Sebelum mengenal yoga, Apriza Haryasanti malas berolahraga. Bagi wanita yang akrab disapa Iza ini, olahraga adalah kegiatan yang membuang-buang waktu dan banyak gerakan membutuhkan usaha tinggi. Sampai satu kali ia diajak bergabung ke klub Yoga di tempatnya kerja dan mulai mencari informasi.

Dari pencarian itu, Iza merasa yoga adalah olahraga yang cocok untuknya, karena terlihat tidak membutuhkan tenaga dan usaha yang terlalu tinggi. Selain itu, gerakan yoga yang cenderung tenang, sepertinya bisa menjadi salah satu cara untuk belajar mengontrol dirinya yang emosional dan sangat ekspresif. Iza juga menyadari, ia butuh keseimbangan antara pekerjaan dan relaksasi. Oleh karena itu, ia akhirnya mau bergabung dengan klub yoga di kantor, pada tahun 2012.

Setelah bergabung, Iza kian semangat. Terutama karena terinspirasi sang instruktur. “Aku lihat rata-rata instruktur yoga awet muda dan badannya bagus seperti Ci Eka, instruktur yoga di tempatku bekerja,” ungkap Iza. Ia menambahkan, bahwa instruktur yoga tempatnya berlatih sangat membimbingnya dengan baik. Karena yoga memiliki gerakan yang tidak bisa sembarangan, satu per satu gerakannya diperhatikan oleh sang instruktur.

Punya Waktu untuk Relaksasi

Kini, Iza rutin melakukan yoga 3-4 kali dalam seminggu. Bila saat rasa malas melanda atau terkendala waktu, ia berusaha tetap melakukan yoga, paling tidak 15 menit sehari sebelum atau setelah tidur. “Tidak ada kata tidak bisa atau malas, yang ada adalah tidak mau. Selama kita mau, pasti selalu ada kesempatan,”

Setelah sekian tahun rutin berlatih yoga, Iza mengaku merasakan banyak manfaat. Seperti postur tubuh yang semakin baik, punya waktu untuk relaksasi, merasa lebih nyaman saat berolahraga, tidur lebih nyenyak, lebih fokus, emosi lebih stabil, dan tentunya lebih sehat.