Dirilis

04 Agustus 2021

Penulis

Tim Penulis Daya

Secara garis besar, terdapat dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi ketika suplai darah ke bagian otak tiba-tiba terganggu. Sedangkan stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah, menumpahkan darah ke ruang di sekitar sel-sel otak. Sel-sel otak akan mati bila mereka tidak lagi menerima asupan oksigen dan zat gizi dari darah atau terjadi pendarahan ke dalam maupun di sekitar otak.

Tansient Ischemic Attack (TIA) atau mini stroke dapat terjadi jika suplai darah ke otak terganggu dalam jangka waktu yang singkat. TIA memiliki gejala yang sama dengan stroke biasa, namun hanya terjadi selama beberapa menit hingga 1 jam dan akan hilang sepenuhnya dalam jangka waktu 24 jam.

Jika Anda atau orang di sekitar Anda pernah mengalami TIA, jangan lupa untuk langsung dibawa ke rumah sakit ya! TIA merupakan pertanda medis bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi di dalam tubuh.

Apa Itu Stroke Sekunder?

Risiko mengalami stroke menjadi tinggi ketika seseorang sudah memiliki riwayat stroke atau TIA sebelumnya. Stroke kedua yang terjadi setelah adanya riwayat stroke atau TIA disebut dengan stroke sekunder.
Jika Anda belum pernah mengalami stroke sebelumnya, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga selama 150 menit setiap minggunya.

Anda dapat mencicil kegiatan tersebut beberapa kali, seperti melakukan olahraga selama 30 menit, 5 hari dalam seminggu. Dalam sehari pun Anda tidak harus melakukannya dalam satu waktu, Anda dapat mencicilnya dengan melakukan kegiatan selama 10, 15, atau 20 menit beberapa kali.

Lantas, Bagaimana Cara Mencegah Stroke Sekunder dengan Melakukan Aktivitas Fisik? Jika Anda sudah pernah mengalami stroke sebelumnya, Anda masih tetap bisa berolahraga. Michigan Medicine, University of Michigan merekomendasikan olahraga dengan intensitas ringan selama 30 hingga 90 menit setiap minggu untuk mencegah stroke sekunder.
Anda dapat melakukan kegiatan olahraga selama 30 menit sehari, 1-3 hari dalam seminggu. Olahraga dengan intensitas ringan yang dilakukan setiap hari dapat memberikan manfaat kesehatan jangka panjang dan memiliki risiko cedera yang kecil, sehingga aman dilakukan.

Berikut adalah beberapa kegiatan yang dapat Anda lakukan untuk menjadi sehat, aktif, serta agar terhindar dari stroke sekunder:

1. Jalan kaki

Apakah Anda pecinta driving (mengendarai mobil)? Untuk pilihan yang lebih sehat dan ramah lingkungan, Anda bisa mengganti menyetir mobil dengan berjalan kaki di sekitar rumah. Pengulangan adalah kunci untuk peningkatan, sehingga semakin sering Anda berjalan, semakin bagus pula tingkat koordinasi, kekuatan, dan keseimbangan Anda. Anda juga dapat menggunakan treadmill untuk latihan berjalan di dalam rumah berhubung pandemi COVID-19 masih belum selesai.



2. Melakukan Pekerjaan Rumah

Melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, menjemur, dan aktivitas lainnya merupakan sebuah cara untuk tetap aktif walau tidak memiliki alat olahraga di rumah. Seperti jalan kaki, jika dilakukan setiap hari atau beberapa kali dalam sehari, melakukan pekerjaan rumah akan membantu Anda untuk meningkatkan kebugaran Anda.

3. Berkebun

Jika Anda menyukai tanaman, jadikan berkebun sebagai hobi Anda. Dengan berkebun selama 30 menit setiap harinya, Anda tidak hanya melakukan hal yang Anda senangi saja, melainkan Anda juga mebantu meningkatkan kebugaran tubuh Anda. Berkebun juga dapat membantu Anda untuk menyalurkan stres dan melatih keseimbangan Anda.
Selain ketiga aktivitas di atas, aktivitas fisik yang dilakukan dapat berupa apa saja, dengan syarat harus meningkatkan detak jantung, meningkatkan suhu tubuh, serta membuat Anda bernapas lebih dari biasanya.



Jangan lupa untuk meminta dokter atau fisioterapis Anda memberikan rekomendasi jenis dan tingkat aktivitas yang aman untuk Anda. Tenaga Ahli berlatar belakang profesional kesehatan Anda akan merekomendasikan rencana latihan individual untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan Anda.
 

Bagi Anda yang sedang dalam masa pemulihan dan belum bisa melakukan banyak aktivitas, Anda dapat mengikuti program rehabilitasi stroke. Rehabilitasi stroke memberikan Anda pelatihan dan terapi untuk membantu Anda mendapatkan kembali keterampilan yang hilang akibat stroke. Fokus rehabilitasi akan tergantung pada bagian otak mana yang rusak akibat stroke dan seberapa besar kerusakan yang terjadi.

Usaha pencegahan stroke dengan melakukan aktivitas fisik tetap harus didampingi dengan perubahan gaya hidup yang lain seperti mengonsumsi makanan yang bergizi, berhenti merokok, dan tidak mengonsumsi alkohol berlebihan. Tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki gaya hidup dan meningkatkan kesehatan. Jika Anda ingin bertanya mengenai pencegahan stroke lebih lanjut, Anda dapat menggunakan fitur Tanya Ahli di daya.id dan mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda mendaftar di daya.id dan dapatkan informasi mengenai kesehatan lainnya secara gratis.
 

Sumber:

Tim Penulis Daya

Penilaian :

5.0

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS