Informasi Artikel

Penulis Artikel

Neysa Nadia Lestari, M.Psi., Psikolog

Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik bagi masa depan anaknya, termasuk dalam urusan pendidikan. Sekolah menjadi tempat di mana anak-anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka, bukan hanya untuk belajar secara akademik, tetapi juga untuk tumbuh sebagai pribadi.

Namun, sebagian sekolah identik dengan kurikulum pengembangan akademik, sementara anak butuh berkembang secara utuh termasuk dari sisi emosional dan spiritual. Pertanyaannya, apakah pendidikan yang diterima anak Anda sudah seimbang dan memanusiakan? Mari kita diskusi di artikel ini.

 

Cek Perlakuan Sekolah Terhadap Anak Anda

Ada beberapa pertanyaan yang bisa Anda jawab untuk mencari tahu, apakah pendidikan yang anak Anda terima di sekolah sudah memenuhi kebutuhan anak untuk berkembang dalam akademis dan psikologis. Berikut ini di antaranya:

 

•    Apakah anak Anda merasa aman secara psikologis di sekolah? 

Rasa aman secara psikologis datang dari penerimaan oleh guru, teman-teman, maupun lingkungannya. Hal ini bisa terjadi jika sekolah bebas perundungan, baik dari teman sebaya maupun guru-guru, sehingga anak tidak takut dimarahi atau dipermalukan, diolok dan dijauhi teman, atau mendapat perlakuan yang menimbulkan kecemasan. Ini adalah fondasi agar anak mampu belajar dengan efektif. 

 

•    Apakah suara anak Anda didengar?

Meskipun masih kecil, anak Anda sudah punya pemikiran dan pendapatnya sendiri, dan dia butuh ruang untuk mengekspresikannya. Apakah sekolah anak Anda memberikan ruang ini, atau yang penting adalah “taat” dan “mengikuti aturan”?

 

•    Apakah anak Anda diajak mengenali dan mengelola emosinya?

Saat berada dalam kondisi emosional yang intens, otak anak Anda akan kesulitan untuk berpikir secara rasional dan belajar dengan efektif. Oleh karena itu, keterampilan untuk mengelola emosi menjadi dasar yang tidak terpisahkan dari proses belajar. Sekolah sebaiknya memasukkan pelatihan keterampilan ini dalam bimbingan informal dari guru, materi di kelas, ataupun kelas-kelas pengembangan diri.

 

•    Apakah anak Anda masih memiliki waktu untuk bermain?

Terutama di usia dini, bermain adalah cara belajar yang paling alami. Bermain bebas membantu anak Anda mengembangkan kreativitas, kemampuan sosial, dan rasa ingin tahunya. Apakah metode belajar di sekolah mengizinkan anak Anda untuk melakukan eksplorasi dan menikmati proses belajarnya, atau padatnya jadwal dan tugas membuatnya kekurangan waktu bebas?

 

•    Apakah perkembangan anak Anda dihargai?

Setiap anak berkembang dengan kecepatan dan cara yang berbeda-beda. Ada yang cepat membaca, ada yang mungkin lebih lambat tapi pandai berimajinasi. Sekolah yang berpihak pada anak menghargai keberagaman ini, dan tidak mengukur semua anak dengan standar yang sama.

 

•    Apakah anak Anda dibimbing untuk memaknai kesalahan sebagai proses belajar?

Proses belajar tidak lepas dari kesalahan. Jika disikapi dengan benar, anak Anda akan mampu memaknai kesalahan ataupun kegagalannya untuk menjadi lebih baik di kemudian hari. Namun sebaliknya, jika anak ‘dihukum’ atas kesalahannya, hal ini dapat membuatnya takut salah dan mencoba lagi.

 

•    Apakah anak Anda merasakan hubungan yang hangat dengan guru dan teman-teman?

Hubungan sosial yang positif adalah bagian penting dari pengalaman sekolah yang sehat. Rasa disukai, dihargai, dan punya guru yang peduli bisa memperkuat kepercayaan diri anak Anda dan menjadi faktor protektif dari tekanan belajar.

 

Keterlibatan Orang Tua, Peran yang Tak Tergantikan

Sebagai orang tua, Anda juga bisa ikut memastikan hak-hak di atas terpenuhi di rumah. Berikut beberapa hal sederhana namun bermakna yang bisa dilakukan sehari-hari:

 

●    Luangkan waktu untuk mendengarkan tanpa menyela atau mengoreksi

Perasaan bahwa suaranya penting dan didengar akan membangun rasa berharga pada diri anak Anda. Saat dia bercerita, tentang hal besar maupun kecil, berikan perhatian penuh. Tahan keinginan untuk langsung memberi nasihat atau menilai; cukup dengarkan dulu.

 

●    Validasi perasaan anak, bahkan saat Anda tidak setuju

Kalimat seperti “kamu boleh marah” atau “wajar kok kalau kamu takut” membantu anak merasa diterima. Ini mengajarkan anak Anda bahwa semua emosi boleh hadir, dan ada cara yang sehat untuk mengelolanya.

 

●    Sediakan waktu bermain bebas tanpa tuntutan hasil

Biarkan anak Anda bermain sesuai pilihannya, tanpa harus selalu diarahkan. Bermain adalah cara anak Anda belajar mengambil keputusan, mengeksplorasi, dan mengekspresikan diri.

 

●    Hargai proses belajar, bukan hanya nilai akhir

Sering kali orang tua berfokus pada nilai akhir karena lebih terukur dan mudah untuk dievaluasi. Namun jika ingin lebih membantu anak, coba tanyakan bagian yang terasa sulit saat dipelajari, atau hal baru yang anak Anda ketahui saat mengerjakan tugas. Kebiasaan untuk lebih menghargai proses daripada hasil membantu anak Anda untuk menumbuhkan growth mindset.

 

●    Hindari membandingkan anak Anda dengan teman atau saudara

Fokuslah pada perkembangan pribadi anak Anda, apa yang sudah dicapai dibanding dirinya sendiri di masa lalu, bukan dibanding anak lain.

 

●    Ciptakan suasana rumah yang aman secara emosional

Rumah sebaiknya menjadi tempat di mana anak bisa jujur tentang dirinya, tanpa takut dimarahi atau dihakimi. Ketika anak Anda tahu bahwa ia dicintai tanpa syarat, ia akan lebih kuat menghadapi tantangan di luar rumah.

Dengan kepekaan dan keterlibatan orang tua, Anda bisa menjadi jembatan agar hak-hak anak terpenuhi, baik di sekolah maupun di rumah. 

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah psikologi lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.9

7 Penilaian

Artikel Terkait

4.7
Kesehatan Mental

Boleh Marah, Asalkan...

18 Juni 2023

4.9
Kesehatan Mental

Belajar dari Serial Gadis Kretek, Pentingnya Memotivasi Diri dan Jangan Mudah Menyerah

24 November 2023

4.8
Kesehatan Mental

Sehat Mental Saat Pandemi COVID-19

08 Juni 2020

4.8
Kesehatan Mental

Cara Mengatasi Keterasingan Sosial dan Kesepian Pada Lansia

04 Februari 2023

Berikan Pendapat Anda

Zacky putra

06 November 2025

Cara yg bagus skli di praktekkan langsung

Balas

. 0

Veny putri

06 November 2025

Edukasi yg bgus agar bisa di mengerti dan jls sperti ketika anak Saat berada dalam kondisi emosional yang intens, otak anak Anda akan kesulitan untuk berpikir secara rasional dan belajar dengan efektif.

Balas

. 0

Bella Saputri

06 November 2025

Pengetahuan ini penting Cek Perlakuan Sekolah Terhadap Anak Anda terima di sekolah sudah memenuhi kebutuhan anak untuk berkembang dalam akademis dan psikologis.

Balas

. 0

St Nurliah

03 November 2025

Terima kasih sudah jadi pengingat daya id apa lg anak adalah harta paling berharga dan tak ternilai harganya

Balas

. 0

St Nurliah

03 November 2025

Terima kasih sudah jadi pengingat daya id apa lg anak adalah harta paling berharga dan tak ternilai harganya

Balas

. 0

0 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS