Dirilis

31 Oktober 2022

Penulis

Fitri Hudayani, SST, Sgz, MKM

Jenis menu dan makanan yang ada saat ini sangatlah variatif, sehingga bagi sebagian kita relatif sulit memilah dan milih makanan yang sehat, khususnya tanpa pengawet. 

Tanpa disadari, pengawet bahan makanan sudah hidup bersama kita dari berpuluh-puluh tahun lalu, yang tentunya pada sekelompok orang tertentu, akan menimbulkan penyakit jika pola konsumsi yang berlebihan dilakukan dalam jangka waktu yang berkepanjangan. 

Sebelum mengkambinghitamkan zat pengawet dalam bahan makanan, mari kita simak dulu apa yang dimaksud dengan bahan pengawet dalam bahan makanan. 

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), bahan pengawet adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian, dan perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme (PerKa BPOM No. 36 tahun 2013, Tentang Batas Maksimum Pengawet).

Baca Juga: Apakah Ada Pengawet di Mie Instan?


Dalam hal ini, dapat diartikan bahwa zat pengawet dalam bahan makanan bertujuan untuk melindungi makanan tersebut dari kerusakan yang lebih cepat yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu. Tidak hanya itu, beberapa bahan pengawet dapat menambah cita rasa produk tersebut. 

Seringkali kita mengatakan bahwa makanan tersebut mengandung bahan pengawet. Sebenarnya, seperti apa sih bahan pengawet? Atau, apa saja jenis-jenis bahan pengawet yang bisa kita kenali di dalam makanan? Pasalnya, bahan pengawet terbagi menjadi dua, yaitu bahan pengawet makanan alami dan bahan pengawet makanan buatan.

 

Bahan Pengawet Makanan Alami dan Sintesis

Tidak hanya dari bahan pengawet sintesis atau buatan, bahan pengawet makanan juga bisa berasal dari bahan-bahan alami, seperti:
  • Garam
  • Gula
  • Bawang putih
  • Cuka
  • Air lemon, dan lainnya

Bahan-bahan tersebut seringkali kita gunakan atau campurkan ke dalam masakan sehari-hari yang tanpa disadari termasuk ke dalam jenis bahan pengawet alami.

Namun terdapat bahan pengawet buatan yang diizinkan penggunaannya oleh BPOM yang  disebutkan dalam PerKa No. 36 Tahun 2013, diantaranya:
  • Asam sorbat, yang biasa digunakan untuk mengawetkan produk olahan susu, keju, buah, sayuran, dan minuman ringan.
  • Asam benzoat, seringkali digunakan untuk mengawetkan beberapa bumbu, saus, salad dressing, minuman ringan dan minuman beralkohol.
  • Asam propionat, berfungsi untuk mencegah pertumbuhan jamur pada produk keju, susu, mayonnaise
  • Sulfit, yang biasa digunakan pada produk selai, buah kering, cuka, saus, dan makanan ringan.
  • Nitrit dan Nitrat, yang terdapat pada keju dan olahan daging


Lalu, jika bahan pengawet diizinkan dalam suatu makanan, kenapa ia masih tetap menimbulkan masalah kesehatan?

Pemerintah bersama BPOM telah mengatur kadar maksimum bahan pengawet yang diizinkan untuk dicampurkan ke dalam makanan. Tidak hanya itu, tubuh kita tetap mempunyai batas maksimum terhadap jumlah bahan pengawet yang masuk ke dalam tubuh kita. Hal tersebut dinamakan Acceptable Daily Intake (ADI) atau asupan harian yang dapat diterima, yang jika dikonsumsi berlebihan akan menimbulkan efek buruk terhadap kesehatan. Kedua hal ini menjadi salah satu poin penting yang harus diperhatikan dalam konsumsi makanan mengandung pengawet.

Baca Juga: Bagaimana Ciri-ciri Makanan Berformalin?

Oleh karena itu, untuk meminimalkan konsumsi bahan pengawet dalam makanan, maka perhatikan tips berikut yuk!

 

1. Pahami konsep mengenai bahan pengawet

Bahan pengawet kok penggunaannya diizinkan negara? Ya, betul. Karena konsep dasar dari bahan pengawet adalah untuk mencegah kerusakan lebih cepat terhadap suatu produk makanan, maka penggunaan bahan pengawet merupakan salah satu cara untuk menjaga ketahanan pangan itu sendiri. Konsep ini didukung oleh kadar maksimum yang diizinkan oleh BPOM dalam penggunaannya suatu bahan pengawet makanan.

 

2.  Kenali jenis bahan pengawet makanan

Ada beberapa jenis bahan pengawet yang diizinkan oleh BPOM untuk ditambahkan ke dalam suatu makanan, tentunya dengan tujuan keamanan pangan. Dengan kita mengenali jenis-jenis bahan pengawet tersebut, kita akan lebih waspada dan bijak terhadap pemilihan makanan-makanan yang beresiko mengandung bahan pengawet.

 

3. Tidak semua bahan pengawet makanan jahat

Berdasarkan konsep bahan pengawet tersebut, sebagian besar ditujukan untuk menghambat pengasaman bahkan kerusakan pangan. Dengan adanya bahan pengawet, resiko makanan rusak dalam waktu dekat lebih kecil. Serta, kita bisa memilih untuk menggunakan bahan pengawet yang alami.

 

4. Biasakan membaca label komposisi gizi

Bahan pengawet identik dengan pengawetan makanan yang diharapkan dapat membuat makanan lebih awet dan tahan lama. Label komposisi gizi di buat dengan tujuan untuk menyampaikan kepada konsumen mengenai bahan-bahan yang digunakan atau terkandung dalam makanan tersebut. Dengan membaca label komposisi gizi, diharapkan konsumen mengetahui bahan pengawet jenis apa saja yang terkandung di dalamnya.

 

5. Hindari makanan kemasan atau olahan

Produk mengandung pengawet makanan lebih identik dengan makanan kemasan dan olahan. Memilih bahan makanan tanpa pengawet? Tidak usah ragu, bahan makanan fresh atau segar adalah salah satu pilihannya, seperti daging tanpa lemak, telur, ikan segar, buah dan sayuran.

 

6. Penyimpanan yang sesuai

Bahan makanan segar minimal akan tambahan pengawet makanan, tapi akan percuma bila tidak mendapat perlakuan penyimpanan yang memadai. Bahan makanan segar mempunyai kategori penyimpanan yang berbeda-beda. Dengan menerapkan sistem penyimpanan yang baik, bahan makanan segar akan tetap tahan lama tanpa penambahan bahan pengawet sebelum diolah menjadi menu sehari-hari.

Apabila Anda memerlukan informasi lainnya terkait tips usaha, karir, gizi maupun kesehatan, bisa Anda dapatkan secara gratis di daya.id. Dengan mendaftar di Daya.id, semua informasi tersebut dapat diakses dengan sangat mudah dan kapan saja serta bisa konsultasi juga! Mari kunjungi daya.id sekarang juga!

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

8 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS