Sudah banyak berita yang mencuat di media terkait kasus perundungan (bullying), baik di lingkungan pendidikan maupun pekerjaan. Tempat yang seharusnya aman, karena berisi orang-orang terpelajar yang ingin menimba ilmu dan membangun karier ke depan. Tapi kenyataannya, kita disuguhkan dengan berbagai kisah pilu yang tidak main-main, bukan bahan bercanda, bahkan hingga berujung pada hilangnya nyawa.
Fenomena yang sudah selayaknya menjadi perhatian banyak orang, bahkan seharusnya sebelum menuai korban. Sebut saja kejadian salah seorang mahasiswa yang bunuh diri dan salah seorang pegawai muda yang tidak mampu bertahan akibat penyiksaan seniornya di tempat kerja. Rasanya tidak perlu lagi ada berita duka untuk membuat kita empati dan peka.
Bullying merupakan perilaku agresif yang tidak diinginkan oleh korban, yang terjadi di antara yang kuat dan yang lemah. Perilaku ini terjadi berulang kali atau berpotensi untuk terulang, dan dengan sengaja dilakukan untuk menyakiti, melukai, mengganggu, atau menakuti orang lain. Bullying bisa dilakukan oleh siapa saja, bisa dilakukan oleh teman sebaya, kakak tingkat yang lebih tua dari kita, bahkan oleh keluarga. Biasanya pelaku merasa lebih superior dari berbagai aspek, misalnya merasa lebih senior, lebih berkuasa, lebih mapan, lebih mampu dalam suatu hal, sehingga seolah-olah membuat dia merasa dapat berbuat seenaknya kepada orang yang dianggap lebih rendah darinya.

Jenis-jenis Bullying
Jenis-jenis bullying antara lain:
- Fisik, yaitu merugikan atau melukai seseorang secara fisik, seperti memukul, menjambak, menendang, melempar barang, dan lain-lain.
- Verbal, yaitu melakukan intimidasi melalui kata-kata seperti memberikan julukan/panggilan buruk, memaki, memfitnah, meneror, mengancam, membentak, melabrak, dan sebagainya.
- Sosial, yaitu merendahkan harga diri orang lain dengan cara menyebarkan aib, membocorkan rahasia, menggosipkan, mengucilkan, mempermalukan, dan sejenisnya.
- Cyberbullying menggunakan media elektronik dengan mirip seperti contoh bullying verbal, hanya saja dilakukan melalui internet seperti di media sosial. Contohnya menyebarkan rumor, memposting foto memalukan, memberikan komentar jahat atau negatif, membuat website palsu untuk mempermalukan atau memfitnah orang lain, meneror via chat, dan sebagainya.
Dampak Bullying
Bullying tentu memberikan dampak buruk bagi korban, baik dari segi fisik, psikologis, maupun kognitif. Bagi yang dirundung secara fisik, dapat menimbulkan bekas yang terlihat seperti luka, memar, penyakit fisik, kerusakan fungsi tubuh/organ, dan kerugian material apabila terdapat kerusakan barang. Secara psikologis, korban bisa kehilangan kepercayaan diri, merasa kesepian dan tidak punya siapa-siapa, takut dan menolak untuk datang ke sekolah atau ke kantor, serta mengalami trauma dan gangguan psikologis. Sedangkan secara kognitif, korban dapat menurun produktivitasnya, begitu juga dengan prestasinya, seiring dengan kemampuan fokus dan analisis yang menurun.
Tidak hanya bagi korban, ternyata bullying juga memberikan dampak bagi pelaku. Biasanya pelaku jadi arogan karena beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Mereka juga bisa terus-menerus punya kecenderungan untuk melanggar aturan (mudah bersikap anarkis dan menyakiti orang lain). Mereka juga berpotensi untuk terus berperilaku atau berkata kasar terhadap orang lain, sekalipun pada keluarga sendiri, sehingga dapat merugikan pasangan dan anak.
Jika tidak pernah mendapatkan intervensi dan menyadari bahwa tidakan tersebut salah, seseorang bisa terus menjadi pelaku bullying dari usia sekolah hingga dewasa. Oleh sebab itu, penting sekali jika suatu saat kita menjadi saksi akan peristiwa bullying kita tidak boleh tinggal diam. Harus berani mencari wadah atau pihak untuk melaporkan kejadian yang kita ketahui sebelum semuanya terlambat.
Indikator Bullying
Indikator bahwa tindakan seseorang termasuk bullying atau tidak, ternyata bukan berdasarkan pada niatnya, misalnya hanya bercanda atau untuk mencairkan suasana saja, namun ternyata pada penerimanya. Apakah orang yang mendapat perlakuan tersebut merasa dirinya terbully atau tidak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kita berbuat sesuatu kepada orang lain antara lain:
- Apakah kita berani melakukan tindakan tersebut jika dilihat oleh orang lain, misalnya oleh guru, dosen, atau orang tua?
- Apakah jika kita di posisi korban, kita mau diperlakukan seperti itu?
- Apa dampak yang mungkin terjadi pada orang lain jika kita melakukan hal tersebut?
Jika ternyata jawabannya adalah tidak dan dampak yang mungkin terjadi adalah dampak yang buruk atau negatif, maka jangan pernah sekalipun kita melakukannya.
"Jadilah baik di dunia yang keras ini karena setiap orang menjalani tantangan dan ujian berat dalam hidupnya masing-masing yang kita tidak ketahui."
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah psikologi lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
Muh Zainal Abidin
08 December 2025
"Jadilah baik di dunia yang keras ini karena setiap orang menjalani tantangan dan ujian berat dalam hidupnya masing-masing yang kita tidak ketahui."
Balas
.1
Bella Saputri
23 November 2025
Indikator Bullying Indikator bahwa tindakan seseorang termasuk bullying atau tidak, ternyata bukan berdasarkan pada niatnya, misalnya hanya bercanda atau untuk mencairkan suasana saja, namun ternyata pada penerimanya.
Balas
.0
Zacky putra
23 November 2025
Dampak Bullying Bullying tentu memberikan dampak buruk bagi korban, baik dari segi fisik, psikologis, maupun kognitif
Balas
.0
Veny putri
23 November 2025
Jenis-jenis bullying antara lain: Fisik, yaitu merugikan atau melukai seseorang secara fisik, seperti memukul, menjambak, menendang, melempar barang, dan lain
Balas
.0