17 November 2017
Dirilis
Penulis
Tim Penulis Daya Sehat Sejahtera
Pewarna makanan bisa membuat makanan yang Anda jual terlihat lebih menarik. Selain itu, pewarna makanan juga bisa membantu menyeragamkan warna antar makanan, membentuk identitas produk, serta menjaga rasa dan varian suatu makanan. Terkadang pewarna makanan juga diperlukan untuk menjaga warna makanan agar tidak mengalami perubahan akibat paparan cahaya matahari, perubahan suhu dan kelembaban udara.

Penambahan pewarna makanan ini sebenarnya sangat umum dilakukan oleh sebagian pelaku usaha. Hal ini oke-oke saja jika pewarnaan makanan menggunakan bahan-bahan alami serta aman bagi konsumen. Sayangnya, sebagian oknum-oknum pelaku usaha sengaja menyalahgunakan pewarna makanan untuk melakukan tindakan yang merugikan konsumen, seperti untuk menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan, menyembunyikan bahan makanan yang sudah rusak atau berubah warna serta menyembunyikan cara pengolahan makanan yang tidak benar.
Bagaimana dengan Anda?
Nah, agar pewarna makanan yang Anda gunakan tidak membahayakan kesehatan, Anda perlu mempertimbangkan antara penggunaan pewarna alami dengan pewarna buatan.
Pewarna makanan alami dapat diperoleh dari hewan, tumbuhan, dan pastinya tidak membahayakan kesehatan. Namun pigmen ini tidak stabil bila terkena panas, cahaya dan derajat keasaman (pH) tertentu.
Beberapa bahan yang dapat Anda gunakan sebagai pewarna makanan, antara lain:
Pewarna makanan buatan biasanya terbuat dari bahan kimia. Warna yang terbentuk cenderung lebih menarik dan tahan lama. Namun, jika digunakan berlebihan dapat mendatangkan dampak buruk bagi kesehatan Anda.
Beberapa contoh pewarna buatan yakni:
Menemukan pewarna alami sangat mudah. Penggunaannya juga bisa menguntungkan Anda dan konsumen. Maka itu, mulailah gunakan bahan makanan yang alami demi kesehatan kita bersama.

Penambahan pewarna makanan ini sebenarnya sangat umum dilakukan oleh sebagian pelaku usaha. Hal ini oke-oke saja jika pewarnaan makanan menggunakan bahan-bahan alami serta aman bagi konsumen. Sayangnya, sebagian oknum-oknum pelaku usaha sengaja menyalahgunakan pewarna makanan untuk melakukan tindakan yang merugikan konsumen, seperti untuk menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan, menyembunyikan bahan makanan yang sudah rusak atau berubah warna serta menyembunyikan cara pengolahan makanan yang tidak benar.
Bagaimana dengan Anda?
Nah, agar pewarna makanan yang Anda gunakan tidak membahayakan kesehatan, Anda perlu mempertimbangkan antara penggunaan pewarna alami dengan pewarna buatan.

Pewarna Makanan Alami
Pewarna makanan alami dapat diperoleh dari hewan, tumbuhan, dan pastinya tidak membahayakan kesehatan. Namun pigmen ini tidak stabil bila terkena panas, cahaya dan derajat keasaman (pH) tertentu.Beberapa bahan yang dapat Anda gunakan sebagai pewarna makanan, antara lain:
- Merah: Jus Buah Delima, Angkak
- Orange: Jus/ Bubuk Wortel
- Kuning: Kunyit
- Hijau: Bubuk Teh Hijau, Daun Pandan
- Ungu: Ubi Ungu
- Coklat: Bubuk Coklat, Bubuk Kopi, Kayu Manis
- Hitam: Tinta Cumi
Pewarna Makanan Buatan
Pewarna makanan buatan biasanya terbuat dari bahan kimia. Warna yang terbentuk cenderung lebih menarik dan tahan lama. Namun, jika digunakan berlebihan dapat mendatangkan dampak buruk bagi kesehatan Anda.Beberapa contoh pewarna buatan yakni:
- Tartrazin
- Sunset yellow (untuk warna kuning)
- Allura
- Eritrosin
- Amaranth (warna merah).
Menemukan pewarna alami sangat mudah. Penggunaannya juga bisa menguntungkan Anda dan konsumen. Maka itu, mulailah gunakan bahan makanan yang alami demi kesehatan kita bersama.
Sumber:
Tim Riset Daya Sehat Sejahtera
Berikan Komentar
2 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS
2 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS
Harap masukkan komentar Anda.
Silakan Login terlebih dahulu
Silakan masuk menggunakan akun Anda untuk mengakses konten yang diinginkan

test
Ardhan Ashary Nasution
01 December 2023
Keren informasi nya terima kasih ??
Balas
.0