Kasus penculikan anak membuat kita resah: apakah anak-anak kita cukup aman?
Pusiknas.polri.go.id mencatat 211 laporan penculikan anak selama Januari hingga 12 November 2025. Yang bikin makin sedih, ancaman ternyata bukan hanya dari orang asing di jalan, tapi juga dari lingkungan yang lebih dekat.
Faktanya keterlibatan orang dekat seperti pengasuh dan keluarga, menjadi salah saru varian modus penculikan anak pada 2025. Varian lain adalah penculikan yang memanfaatkan media sosial dan modus adopsi ilegal.
Baca juga: Cara Menanamkan Disiplin Tanpa Kekerasan
Kalau sudah begitu, apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal buruk terjadi terhadap anak-anak kita? Membekali mereka dengan pengetahuan melindungi diri, mengawasi, membangun lingkungan yang aman untuk anak-anak?
Baca Juga: Kesalahan Umum Orang Tua saat Anak Beranjak Remaja
![]()
Rekomendasi Tips Cegah Penculikan Anak
Berikut ini beberapa rekomendasi tips mencegah penculikan anak, yang kami kutip dari berbagai sumber.
1. Ajarkan identitas dasar dan cara meminta tolong
Ajari anak mengetahui nama lengkapnya dan nama lengkap orang tua, alamat rumah, dan nomor telepon orang tua atau wali. Latih sampai lancar lewat permainan tanya-jawab.
Coba latih skenario singkat: jika terpisah di tempat ramai, anak harus mencari orang berseragam (petugas keamanan, polisi) dan berteriak minta tolong.
2. Buat aturan jelas soal interaksi dengan orang tak dikenal
Tegaskan aturan rumah: tidak pergi bersama orang asing, tidak menerima tawaran (permen, mainan, tumpangan) dari orang yang tidak dikenal, dan selalu meminta izin sebelum meninggalkan pengawasan orang tua.
Gunakan kata sandi keluarga (kode rahasia) untuk situasi di mana orang dewasa lain boleh menjemput anak. Hanya jika menyebut kode bisa anak ikut. Tips ini bisa membantu menurunkan risiko modus “jemputan palsu”.
3. Seleksi dan awasi pengasuh atau orang yang masuk rumah
Lakukan cek latar belakang calon pengasuh: rekomendasi, identitas, dan jika memungkinkan minta referensi kerja.
Batasi akses dan beri tugas yang jelas; jangan biarkan pengasuh sering sendiri bersama anak tanpa pengawasan dari anggota keluarga yang bisa dipercaya.
4. Kurangi paparan risiko digital dan media sosial
Ajari anak tentang penjagaan identitas online: jangan unggah lokasi rumah, foto anak saat sendirian, atau informasi pribadi di media sosial.
Kita sebagai orang tua juga perlu membatasi interaksi anak dengan akun yang tidak dikenal; awasi pesan dan pertemanan online, karena rekruitmen modus adopsi/penipuan sering dimulai lewat platform digital.
![]()
5. Buat lingkungan rumah atau komunitas menjadi lebih aman
Bentuk jaringan tetangga waspada: saling berbagi informasi, giliran mengawasi anak-anak di area bermain, dan jalur komunikasi cepat (grup RT/RW).
Laporkan orang atau kendaraan mencurigakan pada RT/RW dan kepolisian. Respons komunitas sering mencegah terjadinya penculikan anak.
6. Ketahui jalur pelaporan & pendampingan
Jika terjadi situasi mencurigakan atau tindakan kriminal: laporkan segera ke polisi setempat dan cari layanan pendamping KemenPPPA atau LSM perlindungan anak. Laporan cepat memperbesar peluang penyelamatan dan penanganan traumatis.
Semoga tips di atas bisa membantu kita mencegah terjadinya penculikan terhadap anak-anak kita. Pencegahan paling efektif terjadi bila kita menerapkan langkah berlapis: edukasi anak, pengawasan dewasa, seleksi petugas/pengasuh, pengelolaan jejak digital, dan kerja sama komunitas. Jangan remehkan tanda-tanda kecil. Bila merasa curiga akan adanya potensi penculikan anak, segera laporkan kepada pihak berwajib.
Jika Anda butuh saran lebih lanjut, silakan kunjungi Tanya Ahli. Daftarkan diri Anda untuk akses gratis di Daya.id.
Sumber:
Berbagai sumber
Zacky putra
01 December 2025
Buat aturan jelas soal interaksi dengan orang tak dikenal Tegaskan aturan rumah: tidak pergi bersama orang asing, tidak menerima tawaran (permen, mainan, tumpangan) dari orang yang tidak dikenal, dan selalu meminta izin sebelum meninggalkan pengawasan orang tua.
Balas
.0
Bella Saputri
01 December 2025
Ajarkan identitas dasar dan cara meminta tolong Ajari anak mengetahui nama lengkapnya dan nama lengkap orang tua, alamat rumah, dan nomor telepon orang tua atau wali. Latih sampai lancar lewat permainan tanya-jawab
Balas
.0