Dirilis

15 April 2024

Penulis

Andi Dala Nadhifa Asmarani

Apakah Anda pernah mengalami kesulitan dalam menikmati hidup karena harus menyisihkan uang untuk menabung dan berinvestasi? Dalam rangka meminimalkan pengeluaran, berhemat memang sering kali diikuti dengan perubahan gaya hidup drastis. Hal tersebut mungkin bisa membuat Anda tidak nyaman dan kesulitan untuk menjalani hidup hemat. Namun, tren “Soft Saving" yang akhir-akhir ini populer di kalangan Gen Z bisa menjadi alternatif bagi Anda. Tren ini dapat membantu Anda mengelola keuangan untuk masa depan tanpa harus mengorbankan gaya hidup yang saat ini Anda jalani. 

Bagaimana? Apakah Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut? Jangan khawatir, artikel ini akan membahas lebih jauh mengenai tren Soft Saving, mulai dari definisinya, pro dan kontra, serta beberapa tips yang bisa Anda terapkan. Yuk, simak bacaan ini sampai akhir.

 

Apa Arti Soft Saving?


Soft Saving merupakan metode pengelolaan keuangan pribadi tanpa harus melakukan perubahan drastis terhadap gaya hidup saat ini. Istilah Soft Saving sendiri datang dari kata “saving” yang berarti menabung, dan “soft” yang berarti “halus” atau “pelan”. Dalam kata lain, istilah tersebut berarti menerapkan gaya hidup hemat secara perlahan-lahan dan bertahap. Dengan begitu, Anda tidak perlu merasa tertekan dan dapat membiasakan diri terlebih dahulu sebelum berkomitmen lebih untuk menabung dan berinvestasi. 

Tren ini pertama kali populer di kalangan anak muda, khususnya Generasi Z atau Gen Z. Mengapa demikian? Pertama, Gen Z adalah kaum yang paling memprioritaskan kesehatan mental daripada generasi lainnya. Hal ini membuat Gen Z lebih gencar mengejar hobi dan kesenangan hidup. Kedua, harga barang semakin mahal karena terjadi inflasi dan kondisi ekonomi saat ini. Dua kombinasi tersebut menjadi tantangan dalam menyisihkan uang untuk menabung dan berinvestasi. Dari situ, muncul tren Soft Saving yang dapat dijadikan jalan tengah untuk memenuhi tuntutan gaya hidup dan kesejahteraan di masa depan. 

Baca Juga: Masalah Keuangan, Faktor Utama Penyebab Stres pada Gen Z

 

Pro dan Kontra Soft Saving


Salah satu keuntungan yang membedakan metode Soft Saving dengan metode pengelolaan keuangan lainnya adalah fleksibilitas yang ditawarkan. Anda tidak perlu terpaku dengan target yang pasti, sehingga Anda lebih bebas menyesuaikan dengan situasi saat ini. Di satu sisi, target pasti memang efektif untuk membuat Anda fokus, di sisi lain hal tersebut bisa membuat Anda merasa terkekang. Namun, kebebasan yang diberikan Soft Saving dapat mengurangi stres dan tekanan saat mengelola keuangan. Anda bisa dengan tenang menikmati masa sekarang sambil menabung dan berinvestasi sedikit demi sedikit untuk masa depan. 

Sayangnya, terdapat risiko yang perlu Anda waspadai dari penerapan tren ini. Soft Saving memang menawarkan fleksibilitas, tetapi hal ini bisa memperlama waktu untuk mencapai kebebasan finansial. Anda juga berisiko menjadi tidak siap menghadapi kebutuhan-kebutuhan mendadak akibat jumlah tabungan yang tidak cukup. Selain itu, Anda bisa terjebak pada zona nyaman saat ini tanpa memikirkan konsekuensi finansial di masa depan. Untuk itu, Anda perlu selalu mengingat betapa pentingnya keseimbangan antara persiapan hari esok dan kesejahteraan hari ini.  

Baca Juga: Tips Menyiapkan Dana Pensiun Sejak Dini, Membangun Hidup yang Future-proof

 

Tips Menjalani Soft Saving


 

1.    Tentukan Target yang Bermakna

Alihkan fokus Anda dari target yang berisi angka atau persentase ke target yang melibatkan hasil atau pengalaman yang ingin dicapai. Sebagai contoh, daripada menetapkan target seperti “Saya ingin menabung sebanyak 20 juta tahun ini”, lebih baik diubah menjadi “Saya ingin menabung agar bisa  berlibur ke luar kota bersama keluarga.” Target yang lebih bermakna akan memberikan motivasi lebih untuk mencapainya. 

 

2.    Temukan Alternatif Hemat yang Sesuai Dengan Preferensi

Tentukan prioritas agar Anda bisa mengetahui aspek apa yang bisa dikorbankan. Contohnya, jika Anda lebih memprioritaskan kenyamanan hotel saat berlibur daripada kenyamanan saat bertransportasi, Anda bisa memilih tiket pesawat di kelas ekonomi sehingga Anda bisa memilih hotel yang berkualitas.

Baca Juga: Tips Menabung Paling Tepat untuk Diri Sendiri dan Keluarga

 

3.    Evaluasi Kebiasaan Menabung dan Berbelanja Secara Berkala

Yang terakhir, Anda harus mengevaluasi kebiasaan finansial Anda secara berkala. Hal ini bertujuan untuk melakukan penyesuaian dengan kebutuhan dan kondisi keuangan yang rentan berubah. Misalnya, jika Anda merencanakan pengeluaran yang besar di waktu dekat, lebih baik Anda membatasi pembelanjaan untuk sementara. Evaluasi berkala juga mengurangi risiko terjebak pada kebiasaan buruk dengan melakukan perbaikan sedini mungkin. 

Dalam mengelola keuangan, pepatah “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” mungkin cocok menggambarkan proses yang perlu dilalui untuk menggapai kestabilan finansial. Pasalnya, sering kali kita harus mengorbankan kesenangan hidup saat ini demi mempersiapkan kesejahteraan di masa mendatang. Untungnya, dengan adanya tren Soft Saving, kita tidak perlu menahan diri sepenuhnya untuk bersenang-senang. Asalkan dilakukan dengan benar, kita bisa mencapai keseimbangan antara menikmati kehidupan sekarang, sekaligus mempersiapkan kesejahteraan masa depan. 

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai Soft Saving atau tips mengelola keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.8

8 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Joshua Agustinus Panggabean

22 April 2024

Terima kasih infonya:)

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Dian Savitri

Perencana Keuangan Pribadi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS