Dirilis

05 Juni 2023

Penulis

Daya

Tahukah Anda jika beberapa pola makan yang oleh sebagian orang dianggap gaya hidup, sebenarnya adalah pola makan yang menyimpang? Contohnya, membatasi asupan bahkan memuntahkan kembali makanan, atau makan sebanyak-banyaknya dan sepuas-puasnya. 

Semoga Anda atau orang disekitar Anda tidak melalukan pola makan semacam itu. Karena eating disorder atau pola makan menyimpang ini merupakan gangguan perilaku makan yang serius, disertai dengan gangguan pikiran dan emosi. Perilaku ini bisa mengganggu fungsi fisik, psikologis, dan sosial seseorang.

 

Penyebab Pola Makan Menyimpang

Penting untuk dicatat, orang dengan pola makan menyimpang mungkin terlihat baik-baik saja, sehat dari tampilan luar, tapi sebetulnya sedang mengalami penyakit ekstrim.

Tapi kenapa orang melakukan pola makan menyimpang?

Ada beberapa penyebab seseorang melakukan pola makan menyimpang. Yaitu faktor genetik, faktor biologis, faktor psikologis, faktor lingkungan sosial, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut. 

 

1.    Faktor Genetik

Faktor genetik dapat memainkan peran penting dalam kemungkinan seseorang mengembangkan pola makan menyimpang. Studi tentang faktor risiko genetik telah menunjukkan adanya kecenderungan keluarga di mana ada anggota keluarga yang menderita gangguan tersebut.

 

2.    Faktor Biologis

Selain itu, faktor biologis juga dapat berperan dalam pola makan menyimpang. Ketidakseimbangan zat kimia dalam otak, dikaitkan dengan perubahan suasana hati, perilaku makan, dan regulasi nafsu makan.

 

3.    Faktor Psikologis

Faktor psikologis, seperti citra tubuh yang negatif, rendahnya harga diri, kecemasan, dan kecemasan sosial, juga dapat mempengaruhi terjadinya pola makan menyimpang. Terkadang, individu menggunakan kontrol makan untuk mengatasi perasaan negatif atau sebagai cara untuk mendapatkan rasa kendali dalam kehidupan mereka.

 

4.    Faktor Sosial

Faktor sosial juga berperan dalam perkembangan pola makan menyimpang. Tekanan sosial untuk memiliki tubuh yang "ideal" atau standar kecantikan yang tidak realistis dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap diri mereka sendiri dan memicu perilaku makan yang tidak sehat.

 

5.    Faktor Lingkungan

Terakhir, faktor kebiasaan dan lingkungan juga dapat berperan. Lingkungan di mana individu tumbuh besar, seperti budaya yang menekankan keinginan untuk kurus atau sering mengkritik penampilan fisik, dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami pola makan menyimpang.

Penting untuk dipahami bahwa pola makan menyimpang adalah masalah yang kompleks dan setiap individu mungkin memiliki kombinasi faktor yang berbeda dalam perkembangannya. Pengenalan dan pemahaman mengenai faktor-faktor ini dapat membantu dalam pendekatan pengobatan dan dukungan yang sesuai untuk individu yang mengalami pola makan menyimpang.

 

Bahaya Pola Makan Menyimpang

Ada tiga jenis pola makan menyimpang yang perlu kita ketahui, yaitu anorexia nervosa, bulimia nervosa, dan binge eating. Apa itu? Kita akan membahasnya di bawah. Tapi, seperti kita bahas di atas, sebagian kasus pola makan menyimpang terjadi karena individu tersebut terlalu fokus kepada berat badan, bentuk tubuh, dan makanan, yang pada akhirnya memicu perilaku makan yang berbahaya. 

Perilaku makan menyimpang ini secara signifikan dapat menghambat kemampuan tubuh untuk mendapatkan nutrisi yang diperlukan. Perilaku ini bisa membahayakan fungsi organ tubuh seperti hati, saluran pencernaan, tulang, mulut, dan gigi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit lainnya.

Penting untuk menyadari bahwa pola makan menyimpang bukanlah sekadar pilihan gaya hidup, tetapi merupakan penyakit serius yang memerlukan perhatian medis dan psikologis. Individu yang mengalami gangguan ini membutuhkan dukungan, pengertian, dan perawatan yang tepat. Pemulihan dari pola makan menyimpang melibatkan upaya untuk mengembalikan pola makan yang sehat, memperbaiki hubungan dengan makanan, serta mengatasi pikiran dan emosi yang terkait dengan makanan dan tubuh.

Jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala pola makan menyimpang, sangat penting untuk mencari bantuan profesional. Tim medis dan psikologis dapat membantu dalam menilai, mendiagnosis, dan merencanakan perawatan yang tepat. Ingatlah bahwa gangguan ini bisa dipulihkan, dan dengan dukungan yang tepat, seseorang dapat mengatasi pola makan menyimpang dan memulihkan kesehatan serta kualitas hidup yang baik.

 

Pola Makan Menyimpang

Gangguan seperti pola makan menyimpang ini, cenderung terjadi pada kaum wanita, walau tidak menutup fakta bahwa sebagian pria juga mengalaminya. 

Berikut ini tiga pola makan menyimpang yang perlu Anda perhatikan.

 

1.    Anorexia nervosa

Anorexia nervosa adalah jenis pola makan menyimpang di mana individu memiliki kecenderungan untuk membatasi asupan makanan karena selalu merasa gemuk. Mereka sering kali memuntahkan kembali makanan yang dimakan secara disengaja. Selain itu, mereka juga cenderung melakukan aktivitas fisik berat dengan tujuan menurunkan berat badan. Kebiasaan ini sering kali diperparah dengan isolasi diri dan penarikan diri dari lingkungan sosial.

 

2.    Bulimia nervosa

Berbeda dengan anorexia nervosa, individu dengan bulimia nervosa cenderung makan dalam jumlah besar dan kemudian berusaha untuk mengeluarkannya kembali melalui tindakan memuntahkan atau menggunakan obat pencahar. Gangguan ini sering ditemukan pada individu dengan tingkat kepercayaan diri rendah atau mereka yang mengalami depresi.

 

3.    Binge eating

Binge eating mirip dengan bulimia nervosa dalam hal individu kehilangan kontrol saat makan. Namun, tidak ada upaya untuk mengeluarkan kembali makanan yang telah dimakan. Individu dengan binge eating cenderung mengalami kelebihan berat badan.

Penting untuk diingat bahwa pola makan menyimpang dapat memiliki dampak yang serius dan berbahaya bagi individu yang mengalaminya. Jika Anda merasa mengalami salah satu gejala pola makan menyimpang di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau profesional kesehatan yang berpengalaman. Mereka dapat memberikan dukungan dan bantuan yang diperlukan dalam mengatasi gangguan ini.

Dalam menghadapi pola makan menyimpang, penting untuk mengedepankan pemulihan fisik dan mental. Proses pemulihan sering kali melibatkan perubahan pola makan, dukungan emosional, serta pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara pikiran, perasaan, dan pola makan.

Jangan ragu untuk mencari bantuan dan dukungan yang diperlukan. Anda bisa berkonsultasi di Tanya Ahli untuk langkah awal. Silakan daftarkan diri Anda lebih dulu di Daya.id. 

Ayo jaga keseimbangan dalam menjalani pola makan yang sehat dan selalu utamakan kesehatan dan kesejahteraan diri Anda.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.9

8 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Qodri Perdana

09 Juni 2023

wwaaaah sangat bermanfaattt

Balas

. 0

Engga Danu arta

08 Juni 2023

Good info

Balas

. 0

Yul wahyudi

07 Juni 2023

Artikel bermanfaat

Balas

. 0

Ardhan Ashary Nasution

06 Juni 2023

Bagus info nya 👍👍

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS