23 Agustus 2023
Dirilis
Penulis
Jenny Amanda
Tahukah Anda ada 5 lapisan ketidaksetaraan gender di tempat kerja? Mengutip dari Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), kelima lapisan itu adalah terinternalisasi, interpersonal, kolektif, institusional, dan sistemik. Apa artinya?
Dalam artikel ini, kita akan membahas setiap lapisan dengan contoh-contoh yang konkret di tempat kerja. Dengan harapan, Anda bisa ikut berpartisipasi dalam mendorong perubahan perilaku yang lebih inklusif dan adil bagi semua individu—tidak hanya wanita atau pria.
Ketidaksetaraan Gender di Tempat Kerja
Ketidaksetaraan gender adalah salah satu permasalah yang mendalam dan terus menghantui dunia kerja hingga saat ini. Meskipun sudah banyak kemajuan yang telah dicapai dalam memerangi diskriminasi gender. Ada 5 lapisan ketidaksetaraan gender. Masing-masing bisa menjadi tantangan yang signifikan.
Yuk, disimak 5 Lapisan ketidaksetaraan gender berikut:
1. Terinternalisasi
Lapisan terinternalisasi terjadi ketika seorang wanita yang secara tidak sadar memproyeksikan stereotip gender ke dirinya sendiri serta wanita lainnya. Hal ini bisa disebabkan oleh tekanan sosial, norma budaya, atau pengalaman masa lalu mereka yang mengarah pada pemahaman yang keliru tentang peran dan karakteristik gender. Contohnya, di beberapa tempat kerja, wanita mungkin merasa enggan untuk menyatakan pendapat mereka pada saat rapat berlangsung. Dikarenakan mereka juga beranggapan bahwa perilaku itu akan dianggap agresif atau terlalu menjadi dominan, karena stereotip bahwa wanita seharusnya bersikap lebih lembut dan penurut.
2. Interpersonal
Lapisan interpersonal melibatkan komentar seksis atau diskriminatif yang terjadi dalam interaksi antar individu di tempat kerja. Komentar semacam itu dapat merendahkan martabat wanita dan juga memberikan pengaruh yang buruk pada hubungan kerja serta kinerja mereka. Misalnya, saat seorang wanita menegur rekan kerjanya yang telah melewatkan masa tenggat waktu penyerahan dokumen, justru Anda akan menerima komentar yang merendahkan seperti 'sedang haid', yang seharusnya tidak relevan dan tidak pantas dalam konteks profesional.
Baca Juga: Tips Mengatasi Body Shaming
3. Kolektif
Lapisan kolektif melibatkan adanya bias, stereotipe, dan diskriminasi yang diwariskan secara turun temurun dalam komunitas atau lingkungan kerja. Pada lapisan ini, penilaian negatif terhadap wanita sering kali diakui secara normatif dan dianggap wajar. Sebagai contoh, jika terjadinya kekerasan seksual di tempat kerja, sering kali wanita menjadi korbannya serta disalahkan dengan alasan tertentu, seperti 'dianggap menggoda' atau 'berpakaiannya seksi', mengabaikan fakta tersebut bahwa kekerasan seksual adalah perbuatan yang tidak terjustifikasi dan selalu salah, tanpa memandang pakaian atau perilaku korban.
4. Institusional
Lapisan institusional bicara tentang kebijakan dan praktik yang secara sistematis memperkuat ketidaksetaraan gender di organisasi atau tempat kerja. Hal ini dapat terjadi ketika kebijakan penggajian tidak adil, bias dalam promosi, atau kesulitan mendapatkan akses dan kesempatan pengembangan karir bagi wanita. Sebagai contoh, pekerja wanita seringkali diberikan upah yang lebih kecil dibandingkan dengan rekan pria mereka, walaupun melakukan pekerjaan yang sama atau bahkan lebih baik, hanya saja karena stereotip bahwa wanita dianggap sebagai anggota masyarakat kelas dua.
5. Sistemik
Lapisan sistemik melibatkan sistem dan struktur yang mengakar kuat dalam organisasi, yang terus menerus mempertahankan ketidaksetaraan gender. Misalnya, ketika ada pemimpin wanita di tempat kerja, mereka seringkali dihadapkan pada resistensi dan tantangan ekstra dari kolega laki-laki, hanya karena pandangan mereka bahwa wanita tidak pantas atau tidak mampu memimpin. Sistemik ini menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi kemajuan dan kesetaraan gender.
Baca Juga: 3 Strategi Praktis Kendalikan Amarah
Ketidaksetaraan gender di tempat kerja adalah permasalahan serius yang perlu segera diatasi bersama. Melalui pemahaman tentang lima lapisan ketidaksetaraan gender, yaitu terinternalisasi, interpersonal, kolektif, institusional, dan sistemik, Anda dapat memahami akar permasalahnya dan bekerja menuju perubahan serta perilaku yang lebih inklusif dan adil. Penting bagi seluruh anggota masyarakat dan organisasi untuk berkomitmen serta mengatasi masalah ini dengan mengubah cara pola berpikir, bertindak, serta membangun lingkungan kerja yang berlandaskan kesetaraan dan keadilan pada gender. Dengan melakukan hal ini, Anda dapat menciptakan tempat kerja yang lebih produktif, inovatif, dan berdaya saing, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berhasil.
Jika Anda masih mempunyai pertanyaan yang lainnya, jangan ragu silahkan berkonsultasi dengan yang Ahlinya di Fitur Tanya Ahli untuk mendapatkan saran yang tepat. Segera Daftar diri Anda dan Login di Daya.id untuk mendapatkan infomasi dan tips yang bermanfaat secara gratis loh.
Sumber:
Berbagai sumber
Berikan Komentar
Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Dani Nofian
06 December 2023
Terima kasih atas usaha kerasnya dalam menyajikan konten yang begitu berharga.
Balas
.0
Rifani Eveline
06 December 2023
Saya tidak menyangka akan mendapatkan informasi sebanyak ini. Terima kasih!
Balas
.0
Abdul Hadi
03 December 2023
Sering terjadi di dunia pekerjaan nih ??
Balas
.0
Abdul Hadi
03 December 2023
Sering terjadi di dunia pekerjaan nih ??
Balas
.0
Qodri Perdana
25 August 2023
women support women!
Balas
.0