebagai tempat nongkrong masyarakat kelas menengah. Walau demikian, Coffee Toffee tetaplah menghadirkan minuman kopi dengan kualitas tinggi dengan kualitas asli lokal, dan harga relatif terjangkau. Di bawah PT Coffee Toffee Indonesia, Coffee Toffee memiliki visi menjadi kedai kopi lokal yang dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan selalu memberikan produk dan layanan terbaik dari bahan-bahan baku lokal terbaik dengan harga yang terjangkau.

Keunggulan & Produk
Mengusung tagline Yes I Drink Indonesian Coffee, Coffee Toffee selalu memberikan produk dan layanan terbaik dari bahan-bahan baku lokal terbaik dengan harga yang terjangkau. Selain itu, Coffee Toffee juga tidak berhenti melakukan promosi kreatif, baik di secara vertikal maupun horizontal. Salah satunya adalah Coffee Toffee menyebarkan kampanye penggunaan biji kopi nasional untuk dikonsumsi anak negeri, seperti Java Mocha, Toraja Kalosi, Bali Batukaru, Sumatera Linthong, serta Sumatera Gayo sebagai keunggulan kopi hasil alam Indonesia

Sistem Kemitraan
Untuk menjadi mitra investasi yang dibutuhkan Rp600 juta hingga Rp1,4 milyar. Kemudian tempat yang dipersiapkan mulai dari 70M2 sampai dengan 200 m2 (di luar ruang parkir). Investasi tersebut sudah termasuk franchisee fee senilai Rp150 juta selama 5 tahun dan deposit fee Rp50 juta. Kemudian jika mitra sudah menjalankan usahanya, Coffee Toffee sebagai franchisor akan megenakan royalty fee senilai 5%, marketing fee 2%, dan promotion fee 2% untuk setiap bulannya. Sebagai franchisor, Coffee toffee akan memberikan supporting berkelanjutan kepada mitra

INFORMASI FRANCHISE