“Sebenarnya bukan osteoporosis yang membuat saya tersiksa. Tetapi keadaan dimana saya sulit beribadah yang membuat saya menyesal, kenapa harus mengenal penyakit ini. Saya harus bangkit dan memperbaiki segalanya. Saya yakin Tuhan mendengar doa saya” ucap Zuhra Adlan, seorang penderita penyakit tulang osteoporosis.
Zuhra sadar gaya hidupnya waktu muda cenderung asal-asalan. Dia pun jarang mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kalsium. Makanya dia mengaku ikhlas saat dinyatakan menderita penyakit tulang osteoporosis pada 2009, tahun dimana dia juga pensiun dari Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara. Tapi seluruh ruang gerak menjadi terbatas, dia tidak leluasa kemana-mana. Sejak saat itu Zuhra mulai memperbaiki diri.
Bisa Beribadah dengan Lebih Baik
Untuk memperbaiki keadaan, Zuhra mulai rutin berkonsultasi ke dokter dan menjalankan anjuran yang disampaikan. Dia juga rajin mengikuti berbagai seminar kesehatan, termasuk dengan menghadiri dialog interaktif di kantor bank tempat dia mengambil dana pensiun, di daerah Putri Hijau, Medan. “Saya beruntung menjadi nasabah di bank yang peduli dengan kesehatan pensiunan,” ucapnya. Di sisi lain, Zuhra pun rutin mengikuti senam lansia di bank tadi, mengikuti senam osteoporosis di salah satu rumah sakit di Medan dan di lingkungan rumah, serta mengikuti berbagai aktivitas fisik yang cocok untuk kondisi kesehatannya.
Kini Zuhra sudah bisa menjalankan ibadahnya dengan lebih baik. Dia percaya semua itu karena dia mau menjalankan tiga hal secara disiplin: intropeksi diri, bergaul dengan orang-orang yang berniat sehat, dan menghadiri pusat-pusat kesehatan. Dia berharap apa yang dia lakukan bisa menjadi pembuktian, pensiunan berusia lanjut seperti dirinya juga bisa tetap hidup sehat.
Bagaimana dengan Anda?
Zuhra sadar gaya hidupnya waktu muda cenderung asal-asalan. Dia pun jarang mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kalsium. Makanya dia mengaku ikhlas saat dinyatakan menderita penyakit tulang osteoporosis pada 2009, tahun dimana dia juga pensiun dari Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara. Tapi seluruh ruang gerak menjadi terbatas, dia tidak leluasa kemana-mana. Sejak saat itu Zuhra mulai memperbaiki diri.
Bisa Beribadah dengan Lebih Baik
Untuk memperbaiki keadaan, Zuhra mulai rutin berkonsultasi ke dokter dan menjalankan anjuran yang disampaikan. Dia juga rajin mengikuti berbagai seminar kesehatan, termasuk dengan menghadiri dialog interaktif di kantor bank tempat dia mengambil dana pensiun, di daerah Putri Hijau, Medan. “Saya beruntung menjadi nasabah di bank yang peduli dengan kesehatan pensiunan,” ucapnya. Di sisi lain, Zuhra pun rutin mengikuti senam lansia di bank tadi, mengikuti senam osteoporosis di salah satu rumah sakit di Medan dan di lingkungan rumah, serta mengikuti berbagai aktivitas fisik yang cocok untuk kondisi kesehatannya.
Kini Zuhra sudah bisa menjalankan ibadahnya dengan lebih baik. Dia percaya semua itu karena dia mau menjalankan tiga hal secara disiplin: intropeksi diri, bergaul dengan orang-orang yang berniat sehat, dan menghadiri pusat-pusat kesehatan. Dia berharap apa yang dia lakukan bisa menjadi pembuktian, pensiunan berusia lanjut seperti dirinya juga bisa tetap hidup sehat.
Bagaimana dengan Anda?
