Dirilis

24 Januari 2019

Penulis

Tim Daya Tumbuh Usaha

Dalam suatu acara reuni, saya bertemu dengan teman yang telah menjadi olahragawan sukses. Dia adalah mantan juara bulutangkis kelas dunia. Anehnya setahu saya dahulu dia tidak menonjol pada bidang olah raga tersebut. Dengan rasa penasaran saya menanyakan apa yang menjadi rahasia kesuksesannya.

Jawabannya sungguh tidak terduga, prestasi tersebut dapat dicapai dengan berinvestasi pada diri sendiri. Apa yang dibutuhkan untuk berinvestasi pada diri sendiri? Ternyata sangatlah mudah, untuk berinvestasi pada diri sendiri, Anda harus mengetahui bakat, atau minat pekerjaan yang benar-benar disukai.

Permainan bulutangkis adalah permainan rakyat di Indonesia. Hampir semua orang bisa bermain bulutangkis. Tetapi apakah mudah untuk menang dalam kompetisi pertandingan bulutangkis? Jawabannya tentu tidak mudah, karena kita tidak menginvestasikan diri kita pada olahraga ini.

Berbeda dengan teman saya, sejak SMA telah berinvestasi pada dirinya di bidang yang disukai yaitu bulutangkis dengan bergabung pada tim terkenal, membayar pelatih khusus untuk belajar bulutangkis, dan rajin mengikuti turnamen hingga menjadi juara. Wajar sampai dia menjadi juara karena selain fokus juga telah berinvestasi untuk profesi yang digelutinya.

Banyak aktivitas yang termasuk investasi pada diri sendiri, seperti berikut ini:

1. Sekolah kembali.
Bagi Anda yang telah memiliki gelar sarjana atau belum tetapi telah bekerja, biasanya enggan untuk melanjutkan jenjang pendidikan ketingkatan yang lebih tinggi, hal ini disebabkan Anda telah disibukkan dengan pekerjaan atau aktivitas saat ini dalam mencari penghasilan. Padahal yang namanya ilmu itu tidak mengenal usia dan waktu.

Anda dapat bersekolah kembali untuk meraih gelar sarjana atau pasca sarjana. Selain itu Anda dapat juga mengambil jurusan yang sesuai dengan pekerjaan saat ini, karena mungkin pendidikan sebelumnya tidak sesuai dengan pekerjaan yang digeluti saat ini. Misalnya, lulusan fakultas teknik namun bekerja di perbankan atau hukum, sehingga kita perlu belajar kembali ilmu perbankan atau hukum.

2. Mengikuti sertifikasi.
Saat ini banyak profesi yang mengharuskan memiliki sertifikasi khusus keahlian, seperti marketing asuransi harus memiliki sertifikasi AAIJ, marketing sekuritas harus memiliki WAPERD, dan banyak sertifikasi lain disetiap profesi kerja.

Mengikuti sertifikasi sangatlah penting untuk menunjukkan bahwa Anda fokus dalam profresi tersebut dan mencerminkan seseorang yang ahli dibidangnya. Carilah informasi terkait sertifikasi yang berhubungan dengan profesi Anda dan ikutilah ujian sertifikasinya.

3. Seminar offline atau online.
Tidak dapat dipungkiri saat ini terdapat banyak sekali seminar yang bertujuan meningkankan soft dan hard skill Anda, bahkan seminar tersebut telah tersedia dalam metode offline maupun online. Jangan menunggu dibayari perusahaan untuk ikut seminar, aktif dalam berburu pengetahuan melalui seminar-seminar yang dibawakan oleh para ahli dibidangnya, rajin-rajinlah menambah ilmu dan keterampilan melalui seminar offline maupun online.

Apakah sudah berinvestasi pada diri sendiri demi pengembangan karier dan prestasi? Sering saya mendengar bahwa perusahaan sangat kesulitan jika mengajak mitranya (agency) atau karyawannya untuk melakukan pengembangan diri, walau itu dibebankan pada perusahaan (gratis). Apalagi jika kita harus mengeluarkan uang sendiri. Mungkinkah kita menjadi pemenang jika kita tidak berivestasi pada diri kita sendiri? Planning or nothing.

Sumber:

Alviko Ibnugroho

Penilaian :

0.0

0 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Dian Savitri

Perencana Keuangan Pribadi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS