Dirilis

06 Juli 2018

Penulis

Persatuan Ahli Gizi indonesia

Kesehatan tubuh seseorang ditentukan oleh apa yang ia makan di masa lalu. Oleh karenanya, konsep makanan sehat dan bergizi menjadi penting untuk diperhatikan. Lalu bagaimana menyempurnakan semua kebutuhan zat gizi di piring, saat seseorang sudah lanjut usia (lansia)?

Penyusunan menu pada lansia lebih kompleks dan membutuhkan perhatian khusus. Sebab kenyataannya, beberapa penyakit rentan terjadi terhadap lansia, bahkan sering kali muncul komplikasi penyakit. Di antara beberapa penyakit yang sering muncul adalah rematik, konstipasi (susah buang air besar), hipertensi, dan beberapa penyakit degeneratif lainnya.

Berbicara soal menu lansia, rata-rata tubuh orang berusia di atas 60 tahun membutuhkan 1.500 sampai 1.900 kalori per hari, tergantung aktivitas hariannya. Namun, satu hal yang pasti, komposisi menunya sama, yaitu lebih dari total kebutuhan kalori berasal dari makanan pokok atau karbohidrat, sekitar 20 % dari lemak, dan 15% dari protein, serta selebihnya vitamin dan mineral.

Sumber karbohidrat itu bisa berupa nasi, sagu, jagung, atau umbi-umbian. Protein sendiri bisa berarti telur, daging, atau ikan. Dan sumber lemak, bisa berupa minyak goreng, susu serta olahannya, daging, dan mentega.

Karbohidrat yang berasal makanan pokok normalnya dipakai tubuh untuk memberikan tenaga, sebagian lemak juga dibakar menjadi kalori yang lebih besar. 1 gram karbohidrat (nasi, jagung, dan ubi) dan protein (telur, daging dan ikan) menghasilkan 4 kalori. Sedang 1 gram lemak memberi tubuh 9 kalori. Artinya kalau komposisi menu harian menyimpang dari aturan, maka menu tersebut termasuk tidak seimbang. Misalnya seperti menu orang modern yang cenderung lebih berat berlemaknya (produk susu, gorengan, dan jeroan). Akibatnya kalori yang tubuh terima cenderung berlebihan. Lalu kalori tersebut akan disimpan di dalam hati dan di bawah kulit dalam bentuk lemak. Hal inilah yang menyebabkan orang modern mengalami kelebihan berat badan dan lemak di organ tubuh lainnya, sehingga berdampak terhadap penyakit pembuluh darah dan jantung (gangguan ginjal, kanker, stroke, risiko serangan jantung, dan diabetes melitus).

Selain itu, menu untuk lansia harus lebih banyak mengandung cairan, dengan porsi yang lebih sedikit dibanding  usia dewasa. Tetapi frekuensinya dapat diberikan lebih sering. Sebaiknya ada sumber kalsium, seperti ikan dan susu, untuk menjaga kepadatan tulang dan memperlambat risiko pengeroposan tulang. Serat juga harus ada, agar lansia tidak mengalami sembelit dan buang air besar menjadi lancar. Selain itu konsumsi air putih secukupnya, atau sekitar 1.500-1.600 mililiter per hari, atau setara dengan 6 gelas per hari, agar dapat mengurangi atau mencegah demensia dan mudah lupa. Di sisi lain, yang perlu dihindari adalah gula, garam, dan minyak dalam jumlah yang banyak.

Penuhilah kebutuhan zat gizi bagi lansia dari sekarang, agar mereka dapat menikmati hari tua dengan sehat dan bahagia.

Sumber:

Persatuan Ahli Gizi Indonesia

Penilaian :

5.0

5 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS