Dirilis

25 Januari 2025

Penulis

Peni Hidayah

Resesi disebut sebagai memburuknya kondisi perekonomian suatu negara. Seluruh aktivitas ekonomi terpengaruh dan menyebabkan laju ekonomi ikut melambat. Resesi ekonomi ini juga berpengaruh pada daya beli masyarakat jadi lemah karena mereka akan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang mereka dan lebih berfokus pada pemenuhan kebutuhan.

Dalam menanggapi permasalahan ini, pengelolaan investasi yang tepat bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah terjadinya resesi. Namun faktanya resesi ekonomi berdampak pada instrumen investasi.

Investasi saat resesi bisa menjadi keputusan yang bijak, tetapi juga memiliki risiko. Keamanan dan keberhasilannya sangat tergantung pada jenis investasi, strategi yang digunakan, dan kondisi pasar. 

 

Pertimbangan Investasi saat Resesi

Berikut adalah beberapa pertimbangan:

 

A.    Keuntungan Berinvestasi Saat Resesi


 

1.    Harga Aset Lebih Rendah

Selama resesi, harga saham, properti, atau aset lainnya sering kali mengalami penurunan signifikan, menciptakan peluang untuk membeli dengan harga diskon.

 

2.    Peluang Jangka Panjang

Resesi biasanya bersifat sementara. Jika Anda memiliki horizon investasi jangka panjang, Anda bisa mendapatkan keuntungan besar ketika ekonomi pulih.

 

3.    Diversifikasi Portofolio

Resesi bisa menjadi waktu yang baik untuk mengevaluasi dan mendiversifikasi portofolio, menambahkan aset-aset yang tahan terhadap krisis.

 

B.    Risiko Berinvestasi Saat Resesi


 

1.    Volatilitas Tinggi

Harga aset bisa sangat fluktuatif selama resesi, meningkatkan risiko kerugian dalam jangka pendek.

 

2.    Perusahaan Bangkrut

Jika Anda berinvestasi di saham perusahaan yang tidak tahan terhadap tekanan ekonomi, risiko kebangkrutan meningkat.

 

3.    Likuiditas Terbatas

Jika Anda membutuhkan dana mendesak, menjual aset selama resesi mungkin tidak memberikan hasil maksimal.

 

C.    Jenis Investasi yang Aman Saat Resesi

Beberapa investasi yang dapat Anda ambil saat resesi:

 

1.    Logam Emas

Emas digunakan sebagai aset lindung nilai selama ketidakpastian ekonomi. Nilai emas dengan kondisi resesi memiliki hubungan yang terbalik. Ketika ekonomi melemah, harga emas biasanya naik dibandingkan dengan aset-aset lainnya yang berisiko, seperti saham, reksadana, obligasi, dan surat berharga. 

Dimasa resesi investasi emas menjadi pilihan yang baik karena jenis investasi ini tidak terpengaruh oleh inflasi dan nilainya tetap konstan. Selain itu, emas juga dianggap sebagai aset safe haven, yang artinya investor cenderung membeli emas saat pasar saham atau mata uang mengalami kondisi yang tidak stabil.

 

2.    Obligasi 

Saat ini obligasi salah satu instrumen investasi yang cukup diminati oleh investor. Obligasi negara dianggap sebagai investasi yang aman selama resesi dibandingkan dengan instrumen keuangan lainnya, terutama dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN). 

Berinvestasi obligasi pemerintah dianggap aman karena dijamin oleh undang-undang yang menjamin pengembalian dana 100% kepada para investornya. Alasan lainnya adalah karena pemerintah mempunyai  kemampuan untuk membayar utangnya melalui pajak atau pinjaman.

Selain itu obligasi korporasi juga dianggap cukup aman untuk dibeli karena perusahaan mampu membayar kembali utangnya dengan bunga yang lebih tinggi. Sebelum memilih investasi jenis obligasi korporasi, Anda harus mengetahui peringkat layak investasi (investment grade) yang mencerminkan risiko yang terkandung di dalam obligasi tersebut.

Obligasi juga dianggap sebagai aset yang menguntungkan dalam jangka panjang, karena investor dapat mendapatkan bunga yang stabil dari obligasi, serta dapat menjual kembali obligasinya ketika harga obligasi naik.

Baca Juga: Investasi Obligasi untuk Pendapatan Pasif Saat Pensiun: Pilihan Cerdas untuk Keuangan yang Lebih Stabil

 

3.    Reksa dana

Reksa dana termasuk jenis investasi yang aman untuk dimanfaatkan guna menghadapi ancaman resesi karena:

  • Pengelolaan portofolionya dilakukan oleh manajer investasi yang berpengalaman dan benar-benar mengikuti aturan yang ketat.
  • Reksa dana juga diversifikasi dengan menempatkan dana pada beberapa jenis instrumen investasi seperti saham, obligasi, serta deposito. Melalui diversifikasi ini membuat risiko yang muncul terkonsentrasi pada satu jenis instrumen menjadi lebih kecil, sehingga risiko dari seluruh portofolio menjadi lebih rendah.
  • Memberikan likuiditas tinggi sehingga investor dapat menjual unit reksa dana kapan saja..


 

Strategi Berinvestasi Saat Resesi

Sudah mulai berani untuk berinvestasi saat resesi? Berikut strategi untuk Anda agar semakin yakin berinvestasi.

 

  1. Siapkan uang tunai selama resesi. Penasihat Kekayaan di Citi Global Wealth, Michelle Griffith mengatakan di saat perusahaan mengurangi dan kehilangan pekerjaan meningkat, maka lebih baik menyiapkan dan menambah cadangan uang tunai karena saat ekonomi turun “cash is king”. 
  2. Pahami risiko investasi. Hindari membeli investasi lebih dari yang Anda mampu untuk kehilangan.
  3. Pilih jenis atau instrument investasi yang aman dengan risiko rendah.
  4. Diversifikasi Portofolio. Jangan menaruh semua uang di satu jenis asset tapi lakukan diversifikasi di beberapa portofolio.
  5. Horizon Jangka Panjang. Fokus pada jenis investasi dalam waktu jangka panjang untuk mengurangi dampak volatilitas.
  6. Miliki saham defensive. Ketika ekonomi sedang tumbuh saham bebas konsumen cenderung melihat kenaikan yang kuat, seperti saham utilitas dan stok kebutuhan pokok konsumen cenderung terisolasi dari pasang surut tersebut. Selama resesi, saham defensif dapat membantu Anda dalam melindungi portofolio. 
  7. Beli aset berkualitas. Ketahui kualitas di seluruh kelas aset untuk melindungi portofolio yang akan dibeli selama terjadi penurunan. 
  8. Hindari pertumbuhan saham selama resesi. Menuju potensi resesi bukanlah waktu yang tepat untuk memiliki saham pertumbuhan. Kepala Investasi Kantor Keluarga Global di BNY Mellon Wealth Management Rajesh Nakadi menuturkan untuk mempertimbangkan lebih banyak investasi yang menghasilkan pendapatan dan saham yang membayar dividen.
  9. Konsultasi dengan Ahli. Jika Anda ragu, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan.


Resesi adalah waktu yang menantang, tetapi juga penuh peluang jika Anda bisa mengambil langkah dengan hati-hati dan terinformasi secara lengkap. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk berinvestasi di saat reesi, pastikan Anda melakukan riset dan memahami risiko yang terkait dengan setiap jenis investasi yang dapat Anda pertimbangkan. 

Jika masih mempunyai pertanyaan yang lainnya, segera konsultasikan dengan yang ahlinya di fitur Tanya Ahli. Yuk! Daftarkan diri Anda sekarang juga untuk mendapatkan infomasi dan tips-tips yang bermanfaat secara gratis di www.daya.id.

Sumber:

Artikel : Berbagai sumber

Foto : www.shutterstock.com & www.freepik.com

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Dian Savitri

Perencana Keuangan Pribadi

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS