Dirilis

05 Desember 2022

Penulis

Annisa Hanan

Jika Anda mengatakan "Tidak” saat rekan kerja atau manajer memerintah Anda, bisa jadi Anda mengecewakan mereka.  Walau faktanya, orang-orang yang bersemangat dengan pekerjaan berisiko lebih tinggi mengalami burnout karena hal ini. 

Penelitian terbaru dari Duke University menunjukkan, orang merasa lebih sah untuk mengambil keuntungan dari karyawan yang bersemangat, daripada yang tidak memihak. 

Karyawan yang bersemangat cenderung diminta untuk melakukan pekerjaan yang tidak dibayar, bekerja di akhir pekan, dan menangani tugas-tugas yang tidak terkait, yang bukan merupakan bagian dari peran mereka. Kecenderungan ini muncul dari dua keyakinan, yaitu karyawan yang bersemangat mungkin akan secara sukarela melakukan pekerjaan ekstra tersebut, dan pekerjaan ekstra adalah hadiah tersendiri bagi seseorang yang mencintai pekerjaan mereka.

Jika Anda baru masuk ke dunia kerja dan mencoba membangun reputasi yang baik, mengatakan tidak bisa menjadi lebih menantang. Meskipun dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik Anda, jika Anda tidak menjaga keseimbangan kehidupan kerja.

 

Tips Menolak Perintah Atasan

Dalam mempertahankan efektivitas dan kesejahteraan Anda dari waktu ke waktu, penting untuk mempelajari cara menolak seseorang, khususnya atasan dalam pekerjaan. 

Berikut ini adalah tiga strategi yang terbukti bisa membantu Anda mengetahui kapan dan mengapa layak untuk berkata tidak. langkah-langkah ini akan memberi Anda kepercayaan diri dan perasaan nyaman dengan pilihan Anda, termasuk penolakan untuk melakukan pekerjaan yang tidak menguntungkan Anda. 

 

1.    Menilai kegiatan yang akan jalankan

Pekerjaan Anda mungkin menjadi prioritas, tetapi apa lagi yang penting atau berarti bagi Anda? Jika Anda belum mengetahui hal tersebut, akan sulit bagi Anda untuk mengatakan tidak kepada atasan dengan yakin.

Tanyakan kepada diri sendiri, “Jika saya memiliki akhir pekan yang benar-benar bebas tanpa tugas, bagaimana saya akan menghabiskan waktu? Apakah ada sesuatu yang saya nikmati di masa lalu yang tidak lagi saya lakukan sekarang karena saya terlalu sibuk?” 

“Apa keuntungan bagi saya jika mengerjakan hal tersebut?” Ajukan pertanyaan ini untuk mengungkap komitmen penuh yang diperlukan. 

“Apakah saya memiliki kapasitas untuk mengerjakannya?” 

Kita sering meremehkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Hal Ini dikenal sebagai kesalahan perencanaan atau bias kognitif yang membuat kita secara konsisten meremehkan jadwal. Meskipun mengetahui bahwa tugas serupa telah memakan waktu lebih lama di masa lalu. 

Baca Juga: Gaji Besar atau Kepuasan Kerja, Penting Mana? 

Bisa prediksi, ini muncul dari rasa optimisme kita. Sebaliknya, kita cenderung mengalami hambatan, penundaan, dan interupsi yang tidak terduga. Untuk membatasi efek dari kesalahan ini, akan lebih baik untuk menambahkan waktu tambahan sekitar 20% dari berapa pun waktu yang Anda pikir akan dibutuhkan.

“Apa yang harus saya korbankan untuk menerima tugas ini?” 

Jika Anda mengatakan ya untuk bergabung dengan tim baru, apakah Anda perlu menghadiri panggilan hingga larut malam yang dapat mengganggu jadwal tidur Anda? 

Merenungkan pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda menyadari aktivitas mana yang perlu diutamakan, dijalankan atau ditinggalkan. 

 

2.    Membuat jadwal prioritas 

Kalender Outlook dan Google menampilkan bentangan luas 24 jam kegiatan kita. Hal yang tidak terlihat adalah waktu yang Anda butuhkan untuk tidur dan merawat diri sendiri. Kalender ini memberi Anda kesan bahwa Anda memiliki banyak waktu luang.

Untuk menyelaraskan waktu Anda lebih baik dengan serangkaian prioritas dan mendapatkan gambaran yang benar tentang waktu yang Anda miliki, tambahkan seluruh keterlibatan Anda (pribadi dan pekerjaan) ke dalam kalender tersebut. Baik itu kelas yoga, waktu untuk berjalan-jalan dengan anjing, atau makan malam bersama keluarga. 

Penting untuk menambahkan jam tidur Anda sehingga Anda tetap fit menjalankan kegiatan sehari-hari. Menyusun prioritas akan memberi Anda gambaran yang lebih sehat tentang ketersediaan dan kapasitas yang Anda miliki dengan akurat sebelum setuju untuk melakukan lebih banyak pekerjaan.

 

3.    Mulailah berlatih

Pada tahap ini, Anda telah dapat menentukan kapan dan mengapa Anda menolak seseorang maupun perintah atasan. Mempelajari cara mengatakan tidak adalah tantangan yang berkelanjutan tetapi keterampilan ini akan semakin mudah seiring berjalannya waktu.

Mulailah dengan berlatih dalam situasi sederhana. Katakan tidak ketika seseorang meminta Anda untuk menandatangani petisi yang tidak Anda setujui. Katakan tidak pada undangan sosial yang tidak Anda sukai. Lihatlah diri Anda di cermin dan katakan tidak beberapa kali dengan keras, ini mungkin tampak konyol, tetapi latihan ini akan membantu menumbuhkan kekuatan mental Anda untuk mengatakan tidak dalam situasi yang lebih menantang.

Ketika Anda perlu mengatakan tidak kepada atasan Anda, beri mereka alasan yang jelas mengapa Anda menolak sebuah proyek. Jelaskan bahwa Anda telah memikirkannya dengan serius dan pastikan untuk memberitahukan segera agar beliau dapat menugaskan tugas tersebut kepada orang lain.

Anda dapat mengatakan “Terima kasih Pak, telah mengajak saya untuk proyek yang menarik ini, tetapi sayangnya saya sedang mengerjakan pekerjaan lainnya saat ini.” Atau apabila manajer Anda mengajukan permintaan yang memiliki tenggat waktu yang tidak realistis, Anda dapat membalas dengan mengatakan, “Saya senang apabila dapat membantu, Pak. Akan tetapi mengingat jadwal pekerjaan saya yang lain, kemungkinan tugas tersebut baru dapat saya kerjakan minggu depan? Apakah tidak apa-apa, Pak?”.

Dengan menggunakan ketiga strategi ini, Anda akan lebih mudah menolak perintah atasan yang tidak rasional tanpa dipecat serta menjaga kesehatan mental dan fisik Anda

Baca Juga: Antisipasi Stress di Tempat Kerja dengan Cara-Cara ini

Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai gangguan mental akibat pekerjaan atau masalah kesehatan lainnya. Segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.9

13 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Muthmainah Mufidah, M.Psi

Psikolog Klinis Dewasa

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS