Dirilis

22 Maret 2024

Penulis

Andi Dala Nadhifa Asmarani

Anda tentu pernah mendengar tentang Caleg yang stres akibat gagal terpilih dalam Pemilu, bahkan sampai harus berkonsultasi ke psikolog dan psikiater. Kasus tersebut menunjukkan bahwa kegagalan sering kali membuat orang terpukul hingga mengakibatkan depresi. Apalagi jika kegagalan tersebut menyangkut hal yang dianggap penting seperti karier dan keluarga. Namun, tahukah Anda bahwa terdapat satu cara agar seseorang bisa cepat bangkit dari kegagalannya?  Jawabannya adalah dengan mengelola ekspektasi.

Ekspektasi yang kita miliki dapat menentukan tingkat kekecewaan saat mengalami kegagalan. Dengan mengontrol ekspektasi, kita tidak akan terlalu lama terpuruk dan bisa lekas bangkit. Sebenarnya, apa peran ekspektasi dalam kehidupan? Dan yang terpenting, bagaimana cara mengontrol ekspektasi tersebut? Yuk, simak informasi mengenai manajemen ekspektasi di bawah ini. 

 

Apa Itu Ekspektasi?

Ekspektasi adalah kepercayaan bahwa sesuatu akan terjadi (atau tidak terjadi) di masa depan. Berbeda dengan standar atau kriteria yang disetujui oleh semua pihak, ekspektasi murni merupakan spekulasi personal mengenai masa depan berdasarkan asumsi yang dimiliki. Karena berasal dari asumsi, ekspektasi bisa sangat berbeda dari kenyataan. Perbedaan antara realita dan ekspektasi inilah yang rentan menimbulkan kekecewaan. 

 

Pentingnya Manajemen Ekspektasi


Riset yang dilakukan oleh Robb Rutledge, psikolog dari Yale University menunjukkan bahwa tingkat kebahagiaan atau kepuasan seseorang tergantung pada ekspektasi awal yang dimiliki. Misalnya ketika Anda memesan makanan di restoran, Anda akan memiliki ekspektasi mengenai rasa dari makanan tersebut. Jika makanannya kurang lezat, kebahagiaan Anda akan menurun. Menariknya, kebahagiaan Anda tidak akan meningkat saat makanannya sesuai dengan ekspektasi. Tingkat kebahagiaan hanya akan bertambah ketika makanannya melampaui ekspektasi awal.

Lalu, apakah ekspektasi rendah lebih baik untuk menghindari kekecewaan? Tidak juga. Ekspektasi yang terlalu rendah akan membuat seseorang berhenti mencoba. Saat ekspektasi terlalu rendah, Anda mungkin menjadi takut untuk mencoba hal baru karena berpikir hal tersebut akan berujung buruk. Situasi seperti itu tidak ideal jika Anda ingin berkembang. Di sisi lain, ekspektasi yang terlalu tinggi akan berujung pada kekecewaan yang lebih besar. Oleh karena itu, perlu adanya manajemen ekspektasi agar ekspektasi Anda berada di level yang pas alias realistis. 

Baca Juga: Stres Membuat Anda Menjadi Pribadi yang Lebih Bersemangat
 

Tips Mengelola Ekspektasi Anda

Berikut ini tips mengelola ekspektasi yang bisa Anda coba.

 

1.    Kenali Ekspektasi Selama Ini

Pertama, Anda perlu mempelajari asumsi yang selama ini Anda miliki. Langkah ini berguna untuk mengetahui apakah terdapat asumsi yang tidak realistis atau salah. Mulailah dengan menuliskan ekspektasi yang Anda miliki sebelumnya, kemudian membandingkan dengan kenyataan. Dari sini, Anda bisa mempelajari bagaimana ekspektasi tersebut terbentuk. Dengan begitu, Anda bisa lebih mudah mengontrol ekspektasi yang Anda miliki ke depannya. 

 

2.    Utamakan Proses Daripada Hasil

Alihkan perhatian Anda pada proses dan usaha yang Anda lakukan untuk mencapai tujuan Anda. Hal ini dikarenakan usaha yang Anda berikan adalah sebuah hal yang dapat Anda kontrol. Sedangkan, hasil dari sebuah usaha bisa tergantung dari faktor eksternal yang tidak bisa dikontrol. Sebagai contoh, kembali lagi pada kasus “caleg” yang gagal, hasil dari Pemilihan Umum tergantung pada banyak faktor yang tidak bisa dikontrol seperti preferensi orang yang berbeda-beda. Tetapi para “caleg” dan tim sukses dapat mengontrol usaha kampanye mereka. Jadi daripada menghabiskan energi pada hal yang tidak bisa dikontrol, lebih baik mengutamakan hal-hal yang berada dalam kontrol Anda. 

 

3.    Fokus Pada Diri Sendiri


Faktor eksternal seperti kehidupan sosial dapat mempengaruhi ekspektasi Anda. Oleh karena itu, usahakan agar Anda selalu fokus pada diri Anda. Salah satu caranya adalah dengan berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Selalu ingat bahwa apa yang Anda lihat pada orang lain juga belum tentu realita yang sebenarnya. 

 

4.    Tanamkan Mindset Positif

Yang terakhir dan paling terpenting adalah, latihlah diri Anda untuk selalu mengambil sisi positif dari setiap kegagalan. Jadikan kegagalan sebagai sebuah kesempatan untuk belajar dan bukan sebuah hambatan. Pola pikir yang positif memudahkan Anda untuk memaafkan kesalahan dan meningkatkan apresiasi terhadap usaha yang telah dilakukan. Secara tidak langsung, Anda juga dapat membangun kepercayaan diri agar bisa bangkit lagi setelah mengalami kegagalan. 

Baca Juga: Untuk Apa Berpikir Positif?

Jatuh bangun dalam hidup itu wajar, yang terpenting adalah cara kita merespons setiap kegagalan yang terjadi. Salah satu cara untuk mengantisipasinya adalah dengan mengontrol ekspektasi kita. Saat ekspektasi yang kita miliki itu realistis, kita dapat menerima apa pun hasil dari usaha yang telah dilakukan.  

Jika Anda mempunyai pertanyaan lebih lanjut tentang manajemen ekspektasi atau ingin berkonsultasi dengan psikolog, segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.5

4 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Muthmainah Mufidah, M.Psi

Psikolog Klinis Dewasa

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS