Dirilis

24 Oktober 2023

Penulis

Afifah Ika Kurniawati

Informasi pribadi kini menjadi salah satu yang dijaga oleh setiap orang. Mulai dari menggunakan fitur privasi di akun, menyaring pengikut, hingga tidak oversharing di media sosial mungkin telah Anda lakukan agar informasi pribadi tidak dimiliki oleh orang lain. Mengapa ini penting? Karena ketika informasi tersebut berada di tangan orang yang tidak bertanggung jawab, data Anda bisa saja tersebar di internet atau bahkan disalahgunakan.

Misalnya saja dengan berita yang belum lama ini viral dimana seorang food vlogger menjadi korban penyebaran informasi pribadi. Diketahui bahwa data pribadi dan kehidupan Codeblue telah dibongkar dan disebarkan oleh seorang Youtuber bernama Farida Nurhan. Nah, tindakan penyebaran informasi pribadi oleh Farida Nurhan ini disebut juga dengan istilah doxing.  Sebetulnya, doxing terdiri dari beberapa jenis dan memiliki kerugian berbeda bagi para korbannya. Agar terhindar dari doxing dim media sosial, yuk kenali doxing melalui informasi berikut ini.

 

Apa yang Dimaksud dengan Doxing?

Istilah doxing berasal dari singkatan “dropping documents” yang mengacu pada pembocoran informasi. Doxing merupakan pemaparan identitas, informasi pribadi, atau detail pribadi seseorang kepada publik secara online tanpa persetujuan. Doxing tidak harus mengungkapkan sesuatu yang tidak benar atau merugikan seseorang. Informasi yang disebarkan umumnya bersifat akurat, baik berasal dari sumber yang sah maupun tidak.

Target dari doxing dapat bervariasi. Doxing bisa menimpa siapa saja, mulai dari tokoh masyarakat terkemuka hingga orang awam yang tidak dikenal. Informasi yang menjadi target untuk di-doxing dapat mencakup nama lengkap resmi, alamat tempat tinggal, dokumen kependudukan, catatan dan dokumen bisnis, serta foto pribadi maupun orang yang dicintai. Informasi tersebut umumnya sudah tersedia secara publik, namun dalam bentuk sulit diakses sehingga tidak dapat ditemukan secara kebetulan. Dalam beberapa kasus, informasi ini bahkan diperoleh langsung dari korban baik secara sadar maupun tidak sadar.

Baca Juga: Doxing dan Dampaknya bagi Privasi secara Online

 

Mengapa Seseorang Melakukan Doxing?


Alasan seseorang melakukan doxing di media sosial dapat bermacam-macam. Motifnya mungkin karena  ingin mengungkapkan kesalahan dan meminta pertanggungjawaban pelaku keselahan. Contohnya pada perseteruan Farida Nurhan dan Codeblue. Farida Nurhan mengungkapkan identitas Codeblue untuk membela pemilik warung yang dikritik oleh Codeblue. Selain itu, doxing dapat digunakan pelakunya untuk mempermalukan, mengintimidasi, mengancam, atau menghukum seseorang. Akibatnya, korban doxing akan dapat merasakan malu, hina, cemas, diskriminasi, kurang percaya diri, hingga tercoreng reputasi pribadi maupun profesionalnya .

 

Jenis Doxing

Berdasarkan kerugian korbannya, doxing dikelompokkan menjadi tiga jenis.

 

•    Deanonymization Doxing

Jenis doxing yang pertama, yaitu deanonymization doxing. Pada jenis doxing ini, pelaku doxing akan mengungkapkan identitas seseorang yang sebelumnya anonim (misalnya seseorang yang menggunakan nama samaran). Untuk memperoleh informasi yang akan diungkap, pelaku doxing dapat melakukan berbagai metode. Misalnya, pelaku doxing menelusuri alamat IP atau mencari informasi pribadi di media sosial. Nah, perseteruan antara Farida Nurhan dan Codeblue merupakan contoh nyata jenis doxing ini. Identitas Codeblue yang sebelumnya tidak diketahui oleh publik atau anonim, kini menjadi terungkap karena tindakan Farida Nurhan.

 

•    Targeting Doxing

Doxing jenis selanjutnya adalah targeting doxing. Seperti namanya, jenis doxing ini menargetkan informasi spesifik tentang seseorang sehingga korbannya menjadi mudah dilacak. Contohnya mulai dari mengungkapkan informasi alamat, nomor telepon, tempat kerja, atau lainnya.

 

•    Delegitimization Doxing

Terakhir, yakni delegitimization doxing. Kerugian yang diakibatkan oleh doxing ini berupa rusaknya kredibilitas atau reputasi. Doxing ini dilakukan dengan mengungkapkan informasi sensitif yang memalukan atau memberatkan tentang seseorang. Informasi tersebut, misalnya catatan medis, hukum, atau keuangan pribadinya, atau pesan dan foto pribadi yang biasanya disembunyikan dari publik).

Itulah informasi mengenai doxing di media sosial. Dapat disimpulkan bahwa doxing merupakan tindakan pembocoran informasi pribadi yang memberikan dampak negatif bagi korbannya. Jika Anda menjadi korban doxing, berikut adalah tips untuk Anda. Mulailah dengan mengumpulkan dan menyimpan bukti doxing. Kemudian, periksa daftar kontak Anda dan blokir yang tidak diinginkan. Terakhir, mintalah bantuan dengan melaporkannya kepada pihak platform media sosial terkait serta polisi atau penegak hukum lainnya. Dengan memahami doxing dari bacaan artikel ini, Anda dapat menjadi lebih waspada dalam media sosial dan siap bertindak apabila doxing terjadi pada diri Anda.

Baca Juga: 6 Data Pribadi yang Tidak Boleh Anda Bagikan Sembarang

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai doxing atau lainnya, segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Foto : freepik.com

Penilaian :

4.9

7 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Dani Nofian

03 Desember 2023

Informasinya lengkap, dan mudah dipahami. Terimakasih atas informasinya.

Balas

. 0

Ardhan Ashary Nasution

27 Oktober 2023

Keren informasi nya sangat membantu 👍👍

Balas

. 0

M yusuf hutasuhut

25 Oktober 2023

Info penting

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Farraas A Muhdiar, M.Psi. M.Sc

Psikolog Klinis Anak & Remaja

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS