1. Silent Generation atau Traditionalists (1925- 1945)
Memiliki sifat menghargai logika dan disiplin, stabilitas, kaku, dan ingin dikekang.
2. Baby Boomers (1946- 1964)
Memiliki sifat idealis, kompetitif, mempertanyakan otoritas, tidak suka perubahan, ingin dihargai.
3. Generasi X (1965- 1981)
Memiliki sifat reaktif, seimbang kerja dan kehidupan pribadi, lebih loyal, tidak suka perubahan, micro-management.
4. Generasi Millennials (1982-sekarang)
Memiliki sifat optimis, menghargai perbedaan, superior di teknologi, suka perubahan, ingin bekerja yang bermakna, senang bekerja sama, dan multitasking.
Nah, masalahnya, kesenjangan antar generasi bisa menyebabkan kesalahpahaman bahkan perpecahan. Lalu apa yang bisa Anda lakukan?
Jika Anda seorang karyawan:
1. Mendiskusikan harapan masing-masing,
2. Mengetahui tugas-tugas yang segera harus dilakukan,
3. Mencari jalan untuk dapat memotong birokrasi dan hambatan kerja,
4. Tetap menggunakan teknologi.
Jika Anda seorang pimpinan:
1. Fokus kepada sasaran yang telah ditetapkan,
2. Buatlah situasi yang membuat anggota tim merasa terlibat atau dilibatkan,
3. Mencoba mengurangi kebiasaan-kebiasaan/tradisi yang tidak produktif,
4. Tunjukkan kepada anggota tim, masa depan yang ingin dicapai,
5. Mendorong adanya keseimbangan perlakuan antar generasi,
6. Seorang pemimpin juga perlu tahu sifat dan nilai masing-masing generasi untuk menyesuaikan gaya berkomunikasi kepada masing-masing generasi.
Berempati dan saling menghargai antar generasi adalah kunci membangun kerja sama yang selaras.
Sumber:
Tim Riset Daya Sehat Sejahtera (Gambar: https://unsplash.com/photos/3BK_DyRVf90)
Berikan Pendapat Anda