Dirilis

30 November 2018

Penulis

Tim Penulis Daya Sehat Sejahtera

Usia yang menua dan pengalaman hidup yang bertambah, tidak lantas membuat seseorang menjadi sosok dewasa yang sempurna. Pada banyak kasus kesehatan mental, inner child yang merupakan kumpulan memori, pengalaman, dan perasaan semasa kanak-kanak, terpendam di alam bawah sadar.

Inner child yang terluka menyebabkan berbagai gangguan, terlebih pada cara seseorang berinteraksi sosial dan memiliki hubungan dengan orang lain. Jill P. Weber, Ph.D., seorang psikolog klinis, menyebutkan dalam artikel Psychology Today, bahwa saat seseorang mengalami kelelahan dan kepenatan emosional – misalnya karena stres, mengalami perubahan hidup, kondisi kesehatan, atau konflik pribadi berkepanjangan – ia akan cenderung menggunakan strategi kekanakan untuk memenuhi keinginan dan mencapai tujuannya.

Berikut ini contoh hasil perwujudan inner child yang mampu merusak hubungan sosial dengan rekan Anda. Mari Simak!
  1. Sulit menerima penolakan, kata “tidak”, dan perbedaan, yang kemudian disalurkan melalui reaksi emosi negatif yang meluap-luap, seperti amarah, menangis, merengek, dan sejenisnya.
  2. Bertindak seolah sebagai “korban” (playing victim) untuk memanipulasi pihak lain demi memenuhi keinginan
  3. Intoleran terhadap konflik dan kekecewaan, sehingga memasang “topeng” seolah segalanya berjalan baik-baik saja dan tampak bahagia tanpa masalah
  4. Melakukan tindakan tidak sesuai norma atau aturan sebagai bentuk “pemberontakan” atau ketidaksetujuan, alih-alih membicarakannya secara fair

Maxine Harley, seorang ahli psikoterapi, menganjurkan kepada setiap orang dewasa untuk merengkuh inner child dan bertindak sebagai “orang tua” penyayang terhadap mereka. Sebagai permulaan, Anda dapat memegang foto semasa kecil atau benda kenangan yang erat kaitannya dengan masa kanak-kanak Anda. Kemudian, mulailah berkomunikasi dengan sosok cilik di dalam diri Anda.

John Bradshaw, penulis buku mengenai cara berdamai dengan inner child, menyatakan ada 6 aspek yang perlu dilalui dalam pemulihan dan berdamai inner child yang terluka.

1. Kepercayaan
Inner child perlu meyakini bahwa Anda (sang sosok dewasa) akan selalu ada di sisinya. Apapun yang terjadi pada dirinya, seburuk apapun itu, Anda tidak akan meninggalkan dan mengabaikannya begitu saja. Ia perlu kepastian bahwa hanya orang-orang yang membuatnya merasa aman, nyaman, dan sehat yang akan ada di dalam hidupnya.

2. Pengakuan
Tiadanya apresiasi layak atas apa yang inner child pikirkan, rasakan, dan kerjakan meninggalkan luka mendalam. Ia perlu dihormati dan dihargai dengan semestinya. Tumbuhkan rasa percaya diri sehingga ia berbuat baik untuk manfaat dirinya sendiri, bukan demi menyenangkan orang lain.

3. Syok dan amarah
Merasa marah atas luka inner child, bukanlah sesuatu yang abnormal. Sementara, rasa syok dapat dialirkan menjadi sebuah alasan untuk bangkit, alih-alih membekas menjadi trauma. Biarkan ia mengakui emosi negatif yang terkandung, dampingi seiring ia menyalurkannya dengan aman, tanpa melukai diri dan orang lain.

4. Duka
Berikan waktu kepada sang inner child untuk menumpahkan kesedihan dan air matanya. Jadilah seorang ibu atau ayah yang menemaninya kala ia menangis, lalu memeluknya erat dan sabar menunggu ia meluapkan segala dukanya. Menerima kesedihan dan tidak bereaksi negatif terhadapnya (termasuk tidak memaksanya untuk menekan kesedihan tersebut) adalah tindakan bijak yang dapat Anda lakukan.

5. Penyesalan
Waktu tidak dapat diputar kembali. Namun, apapun yang telah terjadi, sang inner child perlu tahu bahwa ia tidak patut menyalahkan diri. Tidak ada yang dapat ia lakukan untuk mengubah masa lalu. Hanya ada masa kini dan masa depan yang menunggu.

6. Kesepian
Kesepian merupakan perasaan terdalam dari luka inner child. Berikan jaminan bahwa Anda akan mendampingi dan mendukungnya ketika ia berbicara, atau bahkan berbicara mewakilinya. Dorong ia untuk selalu menjadi dirinya sendiri, tidak berpura-pura di balik kedok atau sosok palsu yang menyiksa batinnya.

Setiap orang punya jalan dan masanya untuk mampu berdamai dengan inner child. Jangan ragu untuk mencari pertolongan dengan berkonsultasi dengan psikolog, apabila perlu pendampingan saat mendekati inner child Anda. Jika hal ini diabaikan akan mengganggu produktivitas Anda.

Semoga kesehatan mental yang lebih baik mampu menyingkirkan segala racun masa lalu dalam kehidupan sosial Anda.

 

Sumber:

Tim Riset Daya Sehat Sejahtera

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS