Informasi Berita

Penulis Artikel

Iffah Nur Arifah

Pertumbuhan ekonomi dan gaya hidup modern telah mendorong peningkatan permintaan dan pembelian perangkat elektronik baru untuk mendukung kebutuhan dan kemudahan dalam hidup sehari-hari.  Peningkatan konsumsi ini terus bertambahnya timbulan limbah elektronik (e-waste) setiap tahunnya.

Limbah elektronik atau e-waste adalah semua jenis perangkat elektronik yang sudah tak diminati, rusak, atau telah mencapai batas umur pakai. Limbah jenis ini Ini merupakan jenis  dengan pertumbuhan paling cepat di dunia.

Menurut Global E-waste Monitor 2024, dunia menghasilkan 62 juta ton limbah elektronik pada tahun 2022, dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 82 juta ton pada 2030. Di Indonesia, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbulan e-waste pada tahun 2021 telah mencapai 2 juta ton dan terus bertambah seiring meningkatnya konsumsi perangkat elektronik rumah tangga dan pribadi.
 

Ancaman bencana lingkungan

Meningkatnya limbah elektronik menjadi ancaman baru bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Berbeda dengan jenis limbah lain, limbah elektronik ketika dibuang sembarangan atau tidak dikelola dengan baik, limbah ini dapat melepaskan logam berat dan bahan berbahaya (B3) seperti merkuri, timbal, kadmium, arsenik, dan bromin yang sangat beracun bagi lingkungan dan kesehatan.

Logam Berat

Ditemukan dalam produk

Dampak Negatif

Merkuri

baterai, saklar, dan beberapa jenis lampu

- Kerusakan organ tubuh (jantung, hati, paru-paru, ginjal),

- Kerusakan saraf atau sistem reproduksi,

- Kerusakan DNA penyebab bayi lahir cacat,

- Pencemaran tanah.

Timbal

solder, baterai, dan tabung sinar katoda

Kromium

pelapis logam dan komponen elektronik lainnya

Kadmium

baterai, pigmen plastik, dan beberapa jenis semikonduktor

Arsenik

semikonduktor, gelas, dan beberapa jenis pestisida

Paparan jangka panjang dapat memicu gangguan sistem saraf, pernapasan, bahkan risiko kanker. Selain itu, limbah ini juga mencemari tanah dan air yang berdampak luas pada ekosistem.
 

Sahabat Daya: Aksi Nyata Lindungi Lingkungan dan Masa Depan Anak Bangsa

Melalui program Sahabat Daya, SMBC Indonesia mengajak seluruh karyawan untuk turut ambil bagian dalam mengurangi ancaman e-waste dengan cara mendonasikan perangkat elektronik yang sudah tidak terpakai.

Bekerja sama dengan PT Khazanah Hijau Indonesia atau REKOSISTEM, startup teknologi iklim yang menawarkan layanan pengelolaan dan daur ulang untuk mengoptimalkan rantai nilai.  REKOSISTEM memiliki izin dan sertifikasi untuk mengelola dan mendaur ulang limbah elektronik akan mengumpulkan barang elektronik yang didonasikan untuk diproses secara aman dan bertanggung jawab.

Lebih dari sekadar aksi peduli lingkungan, seluruh hasil dari donasi ini akan didonasikan. Setiap barang elektronik tidak terpakai yang didonasikan memiliki Cashback Value. Total rupiah yang terkumpul akan disumbangkan melalui mitra yang ditunjuk yakni PT REKOSISTEM untuk mendukung program literasi anak-anak pemulung.

Sahabat Daya diselenggarakan setiap tahun untuk memperkuat budaya pemberdayaan di SMBC Indonesia melalui berbagai program seperti literasi keuangan, donasi, Freedom to Empower dan lain-lain. Program ini merupakan bagian dari komitmen pemberdayaan sesuai visi SMBC Indonesia antara lain menciptakan nilai yang signifikan dan berkesinambungan bagi stakeholder  termasuk masyarakat Indonesia.

Anda dapat berpartisipasi sebagai Sahabat Daya dengan mendaftar melalui link berikut  https://www.daya.id/tentang/sahabat-daya.