24 Juni 2024
Dirilis
Penulis
Dian Savitri
Sudah sejak lama emas ditemukan sebagai benda yang bernilai tinggi. Awalnya emas diolah dan dilebur menjadi perhiasan, kemudian menjadi koin emas sebagai mata uang atau alat pembayaran (menggantikan sistem barter). Seiring perkembangan waktu, berbagai negara menetapkan nilai mata uangnya dalam jumlah emas tertentu. Namun pada tahun 1970 terjadi krisis minyak dan kebijakan moneter Amerika Serikat yang mendorong inflasi.
Situasi tersebut menjadi semakin buruk dengan kebijakan AS oleh Presiden Richard Nixon yang menetapkan standar emas terhadap dolar. Namun kebijakan tersebut menimbulkan polemik tersendiri. AS mengalami kerugian karena setiap konversi dolar menjadi emas menghilangkan sejumlah emas per dolarnya, sehingga berimbas pada menurunnya cadangan emas AS. Hingga akhirnya emas diperdagangkan secara bebas di dunia dan menjadi awal mulanya kepopuleran emas sebagai aset investasi yang membuat masyarakat dunia melirik peluang keuntungan kepemilikan emas pribadi.
Investasi emas dipandang sebagai aset yang aman untuk berinvestasi (resiko rendah), sehingga investasi emas cocok untuk investor pemula atau yang memiliki profil risiko moderat konservatif. Secara rata-rata tingkat imbal hasil investasi emas adalah sekitar 6-8% per tahun. Namun yang perlu diingat saat kita membeli emas, di sana terdapat perbedaan antara harga beli dan harga jual kembali. Sehingga investasi emas lebih cocok untuk peruntukan jangka menengah dan panjang.
Grafik harga emas 2013 - 2023 sumber: databoks
Kelebihan Investasi Emas
Agar mendapatkan keuntungan maksimal ketika memilih emas sebagai aset investasi, kita perlu memahami kelebihan dan kekurangan dalam berinvestasi emas. Berikut beberapa kelebihan investasi emas:
1. Melindungi nilai uang terhadap inflasi
Harga emas hampir tidak pernah mengalami penurunan nilai selama inflasi karena tidak terpengaruh dengan kondisi geopolitik apapun. Berbeda dengan instrumen lainnya, jika kondisi geopolitik sebuah negara sedang tidak baik maka nilai investasi tersebut biasanya mengalami penurunan. Ketika terjadi inflasi, maka nilai mata uang menurun dan harga kebutuhan hidup meningkat, namun harga emas biasanya mengalami kenaikan. Sehingga emas dapat melindungi daya beli investor.
2. Nilai emas cenderung meningkat
Emas memiliki sifat fisik sebagai logam yang tidak korosif, sehingga memiliki nilai yang dapat diandalkan. Terbatasnya jumlah emas di dunia menyebabkan harga emas akan terus meningkat meskipun dalam kondisi ekonomi menurun. Harga emas memang bergerak fluktuatif dalam jangka pendek. Namun cenderung bergerak naik dalam jangka panjang bahkan diatas rata-rata inflasi. Karena itu investasi emas sangat cocok untuk jangka panjang.
3. Memiliki likuiditas tinggi
Ketika mengalami kondisi darurat, aset investasi emas dapat dikonversikan dalam bentuk uang. Besarnya pasar emas membuat akses jual beli emas lebih mudah bahkan ketika kondisi pasar mengalami kesulitan.
Secara umum, investasi emas membutuhkan proses jangka panjang untuk menghasilkan keuntungan signifikan. Namun tidak menutup kemungkinan ketika membutuhkan dana darurat, maka investasi emas dapat dilakukan dalam jangka pendek
4. Tidak butuh modal besar
Jika ingin memiliki emas sebagai instrumen investasi bisa dimulai dari jumlah kecil. Pembelian emas antam dapat dilakukan dengan satuan terkecil mulai 0,5 gram yang saat ini kisaran harganya Rp 650.000.
Bahkan saat investasi emas dapat dilakukan melalui sistem tabungan emas digital dengan modal mulai Rp 50.000. Pembeliannya pun dapat dilakukan secara online melalui e-commerce.
5. Membantu diversifikasi portofolio
Nilai emas yang berkorelasi negatif dengan instrumen investasi lain yang beresiko tinggi seperti saham, sangat tepat digunakan sebagai diversifikasi aset. Ketika nilai pasar saham mengalami penurunan, nilai emas justru mengalami kenaikan harga sehingga portofolio investasi masih bisa bertumbuh.
Kekurangan Investasi Emas
Selain memahami banyaknya keuntungan investasi emas, perlu juga mempertimbangkan kekurangan investasi emas sebelum mengambil keputusan. Berikut beberapa kekurangan ketika melakukan investasi emas:
1. Kurang cocok untuk investasi jangka pendek
Investasi emas kurang tepat digunakan untuk tujuan keuangan jangka pendek. Investasi emas akan terasa memberikan hasil signifikan bila telah dimiliki sepanjang kurang lebih 5-10 tahun. Bila hasil investasi emas direalisasikan dalam waktu kurang dari 5 tahun, selisih harga emas sangatlah kecil.
2. Tidak dapat menjadi passive income
Passive income dapat diperoleh melalui investasi yang memberikan imbal hasil, misalnya hasil sewa properti atau deviden saham. Namun karena emas kurang efektif untuk investasi jangka pendek, maka emas tidak dapat dijadikan pendapatan pasif yang menjanjikan.
3. Biaya transaksi dibebankan pada investor
Selain harga jual beli yang perlu diperhitungkan, terdapat beberapa biaya yang menjadi tanggungan investor. Antara lain biaya penyimpanan, biaya potongan harga jual dan juga biaya cetak emas (jika ingin emas digital diwujudkan dalam bentuk fisik). Biaya buyback emas yang lebih rendah dibanding harga belinya turut menjadi angka yang dapat mengurangi laba investasi.
4. Butuh media penyimpanan
Menyimpan emas di rumah sangat rentan terhadap risiko kehilangan. Sehingga, apabila kita membeli emas sangat direkomendasikan untuk menyimpannya di Safe Deposit Box yang bisa disewa di beberapa cabang bank terdekat. Namun, menyewa Safe Deposit Box memerlukan biaya tambahan per tahunnya. Harga sewa Safe Deposit Box bisa tergantung dari besar kecilnya box yang disewa.
Untuk menghindari penipuan atau mendapatkan emas palsu, belilah emas pada lembaga yang terpercaya. Semoga aset emas yang kita miliki bisa mewujudkan tujuan keuangan yang telah kita rencanakan. Di era digital ini, emas masih menjadi instrumen investasi primadona terlebih saat kondisi ekonomi sedang tidak menentu. Walaupun saat ini banyak perusahaan rintisan yang memberikan layanan berupa pembelian emas secara digital, seperti lakuemas, pluang, treasury.id, indogold, dan lain-lain.
Hal yang perlu diperhatikan keamanan, track record, berizin resmi dan terdaftar di Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) di bawah Kementerian Perindustrian dan Perdagangan.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut terkait masalah atau informasi keuangan lainnya, segera log in ke daya.id dan gunakan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
Berikan Komentar
Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Anton Saeryana
17 July 2024
Artikel yang sangat bermanfaat
Balas
.0