Bermodal KTP, Sukses Jadi Pemasok Gerobak di Industri ‘Franchise’

Dirilis

18 Pebruari 2020

Penulis

Majalah Franchise Indonesia, Mitra Strategis Program Daya Sejak 2014

Pengusaha

Jade Wasito

Jenis Usaha

Produsen dan Supplier Gerobak

Namanya Jade Wasito. Pria yang satu ini sudah tak asing lagi di belantika industri franchise. Ia kerap wira-wiri di setiap event expo franchise. Produknya banyak digunakan pelaku franchise. Bermodalkan KTP ia sukses bertahan menjadi supplier gerobak ternama di industri franchise.

Pria kelahiran Kebumen yang akrab disapa Sito ini, dikenal sebagai supplier gerobak bisnis franchise. Ia pelopor pembuat gerobak stainless steel dengan standar peralatan restoran, kafe, dan hotel, sehingga menghasilkan produk yang kokoh, fungsional dan estetik. Gerobak buatannya banyak diminati pelaku franchise

1. Modal tidak hanya berupa uang

Sito memulai usahanya bermodalkan KTP. Saat bekerja di perusahaan peralatan dapur, ada klien yang ingin memesan barang kepadanya. Namun kala itu ia tak punya modal usaha. “Pemesan itulah yang modalin usaha saya. Karena sudah kenal lama, dia minta desain sesuai kebutuhannya. Saya waktu itu tak punya uang jadi diberilah uang sama dia untuk membeli bahan. Saya hanya kasih KTP," katanya. Di situlah ia berpikir untuk memulai usaha peralatan dapur. Lambat laun pesanannya semakin meningkat, seiring banyaknya perusahaan menggunakan peralatan stainless steel

Ia tak menemui kendala ketika memulai usaha, karena punya pengalaman bekerja sejak tahun 1991 di pabrik peralatan dapur, kemudian sekitar 2 tahun bekerja di pabrik mesinnya, setelah itu pindah ke distribusi peralatan dapur. Cukup lengkap bukan pengalamannya? Pertama perusahaan pabrikasi, kedua, supplier, dan ketiga distributornya. Jadi ia paham menggunakan mesin, cara penjualan, dan distributornya. 

Awal tahun 2000 ia mulai dengan membuat workshop kecil-kecilan seluas 300 meter persegi, dibantu karyawan 5 orang. Ada welder, tukang las, tukang potong dua orang dan juga finishing, supir, dan bagian administrasi.

Setelah bisnisnya besar dan menjadi pabrik, pemilik Raja Gerobak ini mulai menghadapi kendala untuk SDM. Awalnya ia merasa bersalah karena menempatkan pabrik bukan di kawasan industri tapi di lingkungan pemukiman. Sehingga harus menerima konsekuensinya, yang hanya bisa menyerap pekerja sekitar situ saja, serta produtivitas kerja yang rendah karena rata-rata memiliki background pendidikan rendah. Efeknya kekuatan produksi tidak bagus. Akhirnya ia mengantisipasi dengan menambah karyawan dari perantauan. 

Di sisi bahan baku, Sito tak menemui kendala. Karena ia sebagai pemilik sudah memiliki track record bekerja di tiga perusahaan, sehingga mudah mencari bahan baku. 

2. Buat perencanaan sebelum memulai

Hal penting bagi Sito, dalam memulai bisnis harus membuat perencanaan meskipun tidak sistematis. Misalnya apabila membuat bisnis mie, awalnya mencari role model dahulu, yang paling bagus kelasnya apa, kalau mau downgrade seperti apa, dan segmentasi masuk di mana. Setelah itu baru menentukan tempatnya, sebelum dipastikan dahulu eskekusi ketersediaan bahan baku dan material peralatannya.

Barulah dilanjutkan dengan mempersiapkan pendukung penting untuk bisnisnya. Pertama SDM, dari produksi sampai finishing harus bagus. Kedua modal, selama bisa menjalin networking tidak masalah menggunakan uang dari investor asal bisa tanggung jawab. Ketiga peralatan harus bagus, bisa masuk, dan diterima pasar.

3. Harus kreatif

Untuk menjaga pertumbuhan bisnisnya Sito selalu melakukan modifikasi, seperti membuat gerobak motor roda tiga yang saat ini mau kerjasama dengan TVS sebuah perusahaan yang berpengalaman di steel fabrication. Target ke depan terus membuat produk yang baik. Karena ia senang bila melihat konsumen puas, serta dagangan mereka bagus. 

Sito menekuni bisnis ini berawal dari era 2004 hingga 2007, di saat franchise lokal mulai bermunculan. Kala itu ia sedang menangani proyek hotel dan restoran, di suatu pameran yang diselenggarakan di JCC Jakarta. Kebetulan sedang ada pameran franchise, dan disitulah ia berkenalan dengan yang namanya franchise

Sekitar tahun 2006-2013, ia menikmati kejayaan sebagai pemimpin pasar di sektor bisnis pembuatan gerobak. Setiap ada pameran franchise, selalu ada gerobak buatan Sito. Setidaknya 20 gerobak yang digunakan pelaku franchise di pameran. Sampai mereka berceloteh, kalau ini seperti pameran Pak Sito si Raja Gerobak. Dari situlah sebutan Raja Gerobak dijadikan sebagai merek bisnis miliknya. 

Sito sangat piawai dalam membangun brand Raja Gerobak. Kunci sukses lainya adalah banyak berteman dengan wartawan, salah satunya Majalah Franchise. "Hampir semua majalah cetak saat itu saya siapkan booth-nya juga. Makanya pameran di JCC, kita dominan banget. Hampir setiap pameran ada 20 gerobak buatan kita. Orderan pun rata-rata per bulan miliaran, bahkan Indo Corsa, order bisa Rp 5-6 miliar sebulan. Jarang yang ratusan juta," jelasnya. Luar biasa bukan kisah sukses dari si Raja Gerobak?

Raja Gerobak ini mempekerjakan 87 karyawan, dan membangun pabrik dengan tanah seluas 1480 meter di daerah Setu, Bekasi. Ia juga menggunakan mesin-mesin berat seperti mesin bending yang mampu menghasilkan 120 ton, ada mesin buat potong puluhan ton, sudah mesin berat semua. Gudang buat peralatan seluas 12 m x 6 m, digunakan untuk menyimpan kanvas, pipa dan sebagainya.

4. Pastikan kualitas terjamin

Pertimbangan Sito memulai usaha ini berdasarkan keyakinan dan naluri bisninya ketika melihat gairah pelaku franchise di pameran JCC Jakarta saat itu. Kunci sukses Sito dalam menjalani bisnis gerobak adalah membuat dengan tampilan bagus, kokoh, estetik, dan fungsional.

Di tahun 2007, beberapa pelaku usaha gerobak menawarkan gerobak dengan harga yang lebih murah dari miliki Sito. Tapi kekuatan produk, visualiasi tampilan gerobak lebih kokoh dan bagus, membuat Sito bertahan. Ketika orang-orang masih pakai cat kuas, cat minyak, spray pake duko, Sito sudah pakai powder coating, cat dalam bentuk serbuk yang masuk dalam oven, dan meleleh catnya. Sehingga fungsional, estetika terjaga, dan aplikatif. 

5. Pandai mencari celah

Namun demikian, di balik kisah sukses Raja Gerobak, memasuki tahun 2014 ia mengalami tantangan yang berat. Usahanya mulai menurun. Saat itu era franchise mulai menurun. Salah satu faktor penyebabnya efek kemunculan ponsel Android yang mengubah peta bisnis. Muncullah pola-pola belanja via Go Food, Go Car. Itu semua dianggap mempengaruhi proses bisnis lainnya termasuk membuat gerobak, persaingan digital luar biasa, bahkan sampai banting harga. 

Banyaknya pelaku franchise yang berguguran juga mempengaruhi usaha Sito. Banyak pelaku usaha yang silih berganti. Dahulu hampir ujung ke ujung pameran franchise mereka kenal si Pemilik Raja Gerobak. Tapi tahun 2017 berganti-ganti yang ikut pameran dan tidak banyak yang mengenalnya.

Pria kelahiran Kebumen ini mensiasati kondisi susahnya tersebut dengan bermain pada proyek pemerintah, dengan mendekati regulator. Salah satu hasilnya kini ia menjadi partner Kementrian Perdagangan. Tidak hanya itu Sito juga mulai banyak membangun channel dengan komunitas bisnis seperti TDA, UKM IKM Nusantara, Forum Digital Indonesia. Tujuannya membangun networking. Di sinilah kisah sukses Raja Gerobak mulai muncul kembali.
 

Penilaian :

4.6

8 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS