Dirilis

23 Pebruari 2018

Penulis

Tim Penulis Daya Sehat Sejahtera

Tidak semua jenis diet cocok untuk Anda. Tapi jika tetap ingin menurunkan berat badan menggunakan diet ketofastosis, berikut ini beberapa hal yang perlu Anda tahu agar Anda bisa menimbang baik buruknya.



Dari sekian banyak jenis diet, diet ketofastosis termasuk jenis yang tidak memperbolehkan pelakunya untuk mengonsumsi karbohidrat sama sekali. Ini menarik, karena bagaimanapun, tubuh membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi utama untuk beraktivitas. Kalau begitu, berbahayakah diet ketofastosis?

Tapi sebelum kita bicara soal berbahaya atau tidak, mari kita kenali dulu apa itu diet ketofastosis.


 

Apa itu Diet Ketofastosis?

Diet ketofastosis merupakan gabungan dari diet ketogenik dan fastosis. Diet ketogenik adalah istilah yang digunakan untuk diet dengan karbohidrat sangat rendah tetapi tinggi lemak. Jadi tidak seperti kebanyakan jenis diet yang menghindari lemak, diet ketogenik justru menekankan asupan tinggi lemak sekaligus protein.

Saat diet ketogenik berlangsung, tubuh akan memasuki fase yang disebut dengan ketosis, yakni saat tubuh kekurangan karbohidrat. Nah, dalam kondisi tersebut, secara otomatis kadar glukosa dalam tubuh akan menurun sehingga hati akan menghasilkan “ketone” untuk digunakan sebagai sumber energi seluruh tubuh, terutama otak.

Sedangkan fastosis adalah merujuk pada metode fasting on ketosis atau puasa dalam keadaan ketosis. Idealnya durasi waktu berpuasa ketosis adalah selama 6-12 jam, tergantung dari kondisi masing-masing tubuh individu. Fastosis juga bisa disebut sebagai upaya untuk menghasilkan pola makan yang diperlukan manusia untuk mempertahankan kondisi metabolisme lemak yang optimal.

Kunci utama dari diet ketofastosis adalah mengganti sistem metabolisme tubuh dari yang semula menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi utama, kini beralih pada lemak. Jadi selama diet ketofastosis berlangsung, lemak yang masuk ke tubuh akan dibakar menjadi sumber energi.

Dilansir dari situs Viva.co.id, ahli gizi Leona Victoria menjelaskan, saat tubuh mengolah karbohidrat, kelebihan lemak akan langsung disimpan menjadi fat storage. Namun ketika Anda mengubah cara kerja metabolisme tubuh menjadi hampir tanpa karbohidrat, maka lemak yang masuk akan menjadi sumber bahan bakar utama untuk tubuh. Dengan kata lain, lemak yang dikonsumsi akan dipakai dan bukannya disimpan dalam tubuh.


 

Apakah ada efek Diet Ketofastosis?

Sebagai bentuk adaptasi dari perubahan metabolisme yang terjadi akibat diet ketofastosis, tubuh akan mengalami beberapa efek. Orang-orang menyebutnya dengan healing crisis, yakni kondisi-kondisi tidak enak yang terjadi saat tubuh mengubah sistem metabolisme. Bentuk dari healing crisis ini bisa bermacam-macam, seperti timbul jerawat parah, kulit kering, kulit gatal-gatal, ketombe, lemas, hingga mual.

Durasi berlangsungnya kondisi healing crisis ini berbeda-beda pada tiap orang. Ada yang cepat, ada juga yang lama. Maka dari itu, sebelum menerapkan diet ketofastosis, sebaiknya pastikan benar-benar bahwa tubuh Anda kuat untuk mengalami perubahan atau efek samping tersebut. Jangan memaksakan diri apabila ternyata Anda merasa tidak kuat menjalaninya. Sekali lagi, jangan memaksa diri!


 

Tips Memulai Diet Ketofastosis

Diet ketofastosis memang memperbolehkan Anda untuk makan lemak. Meski begitu, bukan berarti Anda bebas mengonsumsi makanan non karbohidrat apa saja. Nah, bagi yang tertarik untuk memulai diet ketofastosis, berikut beberapa tips yang perlu Anda perhatikan:

  • Siapkan mental terlebih dulu

Sebelum memulai diet ketofastosis, pastikan kondisi mental Anda sudah benar-benar siap. Dari konsepnya saja, diet ketofastosis cukup berbeda dari jenis diet kebanyakan. Bukannya menghindari lemak, Anda justru diharuskan mengganti karbohidrat dengan lemak sebagai bahan bakar utama dalam tubuh.

Selain itu, bukan tidak mungkin Anda akan mendapatkan berbagai reaksi dari orang-orang di sekitar. Ada yang mendukung, ada pula yang mungkin justru mempertanyakan.

Luangkan waktu untuk menggali informasi sebanyak mungkin tentang manfaat diet ketofastosis, pantangannya, efeknya, dan sebagainya. Lalu, pertimbangkan hal tersebut, apakah sekiranya Anda mampu menjalani diet ketofastosis secara konsisten.

  • Berapa lama durasi puasa ketosis yang paling tepat?

Selain menghindari karbohidrat, Anda juga diharuskan untuk berpuasa ketosis. Idealnya puasa ini berlangsung selama 6-12 jam, tergantung dari kemampuan masing-masing orang. Biasanya orang akan berhenti makan sejak pukul 8 malam hingga 12 siang keesokan harinya. Selama rentang waktu tersebut, Anda hanya diperbolehkan minum air putih, kopi atau teh tanpa gula, IH (immunator honey), dan VCO (virgin coconut oil).

Baru pada pukul 12 siang hingga 8 malam, Anda diperbolehkan untuk makan. Pastikan makanan tersebut berasal dari sumber hewani seperti ikan, ayam, telur, dan daging. Namun dengan catatan, tidak ada tepung, gula, dan kecap dalam proses pengolahannya. Contohnya seperti nugget, sosis, kornet, dan sebagainya.

  • Cukupi juga kebutuhan mineral dalam tubuh

Tidak hanya kebutuhan protein yang harus dipenuhi oleh tubuh selama diet ketofastosis berlangsung, tetapi juga kebutuhan mineral. Pasalnya dalam masa awal menjalankan diet ketofastosis, berat badan akan mengalami penurunan karena hilangnya air dan natrium akibat berkurangnya asupan karbohidrat. Kurangnya natrium dapat mengganggu keseimbangan elektrolit alami tubuh, yang berpengaruh terhadap beberapa tingkat mineral lain.

Untuk menangani hal tersebut, pastikan kandungan mineral dalam tubuh Anda terpenuhi. Anda dapat memberikan tambahan sodium pada makanan Anda, contohnya melalui garam dapur. Cara lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengonsumsi kaldu dari tulang ayam atau sapi.



Dengan benar-benar mengurangi asupan karbohidrat, diet ketofastosis memang dapat menurunkan berat badan dengan cukup cepat. Namun perlu diingat bahwa kadar glukosa dalam tubuh akan menurun sehingga bukan tak mungkin tubuh Anda akan merasa lemas sebelum akhirnya terbiasa dengan kondisi tersebut. Jadi jika memang merasa tidak kuat, sebaiknya jangan memaksakan diri, ya. Tetap utamakan pola makan seimbang.

Sumber:

Tim Riset Daya Sehat Sejahtera

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Aditia nugraha

09 April 2018

Baru tau nich...

Balas

. 0

Maria Yolla

09 April 2018

Spy efektif perlu brp hari ya?

Balas

. 0

Arief Akbar

09 April 2018

kereen...ada metode diet lainya kah, misal OCD dll

Balas

. 0

Arief Akbar

09 April 2018

kereen...ada metode diet lainya kah, misal OCD dll

Balas

. 0

Arief Akbar

09 April 2018

kereen...ada metode diet lainya kah, misal OCD dll

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Alvin Hartanto

Ahli Gizi

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS