20 Desember 2024
Dirilis
Penulis
Andi Dala Nadhifa Asmarani
Saat ini perekonomian Indonesia sedang mengalami penurunan, sehingga daya beli masyarakat pun ikut lesu. Di tengah kondisi ini, asumsinya masyarakat akan terdorong untuk berhemat dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Namun anehnya, tren pembelian produk-produk viral malah semakin marak. Anda sendiri mungkin juga sering melihat berita yang berseliweran di media sosial mengenai antrean panjang untuk sebuah produk dan tiket konser yang cepat habis. Apa yang sebenarnya terjadi?
Fenomena yang sedang terjadi saat ini bisa dikatakan adalah salah satu contoh nyata dari Lipstick Effect. Fenomena ini merujuk kepada sebuah kondisi di mana konsumen tetap membeli barang mewah atau produk bernilai tinggi, meskipun ekonomi sedang sulit. Artikel kali akan membahas lebih jauh mengenai fenomena Lipstick Effect dan kaitannya dengan keuangan pribadi Anda. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Lipstick Effect?
Lipstick Effect mengacu pada kecenderungan masyarakat untuk membeli produk-produk kecil yang bisa meningkatkan perasaan positif di tengah krisis ekonomi. Fenomena ini berawal dari masa Great Depression di Amerika Serikat, di mana penjualan lipstik justru naik signifikan. Meski saat itu daya beli menurun, lipstik menjadi "kemewahan kecil" yang tetap terjangkau dan memberikan rasa optimisme di benak masyarakat.
Di Indonesia, Lipstick Effect mungkin terlihat dalam pembelian produk yang viral di media sosial, di mana pembeli mengutamakan kesenangan singkat tanpa harus mengeluarkan biaya yang sangat besar. Produk-produk ini kerap dijadikan simbol “pelarian” dari tekanan ekonomi atau sebagai cara mempertahankan gaya hidup sosial, sekalipun dalam situasi yang terbatas.
Baca Juga: Deflasi Indonesia, Apa Dampaknya Pada Keuangan Pribadi Kita?
Mengapa Produk Viral Tetap Menarik di Tengah Krisis?
Produk viral menarik perhatian biasanya bukan karena kegunaannya, tetapi nilai sosial dan status yang melekat padanya. Media sosial mempercepat penyebaran tren ini, membuat orang-orang ingin menjadi bagian dari tren yang sedang hype. Akhirnya, banyak orang untuk rela mengeluarkan uang meski kondisi finansial sedang sulit.
Sebagai contoh, mungkin Anda akan berpikir dua kali sebelum membeli kendaraan mewah, rumah, atau pakaian branded di tengah resesi. Namun, saat produk yang dianggap “kecil” namun stylish hadir, seperti boneka atau tempat minuman estetik yang ramai diperbincangkan, keinginan untuk memilikinya bisa jadi lebih sulit ditahan. Keputusan ini sering kali didorong oleh faktor sosial yang memunculkan perasaan ingin eksis dan tetap relevan di mata orang sekitar.
Dampak Lipstick Effect Terhadap Pengelolaan Keuangan Pribadi
Membeli produk viral mungkin bisa memberikan Anda kebahagiaan sementara dan mengurangi stres di tengah masa-masa sulit. Namun, tanpa pengelolaan yang tepat, kestabilan keuangan pribadi bisa terganggu. Meski pengeluaran untuk barang viral terlihat sepele, jika dilakukan terus menerus akan menimbulkan dampak yang signifikan. Sebaiknya kita mengevaluasi kebiasaan belanja masing-masing dan memastikan bahwa keputusan untuk membeli produk viral tidak merugikan rencana finansial jangka panjang.
Berikut adalah beberapa tips agar Anda tidak terjebak dalam Lipstick Effect:
1. Tetapkan Anggaran Khusus untuk Hiburan
Buatlah anggaran khusus untuk membeli barang yang sifatnya "pelarian". Ini bisa berupa produk viral yang menarik minat atau barang untuk koleksi. Dengan adanya anggaran ini, Anda dapat mengontrol pengeluaran dan menghindari perasaan bersalah setelah membeli.
2. Pikirkan Manfaat Jangka Panjang
Saat melihat produk viral, tanyakan pada diri sendiri apakah barang tersebut memiliki manfaat jangka panjang atau hanya kesenangan sesaat. Jika jawabannya adalah yang kedua, pertimbangkan untuk mengalokasikan uang ke kebutuhan yang lebih esensial atau investasi kecil yang bisa memberikan manfaat di masa depan.
3. Batasi Penggunaan Media Sosial
Utamakan kebutuhan pokok terlebih dahulu dan hindari membeli barang viral hanya karena pengaruh media sosial. Untuk mengurangi munculnya godaan untuk mengikuti tren, sebaiknya Anda membatasi penggunaan media sosial. Penggunaan media sosial sebenarnya tidak akan masalah jika konten yang dikonsumsi bersifat membangun kemampuan dan meningkatkan pengetahuan. Anda hanya perlu menghindari konten-konten yang bisa mendorong pembelian impulsif.
4. Bijak Saat Melakukan Self-Reward
Sesekali, tidak ada salahnya menghadiahkan diri sendiri sebagai bentuk apresiasi dan pelepas stres. Namun, jika ingin memberi hadiah pada diri sendiri, tentukan kapan dan porsi yang wajar untuk dibelanjakan. Self-reward yang sehat seharusnya tidak berdampak negatif terhadap keuangan Anda.
Baca Juga: Cara Tetap Banyak Uang Meski Ekonomi Sulit
Lipstick Effect menunjukkan bahwa produk viral atau kemewahan kecil bisa tetap menjadi sumber kepuasan banyak orang bahkan di tengah krisis. Namun, penting untuk diingat bahwa pembelian impulsif dan terlalu sering bisa berdampak buruk bagi kondisi keuangan jangka panjang. Dengan pengelolaan keuangan yang tepat, kita masih bisa mengikuti tren dan merasakan kesenangan tersebut tanpa mengorbankan kestabilan ekonomi pribadi. Maka dari itu, mari kita lebih bijak dalam memilih produk yang benar-benar bernilai bagi kita agar terhindar dari permasalahan keuangan jangka panjang!
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan yang tepat di tengah resesi, Anda dapat berkonsultasi langsung dengan ahli keuangan melalui website ini. Segera log in ke daya.id dan manfaatkan fitur Tanya Ahli untuk mendapat jawaban langsung dari ahlinya. Pastikan Anda sudah mendaftar di daya.id untuk mendapatkan informasi dan tips bermanfaat lainnya secara gratis.
Sumber:
Berbagai sumber
Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Berikan Komentar