Apakah Anda termasuk pekerja yang sering rapat di luar alias restoran? Ya, Anda mungkin merasa bosan jika selalu melakukan rapat di kantor. Sesekali Anda pasti pernah berpikir, jika melakukan rapat sambil berkuliner akan sangat menyenangkan . Tahukah Anda, gaya kuliner dengan berbagai kandungan di dalam hidangan praktis ini ternyata berdampak besar pada kesehatan tubuh. Banyak hal yang perlu dicermati dan dipertimbangkan, dengan mempelajari kandungan kuliner serba instan ini.

Perkembangan teknologi menghadirkan aneka kemudahan dan inovasi produk. Segala proses dibuat lebih efisien dengan waktu pengerjaan lebih cepat, tidak terkecuali pembuatan dan penyajian makanan dan minuman. Manusia abad 21 yang kian dinamis dan mobile ditopang oleh asupan dalam kemasan atau yang pembuatannya tidak merepotkan. Produk hidangan instan dalam kemasan maupun berbentuk gerai makanan cepat sakji tersebar di sekitar kita.

Benarkah gaya kuliner serba instan ini memberikan lebih banyak manfaat ketimbang risiko? Dilihat dari kandungannya, produk makanan dan minuman instan umumnya memiliki zat-zat berikut dalam konsentrasi tinggi.

1. Garam
Dalam makanan, garam tidak hanya sebatas berperan sebagai penyedap. Garam juga memiliki fungsi sebagai pengawet. Pada label makanan, Anda dapat memeriksa kata sodium atau natrium untuk menunjukkan garam dalam produk kuliner. Kelebihan garam akan mengganggu sistem kardiovaskular. Tekanan darah melonjak dan risiko penyakit jantung pun meningkat.

Selain itu, kelebihan garam akan membuat ginjal Anda bekerja lebih keras karena retensi cairan yang melonjak. Efeknya, perut biasanya terasa kembung dan tidak enak.

2. Gula buatan
Nyaris serupa dengan garam, gula bertindak lebih dari penambah rasa, namun juga bisa menyediakan efek pengawet pada makanan instan atau dalam kemasan. Berbagai jenis gula buatan biasanya tercantum dalam komposisi bahan, misalnya sukrosa, fruktosa, glukosa, dekstrosa, madu, bahkan sirup. Normalnya, kandungan gula tidak melebihi 10 persen dari total kebutuhan kalori tubuh. Kelebihan gula akan mengakibatkan berat badan berlebih, jika dibiarkan berisiko diabetes. Selain itu, kesehatan gigi juga akan terancam akibat berlebihnya asupan gula, apalagi jika Anda tidak melakukan perawatan gigi dengan baik.

3. Lemak trans
Tiadanya lemak trans akan membuat hidup Anda lebih sehat. Lemak trans ini berasal dari hidrogenasi lemak, guna meningkatkan umur produk sehingga tidak cepat kedaluarsa. Pengolahan bahan yang melibatkan proses penggorengan, pemakaian minyak berlebihan hingga olahan daging-dagingan. Lemak trans adalah musuh besar dari jantung yang sehat. Ia akan menyumbat pembuluh darah seperti halnya LDL, si kolesterol jahat.

4. Bahan karsinogenik
Pada makanan cepat saji , daging yang dimasak dengan temperatur tinggi berpotensi mengandung sebuah bahan pencetus kanker atau karsinogenik, yaitu amina heterosiklik. Senyawa lain yang juga berbahaya adalah ftalat, yang dapat berdampak pada sistem reproduksi. Ftalat mengganggu kerja hormon, bahkan mampu menyebabkan kecacatan janin pada ibu hamil.

Lalu, apakah semua hidangan instan ini benar-benar berbahaya bagi kesehatan?

Kuncinya:
Anda perlu menyeimbangkan porsi dan mengatur frekuensi konsumsi. Mencermati label dan kandungan zat gizi sudah menjadi hal wajib. Begitu pula dengan perhitungan kalori sesuai kebutuhan tubuh Anda. Ada beberapa produk yang dipertimbangkan dapat bermanfaat, misalnya oatmeal instan dan air minum dalam kemasan yang memang jadi pilihan yang lebih baik daripada merebus air keran biasa.

Bijak memilih asupan bergizi saja tidak cukup jika Anda tidak menerapkan gaya hidup sehat lainnya. Hindarilah rokok, kelola stres dan berolahragalah teratur paling tidak seminggu tiga kali untuk memberi kesehatan bagi tubuh Anda.