Dirilis

04 Januari 2025

Penulis

Lucky Lombu

Anda akan segera pensiun. Artinya Anda tidak lagi aktif bekerja, dan Anda tidak lagi menerima gaji bulanan seperti dulu. Pemasukan Anda nanti, mungkin, bergantung dengan dana pensiun, hasil investasi, tabungan, bahkan kepada anak-cucu. 

Pertanyaannya, apa persiapan Anda agar Anda tidak mengalami masalah keuangan yang berarti, dan bisa menikmati masa pensiun dengan tenang? 

 

Tips Pengelolaan Keuangan untuk Calon Pensiunan

Semoga Anda sudah punya rencana pengelolaan keuangan pensiun. Tapi jika belum, berikut ini ada beberapa tips praktis yang kami sadur dari Seri Literasi Keuangan Segmen Pensiunan terbitan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kami coba menyajikannya dalam bentuk poin-poin, agar Anda bisa lebih mudah mempertimbangkannya.

 

1.    Kelola Pendapatan Pasif 

Ada lebih dari satu kemungkinan yang terjadi kepada Anda setelah pensiun. Pertama, Anda mungkin stop dari berbagai aktivitas profesional dan memilih untuk beristirahat menikmati hari tua. Kedua, Anda mungkin saja kembali bekerja, atau mulai menjalankan usaha.

Nah, jika Anda memilih berhenti dari aktivitas profesional, sebaiknya Anda memiliki passive income untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Misalnya passive income dari hasil investasi, sewa properti, dan lainnya. 

Jika sumber utama keuangan adalah dana pensiun, usahakan agar semua kebutuhan dasar Anda tercukupi oleh dana pensiun tersebut. Hindari utang yang sifatnya konsumtif. Hindari juga mengajukan permintaan pencairan dana pensiun sekaligus, karena berisiko habis lebih cepat.

Sebagai pensiunan yang menjalani kehidupan dengan pendapatan pasif, ada baiknya Anda mengatur atau menurunkan gaya hidup, agar pendapatan pasif Anda cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

 

2.    Miliki Pendapatan Tambahan, Jika Perlu

Jika Anda memilih untuk kembali bekerja atau mulai menjalankan usaha, sebaiknya Anda menyadari jika Anda baru memulai sesuatu di usia yang sudah tidak lagi muda. Maka, pilihlah pekerjaan atau usaha dengan risiko rendah, misalnya usaha yang pemasarannya mudah atau sudah punya pasar. 

Kenapa Anda sebaiknya memilih usaha berisiko rendah? Karena jika Anda belum punya jalur pemasaan yang jelas, dan tidak tahu ke mana Anda bisa menjualnya, Anda akan kesulitan berkompetisi. Hati-hati, dana pensiun Anda jadi tergerus dan tidak sanggup mencukupi kehidupan sehari-hari.

Pertimbangkan usaha di bidang jasa seperti pengajar atau konsultan, yang umumnya memerlukan biaya operasional lebih rendah dan bisa menghasilkan pendapatan tambahan tanpa banyak risiko.

Atau, Anda bisa menimbang untuk membeli usaha franchise. Pastikan Anda sudah mempelajari potensi dan risikonya, sebelum membeli.

 

3.    Jadikan Aset Likuid dan Uang Tunai

Pertimbangkan untuk melikuidasi aset yang tidak produktif. Maksudnya bagaimana? Aset berupa tanah atau bangunan yang tidak disewakan atau tidak digunakan, sebaiknya Anda cairkan agar lebih mudah digunakan atau dibagi untuk ahli waris. Hal ini juga menghindari risiko sengketa di kemudian hari.

Selain itu, pastikan Anda memiliki tabungan dalam bentuk uang tunai setidaknya untuk kebutuhan rutin selama 6 bulan, ditambah 6 bulan untuk cadangan.

Gunakan sisa kekayaan untuk investasi jangka pendek (1–3 tahun) dan jangka  anjang (3–10 tahun) yang sesuai dengan usia harapan hidup secara umum. Setelah usia 70 tahun, sebaiknya dana disimpan dalam bentuk yang mudah dicairkan seperti deposito.

 

4.    Hindari Utang Konsumtif

Usahakan untuk tidak mengambil utang demi kebutuhan konsumtif. Apa saja yang termasuk utang konsumtif? Misalnya, kredit sepeda motor, menyicil smartphone, dan lainnya.

Jika harus meminjam, hindari rentenir. Sebaiknya pilih pinjaman bank yang memungkinkan pembayaran hingga usia 70 tahun dan memiliki perlindungan asuransi jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Selain itu, kurangi penggunaan kartu kredit untuk meminimalisasi utang konsumtif. Hal ini membantu menjaga pengeluaran sesuai kemampuan finansial. Jangan tergoda dengan penawaran pembelian barang atau kredit yang sebenarnya tidak diperlukan. Hindari berbelanja barang-barang konsumtif yang dapat menambah beban keuangan.

 

5.    Waspada Investasi dan Donasi Palsu

Jika Anda mendapat penawaran investasi dengan iming-iming bunga tinggi, Anda patut waspada. Kenapa? Karena sebagai calon pensiunan atau pensiunan Anda berisiko mendapat penawaran investasi bodong.

Hindari tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan sangat tinggi, terutama di atas 3% per bulan. Ingat, ada banyak penipuan berkedok investasi yang menawarkan keuntungan tinggi, padahal ternyata palsu. Saran untuk Anda, sebelum memutuskan berinvestasi, berkonsultasilah dengan ahli keuangan.

Selain itu, sebagai antisipasi risiko penipuan atau bahkan keteledoran dalam bertransaksi keuangan, jangan pernah mau menandatangani dokumen atau formulir yang belum Anda pahami sepenuhnya. Pastikan Anda membaca secara teliti setiap dokumen, terutama yang terkait transaksi keuangan atau investasi.

Satu lagi, jangan biarkan penipu memanfaatkan kebaikan hati Anda. Karena penipuan juga bisa datang dalam bentuk permintaan sumbangan untuk kegiatan tertentu yang tidak jelas. Waspadai telepon yang mengaku sebagai keluarga yang membutuhkan bantuan darurat, seperti biaya pengobatan atau kecelakaan.

Semoga pertimbangan di atas bisa membantu Anda membuat perencanaan, sehingga Anda bisa menjalani masa pensiun dengan nyaman dan aman. Jika Anda tertarik dengan topik ini, silakan daftarkan diri Anda di Daya.id. Ingat, perencanaan keuangan dan menjalankannya secara disiplin adalah kunci utama bagi pensiunan dalam mengelola keuangan. Kedua hal ini bisa membantu mencegah terjadinya masalah keuangan pada kemudian hari.

Sumber:

Artikel : Berbagai sumber

Foto : www.shutterstock.com & www.freepik.com

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Dian Savitri

Perencana Keuangan Pribadi

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS