Dirilis

29 November 2018

Penulis

Tim Penulis Daya Sehat Sejahtera

Stres di tempat kerja memang sulit dihindari, namun bukan berarti tidak bisa diantisipasi dan ditangani. Pengelolaan stres yang tepat berawal dari mengenali stres dan potensi diri.

Tekanan di tempat kerja ibarat ujian yang datang tanpa henti. Di satu sisi, tekanan ini bisa dipandang sebagai tantangan dan sumber motivasi untuk memacu diri menjadi lebih baik. Namun, seringkali tekanan pekerjaan menjadi sumber stres yang akhirnya menguras fisik dan mental.

Baca juga:  5 Hal Penyebab Stres di Tempat Kerja

Stres pekerjaan tidak serta merta hilang begitu Anda meninggalkan kantor. Tanpa pengelolaan yang tepat, efeknya bisa mengganggu kehidupan pribadi Anda. Stres mampu menghadirkan gangguan psikosomatis seperti sakit kepala, sakit perut, susah tidur (insomnia), tekanan darah meningkat, dan menurunnya sistem kekebalan tubuh sehingga Anda rentan sakit. Secara mental, kesulitan berkonsentrasi, gangguan kecemasan bahkan depresi pun turut menghantui. Banyak karyawan yang malah melampiaskan stres dengan cara tidak sehat, misalnya merokok, makan berlebihan tanpa memperhatikan kandungan gizinya, hingga melarikan diri ke miras dan narkoba.

Sebelum hidup dan karier Anda berantakan akibat stres yang tidak terkendali, mari coba antisipasi stres di tempat kerja dengan 4 cara berikut ini.

1. Kenali dan pahami sumber stres
Banyak hal yang mampu membuat kantor kian terasa sebagai sumber tekanan kerja, misalnya :
  • Kesenjangan kesejahteraan
  • Ketidakjelasan area kerja, posisi, dan status kepegawaian
  • Konflik akibat permintaan yang bertabrakan
  • Serangan terhadap area personal, misalnya gosip atau rumor Menyangkut kehidupan pribadi Anda
  • Tidak selesainya pekerjaan karena interupsi terus-menerus
  • Kurangnya apresiasi dan umpan balik dari atasan
  • Kurangnya kesempatan promosi atau menambah kompetensi dan keterampilan
  • Tiadanya kepercayaan kepada Anda
  • Sulit mendapatkan waktu istirahat berkualitas dan cuti pun tetap “diusik” oleh pekerjaan

Anda dapat memulai memilah sumber tekanan dengan membuat semacam catatan harian. Tuliskan secara rinci hal-hal dan kejadian apa saja yang memicu emosi negatif Anda (marah, kesal, sedih, takut, kecewa). Dari daftar ini, Anda dapat menyaring setiap potensi masalah. Manakah yang bisa Anda tangani segera, mengelompokkan dampak yang akan ditimbulkannya di masa depan, hingga kemungkinan solusi yang bisa diterapkan.

2. Menetapkan respons sesuai untuk berbagai situasi
Kita tidak dapat mengatur bagaimana orang lain memiliki asumsi dan berperilaku terhadap kita. Namun, kita selalu punya pilihan untuk memberikan respons seperti apa pada setiap kejadian. Pegang prinsip ini baik-baik dengan menyusun rencana dan strategi “berpolitik” di kantor. Dari kemungkinan penyebab stres yang telah diketahui, Anda bisa memperkirakan respons apa yang sesuai untuk diberikan dalam beberapa kondisi. Dengan membuat taktik seperti ini, Anda tak lagi panik dan ketakutan karena sudah siap menghadapi tantangan sekeras dan sealot apapun. Dari dalam diri, teguhkan pula untuk tidak melarikan diri dari masalah, apalagi terjerumus dalam kebiasaan tak baik sebagai pelarian.

3. Membuat jadwal yang rinci, namun fleksibel
Jadwal dan daftar prioritas menjadi sangat krusial karena Anda punya batasan saat bekerja, yaitu batasan waktu dan tenaga. Jangan ragu untuk menolak halus dan berkata “tidak” terhadap pekerjaan yang sekiranya tidak dapat Anda tanggung secara optimal. Jika memang tidak memungkinkan untuk ditolak, berikan opsi kerja tim atau delegasikan sebagian tugas, sehingga Anda tidak memaksakan diri sampai jatuh kelelahan. Perjelas lagi segala prosedur, metode, dan standar tugas, sehingga Anda punya gambaran jelas mengenai pekerjaan yang dilakukan. Ketidakjelasan dan perubahan tiba-tiba mampu mencetuskan stres dengan cepat. Anda dapat meredam ini dengan menyediakan beberapa alternatif rencana, yang fleksibel berubah mengikuti aliran situasi.

4. Tegaskan batas antara kerja dan istirahat
Work hard, play hard. Demikian sebuah jargon yang mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara kerja dan rekreasi. Meskipun Anda bekerja dalam lingkungan yang sangat dinamis dan industri yang seolah memeras tenaga 24 jam sehari, 7 hari seminggu, tetapi tetap perlu berpijak pada kondisi fisik dan mental Anda. Ambil cuti sesuai hak Anda. Buatlah pengaturan waktu kerja, di mana ada waktu cukup bagi Anda untuk bercengkrama dengan keluarga, kerabat, dan sahabat. Sekeras apapun Anda bekerja, apalah artinya jika tidak merasakan kehangatan dari interaksi sosial yang sehat? Anda tidak harus menjadi manusia bionik nan sempurna yang mampu mengambil semua pekerjaan dan menyenangkan semua orang. Ada kehidupan lain di balik tumpukan dokumen dan deretan rapat kerja, yang sama pentingnya untuk Anda nikmati selama hayat masih dikandung badan.


Akui dan kenali tanda-tanda jika Anda mulai mengalami kelelahan, baik secara fisik maupun mental. Lakukan olahraga teratur dan berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan untuk memastikan raga serta jiwa Anda dalam kondisi sehat. Karyawan yang produktif berawal dari mereka yang memiliki tubuh dan jiwa yang kuat serta terawat. Selamat membangun benteng pertahanan kuat dari stres yang mengintai!

Baca juga: 5 Cara Atasi Stres

Sumber:

Tim Riset Daya Sehat Sejahtera

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Muthmainah Mufidah, M.Psi

Psikolog Klinis Dewasa

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS