13 Agustus 2024
Dirilis
Penulis
Dian Savitri
Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, kita dapat mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan dengannya pula kita dapat mencapai kesejahteraan untuk melanjutkan keberlangsungan hidup secara mandiri.
Meningkatnya kesadaran terhadap pentingnya pendidikan membuat permintaan masyarakat pada akses pendidikan semakin tinggi. Hal ini membuat berbagai lembaga sekolah atau institusi pendidikan mengadaptasi sistem bisnis, yaitu bersaing menawarkan fasilitas dan kualitas terbaik. Dengan kata lain, semakin baik fasilitas dan kualitas pendidikan yang ditawarkan, maka biayanya semakin tinggi.
Sabagai orang tua, penting sekali menyiapkan dana untuk biaya sekolah agar terhindar dari kesulitan ketika melakukan pendaftaran. Persiapan dana secara matang juga berguna sebagai langkah antisipasi adanya inflasi setiap tahunnya.
Dikutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2023, terjadi inflasi biaya pendidikan sebesar 2,38 persen. Tak hanya itu, terjadi juga kenaikan uang pangkal sekolah sebesar 10-15 persen setiap tahunnya. Padahal kenaikan pendapatan rata-rata orangtua dalam satu tahun belum tentu dapat mengejar tingginya peningkatan biaya sekolah tersebut.
Melihat keadaan seperti demikian, tampaknya mempersiapkan biaya sekolah dirasa tidak terlalu efektif jika hanya mengandalkan tabungan saja. Selain mengusahakan penghasilan tambahan, para orang tua juga bisa mulai berinvestasi untuk biaya sekolah anak.
Instrumen untuk Tabungan Biaya Sekolah Anak
Berikut beberapa instrumen investasi yang dapat digunakan sebagai tabungan biaya sekolah anak.
1. Deposito
Sebuah produk keuangan yang memberikan imbal hasil berupa bunga dan jangka waktu investasi bisa ditetapkan di awal. Deposito merupakan investasi yang rendah resiko sehingga cocok untuk investasi jangka pendek. Misalnya investasi deposito dengan bunga 3,25% per tahun dengan jatuh tempo 6 bulan dapat digunakan sebagai persiapan anak masuk TK dengan asumsi usia anak saat ini 4 tahun.
2. Reksa Dana Pasar Uang
Investasi Reksadana Pasar Uang (RDPU) merupakan jenis investasi yang memiliki resiko rendah, karena menempatkan 100% asetnya pada instrumen pasar uang seperti deposito dan surat berharga yang jatuh temponya kurang dari satu tahun.
Selain memiliki pergerakan harga yang stabil meningkat, RDPU juga memberikan potensi imbal hasil lebih tinggi dari deposito bank dan memiliki likuiditas tinggi atau dengan kata lain dapat dicairkan kapan saja.
3. Surat Berharga Negara (SBN)
Merupakan instrumen keuangan yang diterbitkan oleh pemerintah atau negara sebagai salah satu cara untuk membiayai kebijakan dan programnya.
Investasi SBN semakin diminati oleh masyarakat karena keamanannya dijamin oleh negara melalui undang-undang. Terdapat beberapa jenis SBN yang terbit di 2024 dengan imbal hasil yang semakin menarik.
SBN Ritel konvensional terakhir di 2024 dengan kupon floating with floor yaitu SBR013 masih dalam masa penawaran hingga 4 Juli 2024. Ada 2 tipe SBR013 yang ditawarkan:
SBR013-T2: tenor 2 tahun, return floating with floor minimal 6,45% per tahun.
SBR013-T4: tenor 4 tahun, return floating with floor minimal 6,60% per tahun.
Misalnya sekarang anak masih sekolah TK, kita bisa menyiapkan biaya pendidikan untuk masuk SD 2 tahun lagi dengan menginvestasikan di salah satu jenis SBN seperti SBR013 atau yang masih dalam masa penawaran.
4. Reksadana Obligasi (RDO)
Reksadana Obligasi menempatkan 80% asetnya ke dalam surat utang (obligasi), baik pemerintah maupun korporasi.
Perjalanan investasi di RDO tidak selalu bergerak mulus, ada kalanya RDO mengalami penurunan. Namun penurunan harga obligasi biasanya bersifat sementara, artinya dapat digunakan sebagai kesempatan untuk menambah investasi secara bertahap saat harga menurun.
Sehingga reksadana ini dapat menjadi pilihan untuk investasi jangka menengah.
5. Investasi Emas
Investasi Emas tergolong sangat aman untuk jangka panjang, karena emas termasuk jenis investasi yang rendah resiko (low risk). Hal ini dikarenakan ergerakan harganya cenderung mengikuti laju inflasi.
Untuk jangka waktu yang cukup panjang, harga emas cenderung naik. Kita bisa melihat pergerakan harga emas dalam 10 tahun terakhir. Saat ini harga emas menyentuh angka Rp 1.363.000 per gram pada 1 Juli 2024 , kenaikan harganya lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan harga pada 1 Juli 2014 yaitu sebesar Rp 561.250 per gram.
sumber: logammulia.com
Untuk memahami nilai investasi emas, kita dapat menggunakan simulasi. Misalkan setiap bulan kita rutin membeli emas sebesar 1 gram sejak 10 tahun lalu, maka hari ini kita memiliki emas sebanyak 120 gram. Tidak terasa, nilai investasi dengan 120 gram emas sebesar Rp 163,56 juta.
6. Investasi Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan atas perusahaan yang dapat diperjualbelikan. Beberapa saham terbukti secara historis memiliki performa yang baik, sehingga dalam jangka waktu panjang dapat menikmati hasil yang optimal.
Grafik IHSG selama 10 tahun
Misalnya saham salah satu perbankan di Indonesia saat 10 tahun lalu harganya Rp 2.220 per lembar saham, saat ini sudah menyentuh angka Rp 10.000 per lembar saham.
Namun perlu diingat bahwa investasi saham memiliki memiliki resiko tinggi karena pergerakan harga yang fluktuatif, maka perlu keahlian atau kemampuan analisis baik secara fundamental maupun teknikal agar dapat memahami pergerakan pasar dan memilih saham yang tepat untuk biaya pendidikan anak.
Untuk memilih instrumen investasi, orang tua perlu mempertimbangkan jangka waktu dan profil resiko. Misalkan, untuk biaya sekolah jangka panjang misalnya kuliah atau 10 tahun yang akan datang, investasi emas logam mulia atau saham dapat dijadikan pilihan.
Jika dirasa perlu biaya sekolah dalam jangka waktu menengah sekitar 3-5 tahun, misalnya untuk masuk PAUD (dengan anak saat ini baru lahir), pilihan investasinya bisa masuk di reksadana yang jenisnya bisa disesuaikan.
Meningkatnya biaya pendidikan anak memang sulit dihindari, namun dengan strategi yang tepat orang tua dapat mempersiapkan dana yang dibutuhkan agar masa depan anak lebih terjamin.
Karena kondisi keuangan bersifat individual, orang tua dapat berkonsultasi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan investasi sehingga mengurangi resiko salah memilih investasi. Perlu di ingat juga bahwa kinerja/data masa lalu tidak mencerminkan kinerja/data di masa mendatang. Investasi mengandung resiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah atau informasi keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
Berikan Komentar
Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Waryati
12 October 2024
Terimakasih atas infonya sangat bermanfaat sekali
Balas
.0