17 November 2017
Bangun Usaha Bersama Tetangga
Dirilis
17 November 2017
Penulis
Daya Tumbuh Usaha
Pengusaha
Sita Astri Ambarupi
Jenis Usaha
Konveksi dari Kain Perca
Selain sukses membangun usaha produksi aneka konveksi, Sita Astri Ambarupi dan suaminya juga berhasil memberdayakan 200 ibu rumah tangga di sekitar Pringsewu, Lampung.
Ide usaha ini muncul saat Sita tinggal di Tangerang. Di sana banyak perusahaan tekstil dan garmen yang menghasilkan limbah kain perca. Sita berpikir untuk mengolah limbah tersebut menjadi sebuah peluang usaha. Caranya? Dia mengumpulkan limbah yang ada kemudian menjahit sendiri bahan-bahan tersebut menjadi sprei, sarung bantal, dan taplak meja. Untuk membuat semua itu, modal awalnya cuma Rp150 ribu.
Setelah dijual, ternyata respon pelanggan sangat baik. “Banyak yang suka,” kenangnya. Maka itu, tahun 1999, dia memberanikan diri pulang ke tempat asalnya, Pringsewu, dan memulai usaha di sana. Sita mengajak lima penjahit, yang adalah tetangganya, untuk membantu dalam proses produksi.
Tantangan muncul saat mulai banyak pesaing yang meniru ide kreatif Sita. Tapi hal itu tidak membuatnya patah semangat. Sita justru semakin terdorong dalam menciptakan lebih banyak ide baru untuk menghasilkan produk berbahan dasar perca yang lebih menarik. Hasilnya, usaha Sita bukan hanya terus berkembang, tapi ide-ide kreatifnya juga mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Antara lain pengakuan berupa penghargaan dari Gubernur Lampung tahun 2010, penghargaan Paramakarya dari Menteri Tenaga Kerja tahun 2011, dan Penghargaan Upakarti dari Presiden Republik Indonesia tahun 2012. Keren ya.
Tahun 2013, Sita bekerjasama dengan bank untuk memperoleh pinjaman tambahan modal usaha. Modal itu dia gunakan demi memenuhi permintaan produksi yang semakin meningkat. Dia juga mengajak lebih banyak ibu rumah tangga di sekitar rumahnya untuk terlibat dalam proses produksi, hingga mencapai 200 orang. Sita senang bisa bekerjasama dengan timnya saat ini. Selain merasa terbantu menjalankan usaha, dia juga bisa membantu perekonomian mereka. Terlebih lagi, para ibu rumah tangga tersebut bisa tetap bekerja tanpa harus meninggalkan rumah. Prinsipnya, kerjasama yang saling menguntungkan deh.
Kesuksesan yang sudah berhasil dicapai tidak membuat Sita berpuas diri. Dia bahkan semakin bersemangat untuk memperluas target pasar. Saat ini targetnya adalah kalangan menengah ke bawah. Ke depan, dia ingin memperbanyak variasi produk untuk kalangan menengah ke atas. Dia juga ingin lebih banyak memberdayakan masyarakat sekitarnya. Semoga terwujud ya, Bu.
Ide usaha ini muncul saat Sita tinggal di Tangerang. Di sana banyak perusahaan tekstil dan garmen yang menghasilkan limbah kain perca. Sita berpikir untuk mengolah limbah tersebut menjadi sebuah peluang usaha. Caranya? Dia mengumpulkan limbah yang ada kemudian menjahit sendiri bahan-bahan tersebut menjadi sprei, sarung bantal, dan taplak meja. Untuk membuat semua itu, modal awalnya cuma Rp150 ribu.
Setelah dijual, ternyata respon pelanggan sangat baik. “Banyak yang suka,” kenangnya. Maka itu, tahun 1999, dia memberanikan diri pulang ke tempat asalnya, Pringsewu, dan memulai usaha di sana. Sita mengajak lima penjahit, yang adalah tetangganya, untuk membantu dalam proses produksi.
Tantangan muncul saat mulai banyak pesaing yang meniru ide kreatif Sita. Tapi hal itu tidak membuatnya patah semangat. Sita justru semakin terdorong dalam menciptakan lebih banyak ide baru untuk menghasilkan produk berbahan dasar perca yang lebih menarik. Hasilnya, usaha Sita bukan hanya terus berkembang, tapi ide-ide kreatifnya juga mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Antara lain pengakuan berupa penghargaan dari Gubernur Lampung tahun 2010, penghargaan Paramakarya dari Menteri Tenaga Kerja tahun 2011, dan Penghargaan Upakarti dari Presiden Republik Indonesia tahun 2012. Keren ya.
Tahun 2013, Sita bekerjasama dengan bank untuk memperoleh pinjaman tambahan modal usaha. Modal itu dia gunakan demi memenuhi permintaan produksi yang semakin meningkat. Dia juga mengajak lebih banyak ibu rumah tangga di sekitar rumahnya untuk terlibat dalam proses produksi, hingga mencapai 200 orang. Sita senang bisa bekerjasama dengan timnya saat ini. Selain merasa terbantu menjalankan usaha, dia juga bisa membantu perekonomian mereka. Terlebih lagi, para ibu rumah tangga tersebut bisa tetap bekerja tanpa harus meninggalkan rumah. Prinsipnya, kerjasama yang saling menguntungkan deh.
Kesuksesan yang sudah berhasil dicapai tidak membuat Sita berpuas diri. Dia bahkan semakin bersemangat untuk memperluas target pasar. Saat ini targetnya adalah kalangan menengah ke bawah. Ke depan, dia ingin memperbanyak variasi produk untuk kalangan menengah ke atas. Dia juga ingin lebih banyak memberdayakan masyarakat sekitarnya. Semoga terwujud ya, Bu.
