Dirilis

22 Januari 2024

Penulis

Afifah Ika Kurniawati

Ketika ingin bepergian, apa yang terlintas di pikiran Anda? Apakah macet salah satunya? Ya, suka tidak suka, beberapa jalan di kota kita memang rawan macet.

Faktanya, TomTom sebagai perusahaan pembuat alat navigasi merilis daftar indeks kemacetan dari kota-kota di seluruh dunia. Hasilnya menunjukkan bahwa salah satu kota di negara kita masuk ke dalam peringkat ke-22 kota termacet di dunia. Salah satu kota termacet itu adalah Jakarta
Data lain menunjukkan bahwa kemacetan di Jakarta membuat pengendara kehilangan waktunya selama 28 jam di jalanan. Sangat disayangkan bukan? Padahal, waktu berharga Anda dapat digunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat atau untuk healing dari penatnya pekerjaan.

Selain waktu terbuang, macet juga memberikan dampak negatif terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Dilihat dari sisi ekonomi dan lingkungan, macet menimbulkan kerugian karena membuat penggunaan BBM lebih banyak dan memicu pencemaran udara. Hal yang lebih parahnya lagi, macet juga berdampak negatif terhadap kesehatan. Dampak tersebut, seperti masalah pernapasan karena polusi udara hingga menimbulkan kelelahan, hilang konsentrasi, serta memicu perkelahian dan kecelakan. Mungkin itu juga menjadi penyebab mengapa orang dengan plat B identik dengan bunyi klakson. Tindakan ini bisa saja menunjukkan rasa stress atau frustasi pengendara.

Nah, saking banyaknya orang yang merasakan stress akibat macet, munculah istilah Traffic Stress Syndrome. Singkatnya, Traffic Stress Syndrome menggambarkan stress karena kemacetan. Lalu, apa saja gejalanya? Dan yang terpenting, bagaimana cara mencegahnya? Untuk tahu lebih jelasnya, yuk simak informasi Traffic Stress Syndrome di bawah ini.

Baca Juga: Pencemaran Udara Akibat Kabut Asap dan Dampaknya bagi Kesehatan Anda

 

Apa Itu Traffic Stress Syndrome?


Sebelum itu, mari bahas lebih dalam mengenai istilah ini. Traffic Stress Syndrome merupakan sebuah istilah yang digunakan oleh seorang psikolog bernama David Moxon untuk menggambarkan kondisi kecemasan atau stress yang dialami oleh seseorang ketika terjebak kemacetan lalu lintas. Traffic Stress Syndrome bukanlah sebuah penyakit, melainkan sebuah istilah yang menggambarkan sebuah fenomena yang kerap dirasakan masyarakat. Buktinya, penelitian David Moxon menunjukkan bahwa 1 dari 3 pengemudi di dunia mengalami kondisi Traffic Stress Syndrome. Mencengangkan bukan? Apakah Anda salah satu diantaranya yang mengalami ini?

 

Gejala yang Dirasakan Akibat Traffic Stress Syndrome

Dilansir dari Detikhealth, seorang psikolog menyatakan bahwa terkena macet hanya beberapa kali sebetulnya tidak apa. Namun, macet jika dirasakan setiap hari dapat menimbulkan stress dan dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan. Lantas, apa saja gejalanya ketika mengalami Traffic Stress Syndrome?

Berikut adalah beberapa gejala yang dapat muncul saat mengalami Traffic Stress Syndrome.

  1. Tangan berkeringat
  2. Detak jantung meningkat
  3. Sakit kepala
  4. Hilang konsentrasi

Selain itu, terdapat gejala-gejala lain yang mungkin dirasakan akibat stress karena macet. Gejala tersebut, seperti cemas, mudah marah (misalnya mudah membunyikan klakson di jalan), otot kaku, dan kelelahan. Menariknya, gejala-gejala ini masih dapat dirasakan meskipun orang tersebut sudah sampai tempat tujuannya.

 

Bagaimana Cara Mengurangi Stress Akibat Macet?

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, ternyata stress akibat macet juga dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan fisik dan mental. Meskipun macet bukanlah hal yang dapat Anda kendalikan, sebetulnya terdapat langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi stress di tengah kemacetan. Dalam hal ini, kunci pentingnya terletak pada manajemen stres.

Berikut ini tips mengendalikan stress untuk mencegah Traffic Stress Syndrome.

  1. Sebelum bepergian, buat strategi menghindari macet. Contohnya adalah jika memungkinkan, pertimbangkan naik transportasi umum yang memiliki jalur khusus. Dengan ini, risiko macet akan lebih kecil. Selain itu, Anda juga dapat mempertimbangkan untuk pergi lebih cepat untuk menghindari macet.
  2. Ketika macet, tenangkan diri Anda. Kegiatan yang dapat Anda lakukan di tengah kemacetan, seperti mendengarkan lagu kesukaan, menggunakan parfum/wewangian mobil, atau mengobrol dengan teman.
  3. Saat sudah sampai tujuan, hindari langsung melanjutkan kegiatan. Cobalah untuk tarik napas, minum, dan istirahat terlebih dahulu.

Baca Juga: Manfaat Mendengarkan Musik untuk Kesehatan

Itulah informasi mengenai Traffic Stress Syndrome. Intinya, istilah Traffic Stress Syndrome menggambarkan fenomena stress yang dirasakan seseorang karena terjebak kemacetan. Meskipun stress ini terjadi karena macet, gejala Traffic Stress Syndrome masih dapat dirasakan bahkan saat sampai tempat tujuan. Gejala yang dirasakan mulai dari tangan berkeringat hingga hilangnya konsentrasi. Dengan menerapkan strategi manajemen stres yang telah dijelaskan, Anda dapat melindungi diri dari dampak negatif Traffic Stress Syndrome dan menjaga kesehatan Anda ketika di perjalanan maupun seterusnya.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai Traffic Stress Syndrome atau ingin berkonsultasi dengan psikolog, segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Artikel : berbagai sumber

Foto  freepik.com

Penilaian :

4.9

9 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

M yusuf hutasuhut

30 Januari 2024

Thanks daya untuk infonya

Balas

. 0

TA Herly Marwanto

25 Januari 2024

ooh bahasa kerennya itu ya \"Traffic Stress Syndrome\"

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Muthmainah Mufidah, M.Psi

Psikolog Klinis Dewasa

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS