Dalam menghadapi kehidupan sehari-hari, terutama dalam menghadapi tantangan, pola pikir kita adalah kunci yang dapat menentukan keberhasilan. Mindset atau pola pikir adalah fondasi dari setiap keputusan, tindakan, dan cara kita menjalani hidup.
Penelitian dari Carol Dweck tentang Mindset Theory, gerakan Positive Psychology dari Martin Seligman, serta Self-Efficacy Theory dari Albert Bandura menunjukkan bahwa bagaimana seseorang memaknai potensi dirinya sangat menentukan pencapaian yang diraih. Bahkan, studi jangka panjang dari Harvard mengenai perkembangan orang dewasa menyatakan bahwa pola pikir menjadi satu dari dua indikator utama kesejahteraan jangka panjang seseorang.
Pola pikir yang sehat akan mampu mendorong individu lebih fleksibel, realistis, dan seimbang sehingga menjadi adaptif atau solutif menghadapi kesulitan. Sementara pola pikir yang tidak sehat seperti terus menerus berpikir negatif tentang diri dan sekitar, atau berputar-putar terus pada hal-hal di luar kendali, hanya cenderung membuat kita lelah dan menghambat kesejahteraan psikologis kita sendiri.

3 Jenis Growth Mindset
Secara garis besar, mindset terbagi menjadi tiga jenis: fixed mindset, mixed mindset, dan growth mindset. Merupakan hal yang penting untuk mengusahkan menggunakan growth mindset.
- Fixed mindset: pola pikir yang percaya bahwa kondisi, kemampuan, kecerdasan, atau kepribadian kita bersifat tetap dan tidak dapat diubah. Individu dengan fixed mindset cenderung menghindari tantangan karena takut gagal, mudah menyerah saat menemui hambatan, dan merasa terancam oleh keberhasilan orang lain.
- Growth mindset: pola pikir yang meyakini bahwa kondisi, kemampuan, kecerdasan, atau kepribadian kita dapat ditumbuhkan melalui usaha, strategi, dan belajar dari pengalaman, termasuk kegagalan. Mereka yang memiliki growth mindset cenderung melihat tantangan sebagai peluang, menghargai proses, dan terbuka terhadap masukan.
- Mixed mindset: merupakan perpaduan di antara keduanya. Seseorang mungkin percaya bahwa dalam beberapa aspek ia bisa berkembang, namun pada aspek lain ia merasa tidak akan bisa berubah.
Berusaha mengembangkan growth mindset memang tidak mudah dan memerlukan latihan secara konsisten. Banyak dari kita tanpa sadar menginternalisasi narasi negatif seperti “Aku memang tidak pintar”, “Kalau gagal, harga diriku rusak”, atau “Lebih baik tidak mencoba daripada terlihat bodoh.” Hal-hal ini seringkali sudah natural atau otomatis kita lontarkan pada diri sendiri sehingga menjadi sulit untuk diubah. Jika dibiarkan, pola pikir ini dapat menciptakan lingkaran stagnasi dan menghalangi pertumbuhan pribadi.
Namun kabar baiknya, otak manusia bersifat plastis, artinya ia mampu berubah dan beradaptasi berdasarkan pengalaman dan latihan. Proses yang disebut neuroplasticity ini memungkinkan kita untuk membentuk koneksi saraf baru setiap kali kita mempelajari hal baru. Maka dari itu, semakin sering kita melatih growth mindset, semakin besar pula kemampuan otak untuk menyesuaikan diri dengan tantangan hidup berikutnya.
Tips Mengembangkan Pola Pikir Sehat
Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengembangkan pola pikir yang sehat dan berkembang:
1. Senantiasa Berusaha Mengenal Diri dan Menetapkan Prioritas Pribadi
Menetapkan dan meluruskan kembali prioritas, prinsip, serta nilai hidup kita dan fokus pada hal-hal tersebut. Ketika pikiran mulai negatif atau goyah, kembalikan pada hal-hal yang memang penting bagi kehidupan kita. Kenali juga kekuatan, kelemahan, dan tujuan pribadi kita, sehingga membantu menyusun arah hidup yang sesuai. Proses ini bisa dilakukan melalui refleksi, asesmen, atau diskusi dengan orang terpercaya. Penting untuk fokus dan berjalan sesuai dengan arah yang sudah kita tentukan dan memang bermanfaat untuk diri kita, bukan karena faktor eksternal.
2. Kelola Pikiran Tidak Sehat
Saat pikiran negatif muncul, hindari langsung percaya begitu saja. Latih diri untuk memvalidasi dengan realita, menyeimbangkan pikiran dengan perspektif lain, serta hadir mengembalikan pada masa kini. Tulis atau catatan pikiran negatif agar tersalurkan dengan baik dan tidak penuh. Sifat pikiran adalah aktif, jadi semakin berpikir pada satu hal, maka akan terus berputar pada hal tersebut, cobalah untuk pindah lokasi/ganti suasana dan atau bergerak dengan gerakan-gerakan tubuh yang terbuka.
Diskusi dan komunikasi dengan pihak terkait secara tenang, termasuk pada ahli yang memang mampu memberikan perspektif lebih baik dan bisa dipercaya. Hindari mencari jawaban di media sosial atau sumber yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

3. Kurangi Kebiasaan Membandingkan Diri
Ingatlah bahwa setiap orang punya latar belakang dan jalur perkembangan yang berbeda. Bandingkan dirimu dengan versi dirimu yang lama, bukan dengan orang lain yang sedang berada di titik berbeda. Hindari menyimpulkan kehidupan orang lain secara langsung dari media sosial. Ingatlah bahwa hal-hal yang orang tunjukkan di media sosial hanyalah sebagian kecil dan semua orang pasti memiliki tantangannya masing-masing meski tidak ditampilkan di media sosial.
4. Bersikap Baik pada Diri Sendiri
Bersikap baik dan adil pada diri sendiri merupakan kunci untuk bisa berkembang. Jadilah sahabat bagi dirimu. Maafkan kesalahan masa lalu dan hindari bersikap terlalu judgemental pada diri sendiri yang hanya berputar-putar tanpa solusi. Jika memang melakukan kesalahan atau ada hal yang perlu diperbaiki, fokuslah pada hal dalam kendali dan langkah-langkah konkrit yang bisa dilakukan. Karena terus menerus menyalahkan diri akan tidak ada habisnya dan menjadikan individu tidak bergerak kedepan. Perlakukan diri sebagaimana kamu memperlakukan orang yang kamu sayangi.
5. Cermati dan Hindari Pola Pikir Menjebak
Berbagai jebakan pikiran seperti:
- All-or-nothing thinking: Pikiran bahwa lebih baik tidak sama sekali daripada tidak berhasil, hal ini perlu dihindari karena seringkali justru menghambat untuk maju. Progress is progress, sekecil apapun itu. Lebih baik 2% daripada 0%, dan kesuksesan memang tidak ada yang instan, dibangun sedikit demi sedikit.
- Overgeneralization: Pikiran bahwa ketika suatu hal negatif terjadi, pasti akan merusak semuanya. Individu cenderung menggeneralisir ke semua hal, padahal hal tersebut hanya sebagian kecil saja dan ada hal-hal baik lainnya yang terjadi atau masih bisa diusahakan untuk menjadi baik. Hal ini bisa berbahaya karena jadi menghambat ide untuk berkembang.
- Personalization: Pikiran bahwa semua hal buruk yang terjadi adalah faktor kita sendiri, terlalu banyak menyalahkan diri sendiri. Hal ini kalau tidak diimbangi dengan aksi nyata maka hanya akan memperkeruh pikiran dan memperbesar rasa tidak mampu. Sadari dan latih diri untuk berpikir lebih seimbang. Usahakan untuk berpikir lebih terbuka terkait berbagai faktor yang mungkin berpengaruh sehingga bisa menganalisis situasi dengan lebih baik.
6. Bangun Lingkungan yang Mendukung
Koneksi sosial yang sehat dapat mempengaruhi pikiran kita, pertemanan serta keluarga bisa menjadi sumber kekuatan besar dalam membangun mindset yang tangguh. Kedekatan dengan Tuhan, keluarga, dan komunitas positif mampu memberi rasa aman dan harapan. Penting untuk mengelilingi diri dengan lingkungan yang positif sehingga mampu mendukung pikiran kita menjadi lebih berkembang.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah psikologi lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagi sumber
natasya anindita
11 October 2025
Wah, artikel ini insightful banget! Saya suka cara penulisannya yang santai tapi isinya padat. Baru tahu lho kalau growth mindset itu penting. Langsung mau coba terapkan! Terima kasih sudah berbagi!
Balas
.0
waris
04 October 2025
terimakasi banyak atas tips dan trik sukses selalu untuk daya dan para ahli
Balas
.0